Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan

Bisa diderita oleh bayi baru lahir

Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBV adalah salah satu dari lima jenis hepatitis virus. Yang lainnya adalah hepatitis A, C, D, dan E. Masing-masing adalah jenis virus yang berbeda, dan tipe B dan C cenderung bisa menjadi kondisi kronis.

Infeksi hepatitis B bisa akut maupun kronis. Hepatitis B akut menyebabkan gejala muncul dengan cepat pada orang dewasa. Bayi yang terinfeksi saat lahir jarang hanya mengembangkan hepatitis B akut—hampir semua infeksi hepatitis B pada bayi berlanjut menjadi kronis. Hepatitis B kronis berkembang secara perlahan. Gejala mungkin tidak terlihat kecuali sudah terjadi komplikasi.

1. Penyebab dan faktor risiko

Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi infeksi hepatitis B (flickr.com/Vaccines at Sanofi)

Dilansir Mayo Clinic, infeksi hepatitis B disebabkan oleh HBV. Virus dapat berpindah dari orang ke orang lewat darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya. Virus tidak menyebar lewat bersin maupun batuk.

Cara umum penyebaran HBV di antaranya:

  • Kontak seksual. Kamu bisa terkena hepatitis B bila melakukan seks tidak aman dengan seseorang yang terinfeksi. Penularan bisa terjadi bila darah, air liur, air mani, atau cairan vagina masuk ke dalam tubuh.
  • Berbagi jarum suntik. HBV bisa dengan mudah menyebar lewat jarum dan jarum suntik yang terkontaminasi darah. Berbagi perlengkapan obat intravena menempatkan seseorang pada risiko tinggi hepatitis B.
  • Tertusuk jarum secara tidak sengaja. Hepatitis B menjadi perhatian bagi petugas kesehatan dan siapa pun yang bersentuhan dengan darah manusia.
  • Dari ibu ke anak. Ibu hamil yang terinfeksi HBV dapat menularkan virus ke bayinya saat melahirkan. Akan tetapi, bayi yang baru lahir bisa divaksinasi untuk mencegah infeksi pada hampir semua kasus. Bicarakan dengan dokter tentang tes hepatitis B jika sedang hamil atau ingin hamil.

Hepatitis B akut dan kronis

Infeksi hepatitis B dapat berlangsung singkat (akut) atau terus-menerus (kronis).

Infeksi hepatitis B akut berlangsung kurang dari enam bulan. Sistem kekebalan kemungkinan besar dapat membersihkan hepatitis B akut dari tubuh dan orang yang terinfeksi bisa pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan. Kebanyakan orang yang terkena hepatitis B saat dewasa mengalami infeksi akut, tetapi dapat menyebabkan infeksi kronis.

Infeksi hepatitis B kronis berlangsung enam bulan atau lebih. Virus bisa tetap hidup karena sistem kekebalan tidak dapat melawan infeksi. Infeksi hepatitis B kronis bisa berlangsung seumur hidup dan mungkin bisa menyebabkan penyakit serius seperti sirosis dan kanker hati.

Makin muda usia saat terkena hepatitis B—terutama bayi baru lahir atau anak-anak di bawah 5 tahun—makin tinggi risiko infeksi menjadi kronis. Infeksi kronis mungkin tidak terdeteksi selama beberapa dekade sampai seseorang sakit parah karena penyakit hati.

Faktor risiko

Hepatitis B menyebar lewat kontak dengan darah, air mani, atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi. Risiko hepatitis B meningkat apabila kamu:

  • Melakukan seks yang tidak aman dengan beberapa orang atau dengan seseorang yang terinfeksi HBV.
  • Berbagi jarum selama penggunaan narkotika secara intravena.
  • Laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki.
  • Bayi yang terlahir dari ibu yang terinfeksi HBV.
  • Bekerja dalam bidang yang berkontak langsung dengan darah manusia.
  • Bepergian ke area dengan tingkat infeksi HBV tinggi, seperti Asia, Kepulauan Pasifik, Afrika, dan Eropa Timur.

2. Gejala

Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi penyakit kuning atau jaundice (britannica.com)

Dilansir MedlinePlus, hepatitis B tidak memiliki gejala. Orang dewasa dan anak-anak usia di atas 5 tahun lebih mungkin memiliki gejala dibanding anak-anak yang usianya lebih muda. 

Beberapa orang hepatitis B akut memiliki gejala 2 hingga 5 bulan setelah terinfeksi. Gejalanya bisa berupa:

  • Urine berwarna kuning gelap
  • Diare
  • Kelelahan
  • Demam
  • Tinja berwarna seperti tanah liat atau keabuan
  • Nyeri sendi
  • Hilang nafsu makan
  • Sakit perut
  • Kulit dan mata menguning (jaundice)

Pada hepatitis B kronis, mungkin tidak akan mengalami gejala hingga komplikasi berkembang. Ini bisa terjadi beberapa puluh tahun setelah infeksi. Karenanya, skrining hepatitis B sangat penting meskipun tidak ada gejala. Skrining berarti kamu dites untuk penyakit tersebut walaupun tidak ada gejala. Bila kamu berisiko tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan skrining.

3. Diagnosis

Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi sampel darah untuk tes darah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Ada tiga cara utama untuk mendiagnosis infeksi HBV yang meliputi:

  • Tes serum darah (atau plasma) yang menunjukkan bagaimana sistem imun tubuh merespons virus. Tes darah juga bisa menunjukkan bila seseorang imun terhadap HBV. 
  • Ultrasound (USG) perut untuk menunjukkan ukuran dan bentuk organ hati dan seberapa baik darah mengalir melewatinya.
  • Biopsi  hati, yaitu dokter mengambil sedikit sampel dari jaringan hati melalui melalui sayatan kecil dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Tes darah yang digunakan untuk mendiagnosis hepatitis B bukanlah tes yang dilakukan secara rutin selama kunjungan medis. Sering kali, orang-orang yang terinfeksi mengetahui bahwa mereka menderita hepatitis B ketika mereka mendonorkan darahnya. Donor darah secara rutin dipindai untuk infeksi.

Virus bisa dideteksi dalam waktu 30 hingga 60 hari setelah infeksi. Sekitar 70 persen orang dewasa dengan hepatitis B mengalami gejala, yang cenderung muncul rata-rata 90 hari setelah paparan awal virus.

Baca Juga: Tak Hanya A dan B, Kenali 5 Jenis Hepatitis dan Perbedaannya

4. Pengobatan

Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengobatan akan tergantung pada jenis hepatitis B yang dimiliki pasien, akut atau kronis.

Infeksi hepatitis B akut

Jika mengembangkan kondisi akut, pasien mungkin tidak memerlukan perawatan medis. Sebagai gantinya, dokter akan menyarankan pasien untuk banyak istirahat, minum banyak cairan, dan menjaga pola makan yang sehat untuk mendukung tubuh saat melawan infeksi.

Infeksi hepatitis B kronis

Pada kasus ini, kemungkinan pasien akan diberikan obat-obatan. Umumnya terapi dengan obat digunakan bila pasien memiliki penyakit hati aktif. Mengutip Cleveland Clinic, terdapat tujuh obat-obatan yang telah disetujui oleh BPOM Amerika Serikat (FDA) untuk mengatasi hepatitis B. Dua adalah bentuk interferon yang dapat disuntikkan, sedangkan lima antivirus lainnya dalam bentuk tablet.

Pasien harus menggunakan obat-obatan tersebut setiap hari. Mereka bekerja dengan cara memperlambat kemampuan virus untuk bereplikasi dalam tubuh. Ini dapat membantu mengurangi pembengkakan dan kerusakan hati. Pasien akan dimonitor secara rutin untuk tanda awal kerusakan hati dan kanker hati. Dokter biasanya akan meminta pasien untuk cek rutin setiap satu atau dua kali dalam setahun.

5. Pencegahan

Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi vaksin hepatitis B (unsplash.com/Mufid Majnun)

Pencegahan utama hepatitis B adalah dengan vaksinasi. Vaksin biasanya diberikan tiga atau empat suntikan selama enam bulan. Vaksin hepatitis B direkomendasikan untuk:

  • Bayi baru lahir.
  • Anak-anak dan remaja yang tidak divaksinasi saat lahir.
  • Mereka yang bekerja atau tinggal di pusat untuk orang-orang yang cacat perkembangan.
  • Orang yang tinggal dengan seseorang yang menderita hepatitis B.
  • Petugas kesehatan, petugas gawat darurat, dan orang lain yang kontak dengan darah.
  • Siapa pun yang memiliki penyakit menular seksual, termasuk HIV.
  • Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
  • Orang yang memiliki banyak pasangan seksual.
  • Pasangan seksual dari seseorang yang menderita hepatitis B.
  • Orang yang menyuntikkan narkoba atau berbagi jarum suntik.
  • Orang dengan penyakit hati kronis.
  • Orang dengan penyakit ginjal stadium akhir.
  • Wisatawan yang berencana untuk pergi ke daerah di dunia dengan tingkat infeksi hepatitis B yang tinggi.
  • Lakukan tindakan pencegahan untuk menghindari HBV.

Cara lain untuk mengurangi risiko HBV meliputi:

  • Ketahui status HBV dari setiap pasangan seksual. Jangan melakukan hubungan seks tanpa kondom kecuali benar-benar yakin pasangan tidak terinfeksi HBV atau penyakit menular seksual lainnya.
  • Gunakan kondom lateks atau poliuretan baru setiap kali berhubungan seks jika kamu tidak tahu status kesehatan pasangan. Ingat, meskipun kondom dapat mengurangi risiko tertular HBV, kondom tidak menghilangkan risikonya.
  • Jangan menggunakan narkoba.
  • Berhati-hati dengan tindik dan tato. Jika mendapatkan tindik atau tato, carilah tempat yang memiliki reputasi baik. Tanyakan tentang bagaimana peralatan dibersihkan. Pastikan staf menggunakan jarum steril. Jika ragu, cari tempat lain.
  • Jika kamu akan bepergian ke daerah di mana hepatitis B sering terjadi, tanyakan kepada dokter tentang vaksin hepatitis B. Biasanya vaksin diberikan dalam serangkaian tiga suntikan selama periode enam bulan.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi hati yang normal vs hati yang mengalami sirosis (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Meskipun kebanyakan orang dengan hepatitis B kronis tidak merasa sakit atau bahkan tidak tahu bahwa mereka mengidapnya kecuali dalam tahap akhir, tetapi beberapa memang memiliki komplikasi serius. Hepatitis B kronis dapat menyebabkan:

  • Sirosis atau jaringan parut pada hati. Hal ini membuat hati lebih sulit untuk melakukan tugasnya dan pada akhirnya dapat menyebabkan gagal hati.
  • Kanker hati. Pada pasien hepatitis B kronis, dokter mungkin menyarankan untuk menjalani pemeriksaan USG untuk melihat apakah ada tanda-tanda kanker hati.
  • Gagal hati. Ini adalah saat hati tidak lagi dapat melakukan tugasnya. Ini juga sering disebut sebagai penyakit hati tahap akhir. Ini hanya terjadi pada kasus hepatitis B kronis yang parah.
  • Penyakit ginjal. Para peneliti telah menemukan bahwa orang dengan sirosis yang disebabkan oleh hepatitis B mungkin lebih mungkin untuk memiliki beberapa jenis penyakit ginjal.
  • Masalah pembuluh darah. Ini termasuk peradangan pembuluh darah.

Bila ibu hamil memiliki hepatitis B, kamu mungkin menularkan virus ke bayi saat melahirkan. Ini lebih kecil kemungkinannya terjadi selama kehamilan. Jika bayi terkena virus dan tidak segera diobati, bayi bisa mengalami masalah hati jangka panjang.

Semua bayi baru lahir dengan ibu yang terinfeksi harus mendapatkan hepatitis B immunoglobulin (HBIG) dan vaksin hepatitis saat lahir dan selama tahun pertama kehidupan bayi.

Bila kamu merasa telah berkontak dengan virus hepatitis B, segera temui dokter. Dokter mungkin akan memberikan dosis vaksin hepatitis B untuk mencegah infeksi. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan obat HBIG. Pasien perlu mendapatkan vaksin dan HBIG (jika diperlukan) sesegera mungkin setelah kontak dengan virus. Yang terbaik adalah bila ini didapat dalam waktu 24 jam.

Baca Juga: Selain Hepatitis, Ini 6 Penyakit yang Bisa Menyerang Hati

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya