Makan dalam Keadaan Tidur? 5 Fakta Sleep-Related Eating Disorder

Makan dan minum yang tidak disengaja dalam episode tidur

Tahukah kamu kalau ada orang yang makan dalam keadaan tertidur? Atau apakah kamu pernah mengalaminya? Kondisi ini memang nyata dan ternyata ini masuk ke dalam jenis gangguan, yaitu sleep-related eating disorder (SRED) atau gangguan makan yang berhubungan dengan tidur.

Dilansir Mayo Clinic, SRED merupakan suatu bentuk parasomnia (aktivitas atau perilaku abnormal yang terjadi saat jatuh tertidur, sedang tidur, atau bangun) yang melibatkan episode sering dari perilaku makan dan minum yang tidak terkendali saat dalam keadaan tidur.

Lantas, apakah gangguan ini berbahaya? Kemungkinan iya. Ini karena SRED bisa melulkai diri sendiri saat menyiapkan makanan atau makan makanan yang tidak bisa dimakan atau beracun.

Selain itu, SRED juga dapat berdampak pada kesehatan, di antaranya karena penambahan berat badan dan obesitas dari makan makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak yang tinggi. 

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait sleep-related eating disorder, mari ketahui lima faktanya berikut ini berdasarkan studi ilmiah. 

1. SRED pertama kali dideskripsikan oleh Schenck dkk., pada tahun 1991

Makan dalam Keadaan Tidur? 5 Fakta Sleep-Related Eating Disorderilustrasi makan dalam keadaan tidur atau sleep-related eating disorder (unsplash.com/@porebrik_jpg)

Berdasakan artikel ilmiah yang ditulis oleh Ho dkk., tahun 2020 yang diterbitkan di jurnal Sleep Medicine: X, dikatakan bahwa SRED pertama kali dideskripsikan oleh Schenck dkk., pada tahun 1991 dalam jurnal Sleep. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan Schenk dkk., untuk pertama kalinya saat di klinik gangguan tidur.

Berikut kriteria untuk mendiagnosis SRED berdasarkan International Classification of Sleep Disorders-Third Edition (ICSD-3) tahun 2014:

  • Episode berulang dari gangguan makan yang terjadi setelah gairah selama periode tidur utama
  • Kehadiran setidaknya satu dari berikut ini terkait dengan episode makan berulang yang tidak disengaja: konsumsi bentuk-bentuk aneh atau kombinasi makanan atau zat yang tidak dapat dimakan atau beracun; terkait dengan perilaku tidur yang merugikan atau berpotensi mencederai yang dilakukan saat memburu makanan atau saat memasak; atau konsekuensi kesehatan yang merugikan dari makan malam berulang
  • Ada hilangnya kesadaran sebagian atau seluruhnya selama episode makan, dengan gangguan ingatan berikutnya
  • Gangguan tersebut tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan tidur lain, gangguan mental, gangguan medis, obat-obatan, atau penggunaan zat

2. SRED cenderung muncul pertama kali pada masa dewasa awal

Makan dalam Keadaan Tidur? 5 Fakta Sleep-Related Eating Disorderilustrasi orang yang makan dalam keadaan tidur atau sleep-related eating disorder (unsplash.com/Szabo Viktor)

Dalam artikelnya yang diterbitkan di jurnal General Hospital Psychiatry tahun 2020, Copra dkk., menuliskan bahwa SRED cenderung muncul pertama kali pada masa dewasa awal dan sering terjadi pada orang dengan episode sleepwalking (SW) sebelumnya atau saat ini.

Berdasarkan hasil kasus mereka dan tinjauan literatur, mayoritas episode SW/SRED terjadi pada pasien berusia 51-60 tahun sebesar 32,1 persen, 41-50 dan 18-30 tahun masing-masing sebesar 21,4 persen.

Hal ini selaras dengan hasil studi Komada dkk., yang telah diterbitkan di jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment tahun 2016. Hasil studinya menunjukkan bahwa SRED primer didominasi perempuan, dan usia timbulnya gangguan terkonsentrasi pada awal masa dewasa, dari pertengahan 20-an hingga pertengahan 30-an.

Baca Juga: Gak Gerah, 8 Manfaat Kesehatan Tidur tanpa Celana Dalam untuk Pria

3. Pasien SRED tidak ingat peristiwa yang dialaminya selama episode berlangsung

Makan dalam Keadaan Tidur? 5 Fakta Sleep-Related Eating Disorderilustrasi makan saat tidur atau sleep-related eating disorder (sleepdisordersresource.com)

Suvincer dan Sayar melakukan studi terkait SRED dan diterbitkan di jurnal Obesity Research & Clinical Practice tahun 2016. Studi kasus yang mereka teliti adalah seorang perempuan berusia 36 tahun dan telah menikah. Perempuan tersebut menceritakan bahwa pada pagi hari ia terbangun dengan rasa makanan di mulutnya dan menemukan remah-remah makanan di bantalnya. Ia tidak ingat dirinya bangun dan makan.

Perempuan tersebut memiliki riwayat episode makan serupa yang terjadi setidaknya satu malam setiap minggu sejak berusia 20 tahun. Hal ini terjadi selama tidur, secara tidak sadar, dan di luar kendali. Ketika ia terbangun, ia tidak dapat mengingat peristiwa itu, ia mengalami amnesia total.

Kasus tersebut sejalan dengan studi kasus pasien yang dievalusi oleh Satin dkk., bahwa 33 dari 34 pasien SRED mengalami amnesia selama episode berlangsung, baik total maupun parsial. Hasil studinya telah diterbitkan di jurnal Sleep Medicine, tahun 2014.

4. Ada hubungan antara SRED dan masalah perilaku makan pada siang hari

Makan dalam Keadaan Tidur? 5 Fakta Sleep-Related Eating Disorderilustrasi perempuan yang sedang makan (unsplash.com/@pablomerchanm)

Brion dkk., dalam artikelnya yang telah diterbitkan di jurnal Sleep Medicine tahun 2012 menyatakan bahwa pasien SRED mempunyai perilaku makan siang abnormal. Pasien SRED makan lebih cepat (dengan satu hidangan), tanpa duduk di meja atau menikmati makanan, lebih sering melakukan diet, melaporkan fluktuasi berat badan yang lebih besar selama masa dewasa, dan melaporkan lebih banyak kekhawatiran keluarga di masa kanak-kanak terhadap makanan. Dua pertiga menyatakan bahwa mereka memiliki riwayat masalah makan sebelumnya (satu dengan anoreksia-bulimia dikonfirmasi oleh psikiater).

Secara keseluruhan, hasilnya menunjukkan bahwa pasien SRED memiliki spesialisasi perilaku sleepwalking ke arah SRE, karena mereka lebih rentan daripada kelompok lain terhadap masalah perilaku makan di siang hari, baik di masa kanak-kanak ataupun dewasa mereka.

Dalam arah yang sama, SRED pada narkolepsi (gangguan tidur kronis yang ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan serangan tidur yang tiba-tiba) lebih sering terjadi pada pasien yang memiliki skor bulimia (gangguan makan psikologis di mana memiliki episode binge eating, yaitu mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam sekali duduk) lebih tinggi pada siang hari. 

5. SRED sering dikaitkan dengan gangguan tidur dan komorbiditas psikiatri

Makan dalam Keadaan Tidur? 5 Fakta Sleep-Related Eating Disorderilustrasi seseorang mengalami gangguan tidur dan psikiatri (unsplash.com/Sam Moqadam)

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Santin dkk., yang dalam jurnal Sleep Medicine tahun 2014, ditemukan bahwa pasien SRED secara demografis dan klinis paling sering berkaitan dengan gangguan tidur seperti insomnia (mengalami kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur), sindrom kaki gelisah atau restless legs syndrome (gangguan sistem saraf yang menyebabkan menyebabkan sensasi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman di kaki dan dorongan yang tak tertahankan untuk menggerakkannya), serta komorbiditas psikiatri seperti depresi.

Hasil yang mereka dapatkan ini sejalan dengan pasien penelitian yang dilakukan oleh Ho dkk., dalam jurnal Sleep Medicine: X tahun 2020, begitu juga dengan pasien penelitian Brion dkk., dalam jurnal Sleep Medicine 13 tahun 2012.

Itulah lima fakta seputar sleep-related eating disorder berdasarkan hasil studi ilmiah yang telah diterbitkan di beberapa jurnal. Ternyata gangguan ini tidak bisa diremehkan, ya, bisa berbahaya baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Selalu waspada, ya. 

Baca Juga: Tidur Tanpa Mimpi? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Sarah Ferwinda Photo Verified Writer Sarah Ferwinda

Life is all about learning

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya