5 Penyebab Orang Dewasa Mengidap Sindrom Peter Pan

Salah satu tandanya: tak mau mengurus pekerjaan rumah tangga

Apa yang pertama kali muncul di pikiranmu ketika mendengar nama Peter Pan? Banyak orang akan langsung memikirkan tentang seorang laki-laki yang tidak mau tumbuh dewasa.

Istilah sindrom Peter Pan (Peter Pan syndrome) pertama kali muncul pada tahun 1983 dalam buku Men Who Have Never Grown Up yang ditulis oleh Dr. Dan Killey. Nah, sama dengan karakter fiksinya, sindrom Peter Pan juga ditujukan kepada orang dewasa yang menolak untuk tumbuh dewasa.

Gejala sindrom Peter Pan yang harus diperhatikan

5 Penyebab Orang Dewasa Mengidap Sindrom Peter Panfreepik.com/freepik

Melansir GoodTherapy, beberapa karakteristik sindrom Peter Pan meliputi:

  • Pengangguran kronis atau setengah menganggur. Orang yang memiliki kemampuan lain mungkin menolak untuk mencari pekerjaan. Mereka mungkin terus-menerus dikeluarkan dari pekerjaan karena ketidakhadiran atau perilaku buruk.
  • Kurang berpatisipasi di rumah. Orang dengan sindrom ini mungkin menikah dan punya anak, tetapi ia menghabiskan sebagian besar hari dengan main video game sementara pasangannya bekerja, membersihkan, dan merawat anak-anak.
  • Mengandalkan orang lain untuk mengurus tanggung jawab keuangan. Seseorang dengan sindrom Peter Pan mungkin bergantung pada orang lain untuk mengurus masalah finansial (tanpa menyumbangkan sesuatu yang berharga seperti pengasuhan anak).
  • Ketidakmampuan untuk mandiri. Seseorang dengan sindrom Peter Pan mungkin tinggal dengan orang tuanya meskipun ada kesempatan untuk mendapatkan uang, pekerjaan, atau pindah.

Sindrom Peter Pan bukanlah sebuah diagnosis klinis. Para ahli belum menentukan gejala resmi apa pun. Namun, melansir Healthline, berikut ini beberapa konsensus tentang bagaimana sindrom ini berdampak pada hubungan, lingkungan kerja, dan sikap pribadi terhadap tanggung jawab dan akuntabilitas.

Tanda-tanda sindrom Peter Pan dalam sebuah hubungan antara lain:

  • Seseorang sulit melakukan segala sesuatunya sendirian
  • Membiarkan peralatan makan kotor menumpuk di dapur
  • Menghindari mencuci baju sampai mereka tak punya lagi pakaian bersih
  • Pasangan mereka lebih banyak bertanggung jawab terhadap urusan rumah
  • Tidak berinisiatif merencanakan aktivitas dan mengambil keputusan besar
  • Mengabaikan pekerjaan rumah tangga dan/atau merawat anak
  • Pola pikir "hidup untuk hari ini" dan menunjukkan sedikit minat dalam membuat rencana jangka panjang
  • Menunjukkan tanda ketidakmampuan secara emosional, misalnya tidak ingin memberi label atau mendefinisikan hubungan
  • Menghabiskan uang dengan tidak bijaksana dan mengalami masalah lain dengan keuangan pribadi
  • Secara konsisten menghindari menangani masalah hubungan dengan cara yang produktif

Tanda-tanda sindrom Peter Pan yang berhubungan dengan pekerjaan termasuk:

  • Memiliki pola kehilangan pekerjaan karena kurangnya tenaga, kelambanan, atau sering bolos kerja
  • Malas untuk mencari pekerjaan atau usaha yang dilakukan tidak maksimal
  • Sering meninggalkan pekerjaan saat merasa bosan, tertantang, atau stres
  • Hanya mengambil pekerjaan paruh waktu dan tidak tertarik mengejar peluang naik pangkat
  • Berpindah dari satu bidang ke bidang lain tanpa menghabiskan waktu untuk mengembangkan keterampilan di bidang tertentu
  • Dalam beberapa kasus, masalah ini juga dapat muncul dalam bentuk tujuan yang tidak realistis, seperti impian menjadi atlet profesional atau mendapatkan kontrak rekaman.

Tanda-tanda sindrom Peter Pan pada sikap, suasana hati, dan perilaku:

  • Tidak bisa diandalkan dan sering tidak berpartisipasi dalam aktivitas sosial
  • Ledakan emosi saat menghadapi situasi stres
  • Kecenderungan untuk mencari-cari alasan dan menyalahkan orang lain ketika ada yang salah
  • Sedikit atau tidak ada minat dalam pertumbuhan pribadi
  • Berharap untuk selalu diurus, dirawat, atau diperhatikan
  • Takut akan evaluasi negatif
  • Pola penggunaan zat, sering kali dengan tujuan untuk melepaskan diri dari perasaan atau tanggung jawab yang sulit

Saat ini, sindrom Peter Pan semakin sering kita dengar di kalangan orang dewasa. Apa penyebab orang dewasa mengalami sindrom ini? Yuk, simak ulasannya!

1. Orang tua yang terlalu protektif

5 Penyebab Orang Dewasa Mengidap Sindrom Peter Panfreepik.com/senivpetro

Pola asuh orang tua sangat berperan aktif dalam tumbuh kembang seorang anak. Melansir Healthline, orang tua yang terlalu protektif akan membuat seseorang merasa bahwa dunia orang dewasa adalah sesuatu yang menakutkan dan menyulitkan. Bahkan, pola asuh seperti ini dapat membentuk anak menjadi pribadi yang tidak mandiri.

Padahal, tak selamanya dunia orang dewasa adalah hal yang menakutkan. Jika digali lebih dalam, ada banyak hal menyenangkan yang bisa dilakukan oleh orang dewasa.

2. Orang tua yang terlalu permisif

5 Penyebab Orang Dewasa Mengidap Sindrom Peter Panfreepik.com/yanalya

Orang tua yang terlalu permisif adalah orang tua yang tidak pernah menerapkan peraturan apa pun. Pola asuh seperti ini akan membuat anak tumbuh dengan keyakinan bahwa ia bisa melakukan apa saja yang ia inginkan.

Maka dari itu, tak heran bila orang dewasa dengan sindrom Peter Pan akan sulit mengontrol rasa marah dan kurang memiliki motivasi dalam meraih cita-cita dalam hidupnya.

Selain itu, mimpi dari orang dewasa dengan sindrom ini akan selalu berubah-ubah. Ini karena ketika ia merasa mimpinya sulit untuk digapai, ia akan segera mengganti mimpi tersebut tanpa mau berjuang lebih keras.

Baca Juga: Suka Menggambar? Ini 7 Manfaat Luar Biasa untuk Anak dan Orang Dewasa

3. Peran gender

5 Penyebab Orang Dewasa Mengidap Sindrom Peter PanPexels.com/Alex Green

Melansir GoodTheraphy, peran gender juga dapat membuat seseorang mengalami sindrom Peter Pan. Ini karena perempuan sering kali dianggap sebagai orang yang bertugas dalam sebagian besar pekerjaan dalam rumah tangga. Karena anggapan tersebut, beberapa laki-laki merasa tak perlu mempelajari atau berkontribusi dalam pekerjaan rumah tangga dan bergantung pada pasangan mereka.

Padahal, mengetahui pekerjaan rumah tangga juga bagian dari proses pendewasaan. Ingat, pekerjaan rumah tangga bukan hanya tanggung jawab perempuan. Sebagai laki-laki dewasa dan hidup di zaman modern, sudah saat waktunya kamu mengubah pemikiran seperti ini.

4. Faktor ekonomi

5 Penyebab Orang Dewasa Mengidap Sindrom Peter Panfreepik.com/drobotdean

Ternyata faktor ekonomi juga dapat menyebabkan seseorang terkena sindrom Peter Pan, terutama pada generasi muda. Apalagi, saat ini lowongan pekerjaan semakin sempit dan membuat banyak generasi muda merasa tertekan.

Melansir Healthline, karena tekanan finansial yang semakin tinggi, beberapa orang mencoba mengatasinya dengan cara menghindari tanggung jawab tersebut.

5. Hanya melihat hal yang negatif dari kehidupan orang dewasa

5 Penyebab Orang Dewasa Mengidap Sindrom Peter Panpexels.com/Andre Neel

Seiring bertambah dewasa, kita akan semakin banyak melihat sisi positif dan negatif dari lingkungan atau orang-orang terdekat. Tak heran, bila banyak orang yang merasa stres dan tertekan dengan hal ini.

Melansir Harley Theraphy, rasa kecewa dan takut inilah yang memicu orang dewasa bisa terkena sindom Peter Pan. Namun, sayangnya rasa kecewa yang terlalu dalam membuat beberapa orang terluka dan berpikir bahwa menjadi dewasa adalah hal yang buruk.

Harus diakui bahwa semakin kita dewasa akan semakin banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, menghindari diri dari tanggung jawab yang seharusnya dijalani dan memendam rasa kecewa di masa lalu hanya akan semakin menyakiti dirimu sendiri.

Bila kamu, pasangan, atau orang yang kamu kenal mengalami tanda-tanda sindrom Peter Pan yang disebutkan di atas tadi, semangat ya! Percayalah, menjadi dewasa tidak berarti selalu buruk. Cobalah untuk berbicara tentang ambisi, ekspektasi, dan tujuan hidup. Bila perlu, konsultasilah dengan profesional seperti psikolog. Semoga membantu!

Baca Juga: Lakukan 7 Hal Ini untuk Meredakan Stres, Bagi Kamu yang Sudah Dewasa

Ruth Cikita Photo Verified Writer Ruth Cikita

[kosong]

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya