8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikan

Memengaruhi aspek kebugaran fisik dan kestabilan mental

Salah satu keuntungan dari tersedianya beragam layanan streaming video adalah kemudahan untuk menonton konten hiburan kapan saja dan di mana saja. Bahkan, kelewatan nonton film di bioskop pun tak perlu khawatir lagi karena dalam beberapa bulan film tersebut bisa dirilis di layanan streaming video.

Selain film, layanan streaming video juga menawarkan serial TV, reality show, dokumenter hingga video tutorial olahraga yang makin memanjakan kita.

Saat tenggelam menikmati hiburan di platform streaming video, tanpa disadari kita bisa berjam-jam rebahan menghadap TV atau perangkat elektronik lainnya. Inilah yang disebut fenomena binge-watching. Walaupun menyenangkan, sayangnya ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan jangka panjang apalagi jika dilakukan terlalu sering.

Para peneliti telah melaporkan beragam temuan kondisi kesehatan yang dikaitkan dengan kebiasaan binge-watching. Aspek kesehatan fisik dan mental yang berisiko terganggu oleh binge-watching yang tak terkendali akan kita telusuri bersama di bawah ini. 

Masifnya femonena binge-watching di tengah masyarakat

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi orang melakukan binge-watching (pexels.com/Arina Krasnikova)

Menjamurnya platform streaming online memberikan keleluasan bagi kita untuk mewajarkan binge-watching. Faktanya, temuan lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar orang dewasa awal di Amerika Serikat (AS) gemar binge-watching sebagai rutinitas normal mingguan.

Dalam survei tahun 2018 yang dirilis oleh Morning Consult, sebanyak 73 persen warga AS  berusia 18–29 tahun mengaku menonton TV secara berlebihan setidaknya seminggu sekali. Sementara itu, pada kategori usia yang lebih tua (30–44 tahun), persentase turun menjadi 69 persen dari 2.044 responden yang didata. 

Alasan utama mengapa orang memutuskan untuk binge-watching adalah karena ingin melihat lebih banyak cerita, menyukai pemainnya, dan menganggap itu sebagai aktivitas bersantai yang menyenangkan.

Bahkan, demi binge-watching, seseorang rela membuat pengorbanan personal seperti melanggar jam tidur normal (86 persen) dan sebagian lagi (52 persen) begadang semalaman.

Pengorbanan yang lebih ekstrem adalah pembatalan rencana pertemuan sosial dan pengambilan keputusan pilihan makanan yang kurang sehat.

Konsekuensi binge-watching bagi kesehatan

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi melakukan binge watching (pexels.com/Ron Lach)

Kenikmatan binge-watching memiliki konsekuensi terhadap kesehatan. Ini ditelusuri oleh para peneliti dari Arizona State University, AS, yang bertekad mencari tahu apa sebenarnya konsekuensi tersebut. Hasil studinya dipublikasikan dalam jurnal BMC Public Health pada tahun 2020. 

Survei yang melibatkan 926 orang dewasa ini menemukan rata-rata durasi menonton tingkat tinggi adalah 17,5 jam per hari. Para pengguna ini mengadopsi perilaku binge-watching pada semua perangkat, baik TV maupun gawai lainnya yang dipakai buat streaming.

Penonton dengan tingkat menontong tinggi (heavy watchers) diketahui memiliki pola makan yang paling tidak sehat, dan diikuti hasil kesehatan paling buruk jika dibandingan penonton tingkat sedang atau rendah. Perilaku menonton berlebihan juga berkaitan dengan stres yang dirasakan.

Para peneliti mencatat bahwa kebiasaan menonton dalam tingkat tinggi dapat menyebabkan pola diet yang tidak seimbang. Misalnya lebih memilih untuk sering mengonsumsi makanan cepat saji dan mengonsumsi makanan dalam jumlah besar saat maraton nonton.

Riset ini menyimpulkan bahwa hubungan antara pola makan yang buruk dan konsekuensi kesehatan yang negatif akan lebih jelas terlihat seiring bertambahnya waktu menonton.

Risiko negatif dari binge-watching yang diperkirakan memengaruhi beragam kondisi kesehatan akan dibahas dalam poin berikutnya.

1. Terbatasnya aktivitas fisik harian

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi duduk aktif (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menurut National Institutes for Health (NIH), gaya hidup dengan aktivitas fisik yang minim dapat menyebabkan hasil kesehatan yang buruk. Misalnya meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, osteoporosis, stroke, dan kenaikan berat badan berlebihan.

Perilaku binge-watching yang identik dengan berdiam diri alias tidak aktif juga dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon. Hal ini bisa menyebabkan munculnya gangguan suasana hati, kecemasan, bahkan depresi.

Makin lama kamu menghabiskan waktu dalam menonton, berarti makin sedikit gerak tubuh yang dilakukan. Gaya hidup seperti tidak hanya dapat meningkatkan risiko beragam benyak, tetapi juga mempertinggi risiko mengalami kematian dini. 

Walaupun terkesan serupa, tetapi terdapat implikasi berbeda antara duduk diam binge-watching dengan duduk di depan komputer untuk bekerja. Perbandingan antara duduk pasif dan duduk aktif ini diteliti dalam studi yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health pada tahun 2020.

Hasil riset itu menunjukkan kalau duduk pasif, seperti menonton acara TV,  berhubungan dengan peningkataan lemak dan indeks massa tubuh (IMT) lebih tinggi hingga 25 persen. Sementara itu, kenaikan kedua hal tersebut tidak terlalu signifikan pada orang yang melakukan duduk aktif.

Berdasarkan temuan mereka, para peneliti menekankan pentingnya mengalokasikan waktu untuk aktif begerak secara berkala untuk mengurangi risiko kondisi yang berkaitan dengan kebiasaan duduk yang tidak aktif.

2. Menerapkan pola makan yang tidak sehat

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi pola makan tidak sehat saat binge-watching (pexels.com/MART PRODUCTION)

Hal selanjutnya yang diasosiasikan dengan perilaku binge-watching adalah kebiasaan makan yang tidak sehat. Dilansir Verywell Health, peneliti dari University of Michigan, AS, membahas hubungan antara binge-watching dengan pilihan gaya hidup yang buruk.

Dalam Konferensi Tahunan Asosiasi Komunikasi Internasional tahun 2017, para pakar mengemukakan beberapa gagasan penting. Di antaranya bahwa, binge-watching bisa mendorong kita untuk mengonsumsi makanan tidak sehat, membangkitkan keinginan makan camilan rendah nutrisi, dan membiasakan gaya hidup minim aktivitas fisik atau gaya hidup sedenter.

Argumen di atas diperkuat oleh temuan terbaru dalam American Journal of Clinical Nutrition. Riset yang dipublikasi tahun 2020 itu mengaitkan antara menonton TV dengan gangguan makan. Para pakar menyepakati bahwa gangguan makan biasanya ditandai dengan makan secara berlebihan (overeating), memilih makanan yang tidak sehat seperti junk food, minuman manis, dan minuman beralkohol.

Lantas, ini memunculkan pertanyaan, bagaimana bisa menonton film atau serial TV bisa menginspirasi seseorang untuk makan berlebihan?

Nah, menurut ahli kesehatan, ini terjadi karena kurangnya kesadaran saat melahap makanan bila dibarengi dengan menonton konten hiburan. Praktik itu disebut sebagai mindless eating, yang membuat orang terdistraksi dari makanan di depan mereka dan mengalihkan fokusnya ke layar kaca. 

Makan dalam kondisi tidak mindful bisa membuat orang melewatkan sinyal yang dikirim otak untuk memberi tahu bahwa telah kenyang. Bila seseorang terus makan dengan cara ini siang dan malam, maka kenaikan berat badan akan sulit terelakkan. Kondisi kesehatan lebih serius yang mengintai dari kebiasaan tidak sehat ini adalah tekanan darah tinggi dan diabetes.

3. Mengalami gangguan tidur dan kelelahan

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi mengalami gangguan tidur karena binge watching (pexels.com/cottonbro)

Durasi tidur menjadi hal yang cenderung dikorbankan dalam kebiasaan binge-watching atau menonton acara kesayangan atau serial baru yang ditunggu-tunggu. Padahal, waktu istirahat pada malam hari sebaiknya tidak diganggu gugat.

Kita butuh tidur cukup karena ini berperan penting dalam menjaga kesehatan mental dan fisik, yang pada akhirnya menentukan kualitas hidup. Secara lebih rinci, tidur membantu otak kita bekerja dengan baik pada keesokan harinya, yang mana ini membantuk jalur baru untuk mendukung kita mempelajari dan mengingat informasi. Jadi, tidur malam yang nyenyak dipercaya bisa meningkatkan pembelajaran dan memecahkan masalah, seperti diterangkan dalam National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI).

Sebaliknya, kurang tidur hanya akan membawa kerugian. Mulai dari munculnya masalah kebugaran fisik, kehilangan produktivitas, ketidakstabilan mental, hingga risiko kematian dini yang lebih tinggi.

Efek negatif lainnya dilaporkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine tahun 2017, yang mengaitkan hubungan antara rendahnya kualitas tidur dengan peningkatan kelelahan dan insomnia. Para ilmuwan menemukan adanya keadaan keterlibatan saat binge-watching terjadi yang membuat otak tidak bisa merilekskan diri.

Jadi, kamu sangat dimungkinkan lebih sulit tidur kalau berkomitmen menyelesaikan beberapa episode serial tertentu sebagai misi "revenge bedtime procastination". Tentu ini tidak direkomendasikan bagi siapa pun.

Baru tidur dini hari karena alasan binge-watching berarti mengambil paksa hak tubuh untuk mendapatkan istirahat yang layak. Akibatnya, tubuh tidak bisa bekerja untuk memulihkan dirinya dan perbaikan yang diperlukan.

4. Penggumpalan darah

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi duduk berkepanjangan saat binge watching (pexels.com/Mikhail Nilov)

Jam-jam yang kamu habiskan untuk menonton trilogi film, misalnya, mungkin terasa mengasyikkan, tetapi pembuluh darah kamu bisa terkena dampak negatifnya. Ini karena aktivitas pasif semacam binge-watching bisa  memicu kondisi medis yang menyumbat aliran darah di tubuh.

Sesuai laporan studi dalam Journal of Thrombosis and Thrombolysis tahun 2018, duduk lama saat binge-watching dianggap mirip dengan perilaku tidak bergerak yang berkepanjangan seperti saat sakit atau dalam penerbangan panjang. 

Posisi berdiam diri semacam itu dapat meningkatkan risiko terkena deep vein thrombosis (DVT). DVT adalah penggumpalan darah di kaki yang bisa berakibat fatal jika sampai menyebar ke jantung atau paru-paru.

Temuan dalam riset tersebut menyimpulkan bahwa orang yang duduk dalam waktu lama sambil menonton TV memiliki risiko hingga 70 persen lebih tinggi untuk mengalami penggumpalan darah dibanding orang yang jarang menonton TV. Risiko tersebut tetap ada bahkan kalau seseorang tidak memiliki berat badan berlebih dan aktif secara fisik. 

Baca Juga: 5 Tips Seru Binge Watching di Rumah Bareng Sahabat

5. Membahayakan kesehatan jantung

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi aktivitas sedentary (pexels,com/cottonbro)

Duduk dalam waktu yang lama juga dapat memengaruhi kesehatan jantung kamu. Aktivitas tertentu seperti binge-watching dinilai bisa memberi efek yang lebih parah daripada kegiatan yang lain. 

Sebuah penelitian dalam Journal of American Heart Association tahun 2019 membandingkan dua aktivitas sedenter, yaitu duduk menonton TV dan duduk bekerja dengan komputer. Di antara keduanya, para peneliti mencari tahu apakah aktivitas itu sama-sama berbahaya, atau mana yang lebih berbahaya.

Temuannya, menonton secara berlebihan memiliki risiko lebih tinggi terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan terkait dengan semua penyebab kematian. Sementara itu, pada aktivitas duduk selama bekerja tidak berhubungan dengan kedua hal di atas.

Binge-watching selama 4 jam atau lebih secara teratur tiap hari dapat meningkatkan risiko mengembangkan penyakit jantung atau kematian dini hingga 50 persen. Tingkat tersebut lebih tinggi daripada yang hanya menghabiskan 2 jam atau kurang untuk menonton TV setiap hari.

Para peneliti menyimpulkan bahwa mengurangi jumlah waktu menonton TV lebih efektif menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian, daripada mengurangi durasi duduk sambil bekerja.

6. Memicu isolasi diri dari kehidupan sosial

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi isolasi sosial saat binge-watching (pexels.com/Andres Ayrton)

Aktivitas binge-watching umumnya dilakukan dalam kesendirian, dan karenanya pada peneliti percaya bahwa makin sering menonton berlebihan, makin seseorang akan mengisolasi diri. Ini dijelaskan dalam sebuah studi di Journal of Behavioral Addictions tahun 2017, yang menemukan hubungan antara isolasi sosial, binge-watching, dan hasil kesehatan mental yang buruk. 

Meski para ilmuwan tidak secara khusus menyelami tautan itu, tetapi mereka mengonfirmasi betapa mudahnya binge-watching membuat kecanduan dan mengambil alih kehidupan sosial seseorang. Akhirnya, para peneliti menekankan pentingnya mengelola perilaku yang dianggap bermasalah ini. 

Studi lain dari University of Texas Austin, AS, yang dilakukan tahun 2015 menemukan bahwa orang-orang yang kesepian dan depresi memiliki kecenderungan binge-watching. Intensitasnya akan meningkat seiring tingkat kesepian dan depresi yang dialami.

Nonton maraton juga dilaporkan menjadi cara untuk mengelola perasaan-perasaan negatif, dan cenderung ditemukan pada orang yang berjuang dengan pengaturan diri (self-regulation).

Di sini para ahli menyampaikan kekhawatiran mereka karena efek binge-watching untuk menghadapi perasaan kesepian dan depresi justru bisa menyebabkan kelelahan fisik, obesitas, dan masalah kesehatan lain.

Kesenangan yang diperoleh dari binge-watching dianggap dapat memengaruhi tanggung jawab pekerjaan dan hubungan pribadi, karena itu menyebabkan orang mengabaikan hal-hal penting tersebut.

Dengan keuntungan yang semu itu, seseorang dapat memilih untuk menarik diri dari pergaulan demi menghabiskan waktu untuk menonton suatu tayangan seorang diri.

7. Mendorong pembentukan perilaku kecanduan

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilsutrasi kecanduan nonton film (pexels.com/Eren Li)

Memiliki perilaku kecanduan berarti kamu bergantung dan mendambakan aktivitas tertentu yang memberikan kesenangan.

Kecanduan umumnya berlaku untuk hal-hal yang dinilai negatif saat dilakukan secara berlebihan, misalnya bermain video game, atau bahkan menonton film. Jadi, dalam hal ini binge-watching bisa dianggap sebagai perilaku kecanduan.

Alasan mengapa binge-watching bisa menjadi candu dijelaskan dalam riset dalam Journal of Clinical Sleep Medicine tahun 2017. Diketahui bahwa binge-watching dapat memengaruhi pusat kesenangan otak dengan cara yang sama seperti kecanduan lain.

Binge-watching yang bisa memberikan rasa kepuasan sayangnya dianggap sebagai cara memanjakan diri yang berlebihan. Efek negatifnya, ini dapat memengaruhi aktivitas dan komitmen sehari-hari, seperti urusan pekerjaan dan sekolah.

Kecanduan yang diperoleh dari aktivitas binge-watching sulit dihentikan karena suatu hal. Tinjauan ilmiah dalam Journal of Behavioral Addictions tahun 2013 melaporkan bahwa sifat ketergantungan binge-watching menyerupai fitur neurologis yang terlihat pada kecanduan. 

Sayangnya, kesenangan yang diperoleh dari binge-watching bisa memberikan konsekuensi tak menyenangkan apabila tidak dikendalikan. Mulai dari terganggunya peran personal, hubungan sosial, dan minimnya aktivitas fisik. Orang yang melakukan binge-watching biasanya juga memiliki kecanduan dalam hal lain. 

Dengan temuan tersebut, para pakar mengajukan itu sebagai indikasi dibutuhkannya pendekatan pencegahan dan pengobatan untuk binge-watching.

8. Mengalami penurunan kognitif

8 Dampak Binge-Watching yang Mengancam Kesehatan Jika Tak Dikendalikanilustrasi pasangan lansia nonton TV (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kalau kamu terbiasa menghabiskan berjam-jam menonton serial TV, kamu mungkin ingin mempertimbangkan lagi saat membaca fakta ini, bahwa ada hasil studi yang menunjukkan kalau perilaku binge-watching berefek negatif pada kesehatan otak

Dilaporkan dalam jurnal Scientific Reports tahun 2019, sebuah penelitian mengungkap adanya penurunan kognitif yang diakibatkan oleh aktivitas binge-watching.

Penelitian ini menggunakan data 3.000 orang dewasa usia di atas 50 tahun yang menonton TV lebih dari 3,5 jam setiap hari. Hasil dari kebiasaan itu dikaitkan dengan memori verbal yang buruk setelah 6 tahun. Efek ini paling kuat dirasakan oleh orang-orang yang kemampuannya lebih baik di awal penelitian. 

Untuk itu, alih-alih menghabiskan banyak waktu hanya untuk menonton TV, para peneliti menyarankan agar kita meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang menstimulasi pikiran, seperti membaca, melakukan permainan teka-teki, dan latihan fisik. Dengan demikian, itu bisa mengurangi kemungkinan mengalami penurunan kemampuan kognitif.

Nggak ada salahnya menikmati beberapa episode serial TV favorit yang terbaru pada akhir pekan sesekali. Namun, kalau kamu mulai kesulitan untuk menyelesaikan tanggung jawab dan mengorbankan aktivitas lain, termasuk waktu bersama teman atau keluarga, kebiasaan binge-watching ini bisa menjadi masalah serius.

Cara terbaik untuk mengurangi efek binge-watching adalah dengan menjadikan menonton konten hiburan sebagai aktivitas sesekali, bukan rutinitas sehari-hari. Karena, kesenangan yang berlebihan lama-lama tidak akan terasa menyenangkan lagi, bukan?

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: Efek Netflix & TV Series, Ini Penjelasan Sains Fenomena Binge Watching

Topik:

  • Bunga Semesta
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya