Hipertermia: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahan

Kondisi suhu tubuh yang naik terlalu tinggi

Mungkin kamu sudah pernah dengar hipotermia, yaitu kondisi ketika suhu tubuh turun ke tingkat yang sangat rendah. Kondisi sebaliknya juga bisa terjadi, yaitu suhu tubuh naik terlalu tinggi dan mengancam kesehatan. Kondisi ini dikenal sebagai hipertermia atau hyperthermia.

Hipertermia sebenarnya adalah istilah umum. Ini mengacu pada beberapa kondisi yang dapat terjadi ketika sistem pengaturan panas tubuh tidak dapat menangani panas di lingkungan.

Seseorang dikatakan mengalami hipertermia jika suhu tubuh di atas 40 derajat Celcius. Sebagai perbandingan, suhu tubuh 35 derajat Celcius atau lebih rendah dianggap hipotermia. Sementara itu, suhu tubuh rata-rata adalah 37 derajat Celcius.

1. Jenis

Hipertermia: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahanilustrasi heat stroke dan heat exhaustion (mydr.com.au)

Dilansir Cleveland Clinic, hipertermia menggambarkan sekelompok penyakit akibat panas (heat-related illness). Berikut ini jenis-jenisnya, diurutkan dari yang paling ringan hingga parah.

  • Heat cramp: Merupakan kejang otot hebat akibat keringat yang berlebih. Kram otot dapat terjadi jika kamu kehilangan banyak elektrolit (garam dan zat penting lainnya dalam cairan tubuh) melalui keringat. Kondisi ini sering terjadi di lengan, tangan, kaki bagian bawah, dan kaki.

  • Heat exhaustion atau kepanasan parah: Kondisi ini lebih serius dari heat cramp. Suhu tubuh mungkin bisa setinggi 60 derajat Celcius. Heat exhaustion bisa menyebabkan heat stroke.

  • Heat rash atau ruam panas. Bila kamu banyak berkeringat dalam cuaca panas dan lembap, mungkin kamu akan mengembangkan iritasi kulit yang disebut heat rash. Kondisi kulit ini akan tampak seperti sekelompok kecil, jerawat merah, atau lecet. Ruam panas biasanya muncul di lipatan siku, di bawah payudara, di dekat selangkangan, atau di dada dan leher bagian atas.

  • Heat stress: Ini dapat terjadi kalau bidang kerja kamu mengharuskan bekerja dalam kondisi panas. Contohnya termasuk petugas pemadam kebakaran, penambang, dan pekerja konstruksi. Heat stress dapat menyebabkan heat exhaustion atau heat stroke.

  • Heat stroke: Bentuk paling parah dari hipertermia adalah heat stroke. Ini merupakan kondisi mengancam jiwa yang menyebabkan suhu tubuh mengalami kenaikan di atas 40 derajat Celcius. Ini dapat menyebabkan masalah pada otak dan organ-organ tubuh lainnya. Heat stroke khususnya sangat berbahaya jika suhu tubuh naik hingga lebih dari 41,1 derajat Celcius.

2. Penyebab dan faktor risiko

Hipertermia: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahanilustrasi suhu tubuh (unsplash.com/Matteo Fusco)

Hipertermia terjadi saat tubuh tidak mampu lagi melepaskan cukup panas untuk mempertahankan suhu normal, mengutip Medical News Today.

Tubuh memiliki mekanisme coping yang berbeda untuk membuang kelebihan panas tubuh. Sebagian besar lewat napas, keringat, dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit. Namun, ketika lingkungan di luar lebih hangat daripada di dalam tubuh, udara luar terlalu hangat atau lembap untuk secara pasif menerima panas dari kulit dan menguapkan keringat, ini menyulitkan tubuh untuk melepaskan panas.

Saat panas berlebih berlangsung, makin banyak kelembapan dan elektrolit yang hilang dari tubuh, menurunkan tekanan darah dan membatasi keringat.

Aktivitas fisik dalam cuaca yang sangat panas dan lembap adalah penyebab paling umum hipertermia. Saat berolahraga, tekanan darah naik untuk memberikan lebih banyak oksigen ke jaringan tubuh yang kerja, meningkatkan suhu tubuh dan kerja yang harus dilakukan tubuh untuk mempertahankan suhu yang stabil.

Saat dikombinasikan dengan faktor lainnya, seperti cuaca hangat yang juga meningkatkan suhu tubuh dan mengurangi kemampuannya untuk mengeluarkan panas, tidak mengagetkan kalau olahraga dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya panas berlebihan (overheating).

Walaupun kurang umum, hipertermia juga bisa terjadi saat seseorang beristirahat, terutama selama gelombang panas yang ekstrem (heat wave). Orang-orang yang sedang dalam pengobatan tertentu, diet, dan dengan kondisi medis tertentu juga bisa terdampak hipertermia bahkan saat mereka beristirahat.

Beberapa risiko yang dapat meningkatkan risiko hipertermia antara lain:

  • Usia di bawah 16 tahun atau lebih dari 65 tahun.
  • Kondisi kekebalan tubuh.
  • Kondisi jantung.
  • Kondisi tekanan darah atau sirkulasi.
  • Kondisi paru-paru, ginjal, dan hati.
  • Dehidrasi, terutama dehidrasi kronis.
  • Kondisi metabolik.
  • Diabetes.
  • Kondisi kelenjar keringat atau keringat.
  • Obesitas.
  • Asupan alkohol yang berlebihan.
  • Merokok.
  • Berat badan di bawah normal.
  • Gastroenteritis.
  • Obat-obatan diuretik, biasanya untuk kondisi tekanan darah tinggi, seperti glaukoma dan edema.
  • Obat-obatan untuk sistem saraf pusat, termasuk antihistamin, antipsikotik, dan beta-blocker.
  • Pola makan rendah sodium atau garam.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang, terutama ganja sintetis.

Baca Juga: Inilah Suhu Tubuh Normal Manusia dan Faktor yang Memengaruhinya

3. Gejala

Hipertermia: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahanilustrasi gejala hipertermia (mymed.com)

Gejala hipertermia akan bergantung pada tingkat keparahannya dan seberapa panas suhu tubuh. Gejala overheating mungkin berkembang sangat cepat atau selama berjam-jam atau berhari-hari.

Saat tubuh mencoba untuk mendinginkan diri dengan berkeringat, keringat membawa serta air dan garam penting yang disebut elektrolit, menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi ringan cenderung menyebabkan gejala ringan, seperti sakit kepala dan kram otot.

Akan tetapi, dehidrasi parah dapat menghilangkan kemampuan tubuh dalam mendinginkan dirinya. Tanpa penanganan tepat, ini dapat mengakibatkan suhu tubuh sangat tinggi dan kondisi yang mengancam nyawa, termasuk kegagalan organ dan kematian.

Berikut ini gejala hipertermia berdasarkan jenisnya:

Heat fatigue dan heat cramp

  • Keringat berlebihan.
  • Kelelahan.
  • Kulit merah atau tampak merona.
  • Otot kram, kejang, dan nyeri.
  • Sakit kepala atau pusing ringan.
  • Mual

Heat exhaustion

  • Kulit dingin, pucat, dan basah
  • Keringat ekstrem.
  • Denyut nadi cepat namun lemah
  • Mual, muntah, dan diare
  • Sakit kepala
  • Kelemahan
  • Kram otot
  • Rasa haus yang intens
  • Pusing
  • Frekuensi berkemih berkurang dan urine berwarna gelap
  • Sulit fokus
  • Pembengkakan ringan pada kaki dan pergelangan kaki atau jari dan tangan
  • Pingsan sementara atau kehilangan kesadaran

Heat stroke

  • Nadi cepat, bisa sangat kuat atau sangat lemah
  • Napas cepat dan dalam
  • Keringat berkurang
  • Kulit panas, merah, basah, atau kering
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Kebingungan
  • Disorientasi
  • Penglihatan kabur
  • Lekas marah atau perubahan suasana hati
  • Kurang koordinasi
  • Pingsan atau kehilangan kesadaran

Gejala serangan panas yang parah meliputi:

  • Kejang
  • Kegagalan organ
  • Koma
  • Kematian

Kondisi lainnya yang mungkin muncul akibat heat stroke adalah rhabdomyolysis. Ini adalah kondisi saat protein yang dilepaskan dari sel otot rangka yang rusak menyebabkan kerusakan ginjal.

4. Diagnosis dan pengobatan

Hipertermia: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahanilustrasi pertolongan medis (unsplash.com/Mat Napo)

Bila seseorang dicurigai mengalami hipertermia, segera hentikan aktivitas apa pun yang sedang dilakukan dan pindah ke tempat yang sejuk dan teduh dengan aliran udara yang baik.

Segera cari pertolongan medis jika heat cramp berlangsung lebih dari 1 jam setelah beristirahat di tempat sejuk, begitu pula jika gejala umum tidak membaik selama 30 menit setelah istirahat dan penanganan.

Tips lainnya untuk mengatasi hipertermia ringan hingga sedang termasuk:

  • Minum air dingin atau minuman elektrolit
  • Melonggarkan atau melepaskan pakaian berlebih
  • Berbaring dan berusaha untuk relaks
  • Mandi atau berendam air dingin
  • Meletakkan kain dingin di dahi
  • Siram pergelangan tangan di bawah keran air dingin selama 60 detik
  • Tidak beraktivitas hingga gejala hilang
  • Menempatkan ice pack atau mengompres dingin ketiak dan selangkangan
  • Menggunakan kipas angin untuk mendinginkan kulit

Apabila seseorang dicurigai mengalami heat stroke atau gejala terus berlanjut, segera cari pertolongan medis atau bawa orang tersebut ke unit gawat darurat.

Kamu harus menolong seseorang yang mengalami heat stroke jika orang tersebut dalam kondisi tidak sadar atau mengalami disorientasi parah. Panduan untuk menangani heat stroke termasuk:

  • Pindahkan orang tersebut ke tempat yang sejuk, teduh, dan berventilasi baik.
  • Baringkan orang tersebut.
  • Melonggarkan atau melepaskan pakaian berlebih.
  • Segera telepon ambulans atau cari pertolongan medis.
  • Jangan beri makanan atau minuman hingga orang tersebut sadar sepenuhnya.
  • Mandi atau berendam air dingin.
  • Menempelkan lap dingin dan basah ke kulit.

Saat di rumah sakit, dokter mungkin akan memberikan cairan intravena yang mengandung elektrolit dan mungkin cairan yang didinginkan. Pasien akan dimonitor ketat hingga gejala mereda dan suhu tubuh kembali ke tingkat aman. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa jam.

Pengobatan dan perawatan darurat tambahan mungkin diperlukan untuk kasus heat stroke yang parah atau komplikasinya, termasuk kegagalan organ, kejang, atau kondisi medis lainnya yang muncul.

Beberapa kasus hipertermia sering kali memerlukan rawat inap selama beberapa hari dan pemantauan hingga orang tersebut pulih sepenuhnya.

5. Pencegahan

Hipertermia: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahanilustrasi aktivitas di dalam ruangan yang teduh dan sejuk (pexels.com/Artem Podrez)

Beberapa cara untuk mencegah penyakit akibat panas adalah dengan menjaga suhu tubuh tetap dalam tingkat normal. Ini terutama penting jika kamu bekerja atau beraktivitas di luar ruangan saat cuaca terik.

Tips pencegahan hipertermia antara lain:

  • Jaga hidrasi tubuh dengan minum 2 hingga 4 gelas jika kamu beraktivitas di luar ruangan terpapar langsung sinar matahari. Tubuh butuh cairan lebih banyak ketika beraktivitas di lingkungan yang panas karena kamu akan lebih banyak kehilangan cairan lewat keringat.
  • Hindari alkohol atau minuman yang mengandung kafein bila kamu melakukan aktivitas berat, khususnya saat cuaca panas. Kafein meningkatkan risiko dehidrasi.
  • Saat hari lebih panas, cobalah untuk lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan dengan suhu yang terkontrol atau menyalakan pendingin ruangan.
  • Hindari aktivitas di luar ruangan saat cuaca sedang sangat panas dan paparan langsung sinar matahari.
  • Kenakan pakaian berwarna terang, longgar, dan berbahan ringan saat beraktivitas di luar ruangan saat cuaca panas. Topi bertepi lebar akan menjauhkan sinar matahari dari wajah dan membantumu tetap sejuk.
  • Mandi atau berendam air dingin.
  • Lakukan jeda istirahat rutin saat bekerja atau berolahraga saat cuaca panas. Ini termasuk aktivitas seperti hiking atau olahraga permainan.
  • Jangan pernah meninggalkan anak-anak, bayi, atau hewan peliharaan di mobil yang tertutup dan terparkir. Suhu di dalam mobil bisa menjadi sangat panas, bahkan saat suhu di luar tidak panas. Ini dapat menyebabkan penyakit akibat panas.

Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh yang sangat tinggi. Ini biasanya akibat aktivitas fisik berlebihan dalam cuaca panas dan lembap. Bayi, lansia, atlet dan orang-orang yang banyak bekerja di luar ruangan berada pada risiko tertinggi untuk hipertermia.

Penyakit akibat panas bisa ringan hingga parah. Orang yang mengalaminya harus segera mendinginkan suhu tubuhnya. Bila melihat gejala-gejala heat stoke, yang merupakan jenis parah hipertermia, jangan menunda untuk mencari pertolongan medis.

Baca Juga: 8 Cara Menurunkan Suhu Tubuh yang Terlalu Panas

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya