Manik Bipolar, Episode Paling Energik dari Gangguan Bipolar 

Sekilas tampak menyenangkan, tetapi hanya bertahan sebentar

Gangguan bipolar adalah penyakit mental yang menyebabkan perubahan dramatis dalam suasana hati, energi, dan kemampuan seseorang untuk berpikir jernih, mengutip National Alliance on Mental Ilness (NAMI).

Orang yang didiagnosis memiliki bipolar mengalami pasang surut suasana hati yang tinggi (episode mania atau manik) dan rendah (episode depresi). Untuk dinyatakan memiliki gangguan bipolar, seseorang setidaknya harus mengalami satu episode manik bipolar.

Episode manik bipolar ditandai dengan peningkatan mood dan perilaku energik, yang berlangsung setidaknya selama seminggu atau terjadi hampir setiap hari. Lewat artikel ini, kamu akan diajak lebih lanjut untuk melihat gejala, penyebab, diagnosis, serta perawatan untuk manik bipolar.

1. Gejala manik bipolar

Manik Bipolar, Episode Paling Energik dari Gangguan Bipolar ilustrasi delusi (pexels.com/cottonbro)

Episode manik bipolar memiliki karakteristik suasana hati yang meningkat secara tidak normal, lonjakan energi yang intens, dan perilaku berlebihan lain yang berjalan secara berkelanjutan. Berikut rinciannya:

  • Delusi atau halusinasi: Delusi dan halusinasi adalah gejala manik bipolar yang serius dan memerlukan penanganan medis. Hal ini bisa berupa mendengar atau melihat sesuatu yang tidak ada, serta menunjukkan perilaku paranoid atau mempercayai sesuatu yang tidak nyata. 
  • Penurunan kebutuhan tidur: Orang yang mengalami episode manik sering kali tidak merasakan kantuk atau tidak membutuhkan tidur sama sekali. Masalah tidur dan gangguan bipolar saling terkait, penurunan kebutuhan tidur sering terjadi selama gejala manik muncul, mengacu studi berjudul "The Role of Sleep in Bipolar Disorder", dalam jurnal Nature and Science of Sleep tahun 2016.
  • Melakukan banyak hal sekaligus: Selama episode manik bipolar, seseorang bisa gelisah mencari cara untuk menghilangkan energi ekstra yang dimilikinya. Hal itu bisa berujung mengambil pekerjaan yang banyak dalam satu waktu atau mengalami ledakan produktivitas melampaui kebiasaannya.
  • Berbicara cepat: Berbicara dengan keras dan cepat adalah gejala umum pada awal episode manik bipolar. Hal ini harus di luar kebiasaan seseorang, dari kata-kata yang dipilih dan tempo pengucapannya harus menyimpang dari yang biasa dilakukan. Terdapat tekanan yang bisa dirasakan untuk menyadari itu lebih cepat dari yang biasanya. 
  • Berpikir lebih cepat: Secara alami, orang dengan gangguan bipolar mungkin tampak berbicara dengan lancar, sementara di dalam pikirannya tidak tenang dan memikirkan sesuatu secara berulang-ulang. Pikiran yang terus berpacu itu tanda mengalami manik bipolar.
  • Mudah teralihkan: Pikiran yang terburu-buru dapat membuat seseorang mudah teralihkan. Akibatnya, itu bisa berdampak pada tugas yang tidak selesai. Sesuatu yang remeh juga bisa terasa sangat mengganggu ketika memasuki manik bipolar.
  • Peningkatan hasrat seksual: Hypersex adalah peningkatan keinginan atau perilaku dalam aktivitas seksual adalah salah satu gejala yang diakibatkan episode manik bipolar, sesuai dengan hasil studi di Psychiatry Journal tahun 2016. Peningkatan gairah seks itu bisa diikuti tindakan berbahaya, misalnya dengan menggunakan jasa pekerja seks, akses pornografi, dan lainnya. 
  • Peningkatan perilaku berisiko: Ketika mengalami episode manik bipolar, seseorang mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, terutama yang berkaitan dengan uang. Contohnya belanja berlebihan, pembelian impulsif, atau judi, seperti yang telah diteliti dalam jurnal Bipolar Disorders tahun 2013.
  • Sifat muluk-muluk: Dimuat dalam The American Journal of Psychiatry tahun 2011, sifat muluk (grandiosity) dapat terjadi dalam episode manik bipolar. Memiliki sifat itu bisa membuat seseorang percaya bahwa dia merasa penting dalam hal kekuasaan, pengetahuan, atau identitas yang berujung pada delusi keagungan. 
  • Memiliki pikiran bunuh diri: Dalam beberapa kasus, episode manik bipolar dapat mengakibatkan perasaan putus asa, tidak berharga, atau pikiran tentang kematian dan bunuh diri.
  • Dedikasi agama berlebihan: Semangat dalam beragama yang meningkat atau keterlibatan kegiatan agama secara berlebihan dapat menjadi gejala manik bipolar, menurut temuan studi dalam jurnal Suicide and Life-Threatening Behavior tahun 2019.
  • Berpakaian warna cerah: Selama episode manik bipolar, seseorang lebih cenderung mengenakan pakaian berwarna cerah, merujuk studi dalam Journal of Affective Disorders tahun 2017. Tentu saja tidak semua orang yang suka berpakaian warna terang menandakan manik bipolar. Akan tetapi, pakaian bisa jadi sinyal halus yang berkaitan dengan gejala manik bipolar. Perubahan cara berpakaian, seperti preferensi untuk berpakaian lebih terbuka juga bisa mencerminkan gejala seperti hypersex

2. Penyebab manik bipolar

Manik Bipolar, Episode Paling Energik dari Gangguan Bipolar ilustrasi gangguan bipolar (pexels.com/Lucian Petrean)

Dilansir Verywell Mind, episode manik sering terjadi pada orang dengan gangguan bipolar tipe 1. Namun, selain itu juga bisa disebabkan oleh faktor dan kondisi kesehatan seperti:

  • Cedera otak tertentu. 
  • Tumor otak tertentu. 
  • Stroke.
  • Radang otak. 
  • Penyakit lupus.
  • Efek samping obat. 
  • Penyalahgunaan obat-obatan.
  • Kecanduan alkohol.
  • Gangguan skizoafektif.  

3. Diagnosis manik bipolar

Manik Bipolar, Episode Paling Energik dari Gangguan Bipolar ilustrasi orang dengan gangguan bipolar (unsplash.com/Daniel Brubaker)

Seperti yang telah disinggung di awal, agar episode manik dapat didiagnosis sebagai gangguan bipolar, seseorang harus mengalami peningkatan suasana hati secara abnormal, ekspansif, atau mudah tersinggung selama setidaknya satu minggu.

Gejala tersebut cukup parah untuk menyebabkan gangguan fungsi yang nyata atau memerlukan rawat inap, serta memiliki setidaknya tiga dari gejala berikut: 

  • Mudah terganggu. 
  • Melibatkan diri dalam banyak tugas  pada satu waktu (lebih dari yang dapat dicapai secara realistis dalam sehari).
  • Melakukan tindakan berisiko seperti perjudian atau seks bebas. 
  • Merasa tertekan untuk berbicara, berbicara secara cepat dan suara keras. 
  • Memiliki sifat muluk-muluk atau perasaan diri yang melambung. 
  • Penurunan dalam hal kebutuhan untuk tidur. 
  • Pikiran yang terus berpacu. 

Baca Juga: Pengaruh Gangguan Bipolar terhadap Kehidupan Seks

4. Pengobatan medis untuk manik bipolar

Manik Bipolar, Episode Paling Energik dari Gangguan Bipolar ilustrasi obat lithium (wise-geek.com)

Episode manik bipolar akut sering diobati dengan antipsikotik, sementara pengobatan jangka panjang menggunakan penstabil suasana hati (mood stabilizer) untuk mencegah episode berikutnya. Beberapa antispikotik yang biasa dimanfaatkan adalah:

  • Abilify (aripiprazole).
  • Latuda (lurasidone).
  • Risperdal (risperidone).
  • Seroquel (quetiapine).
  • Vraylar (cariprazine).
  • Zyprexa (olanzapine).

Obat untuk pengatur suasana hati termasuk: 

  • Depakote (divalproex sodium).
  • Lithium.
  • Tegretol (carbamazepine).

Obat tidur juga dapat diresepkan dalam jangka pendek untuk menangani perubahan waktu tidur. 

5. Perawatan terapi untuk manik bipolar

Manik Bipolar, Episode Paling Energik dari Gangguan Bipolar ilustrasi terapi perilaku kognitif (pexels.com/SHVETS Production)

Psikoterapi dengan ahli kesehatan mental yang terlatih dapat membantu mengidentifikasi kapan suasana hati berubah, serta apa saja pemicu yang mengarah ke episode manik bipolar.

Para ahli juga dapat meningkatkan kepatuhan menjalani pengobatan dan memberikan keterampilan untuk mengatasi episode manik yang bisa meningkatkan kualitas hidup. Beberapa pendekatan terapi yang umum digunakan meliputi: 

  • Terapi perilaku kognitif.
  • Terapi perilaku dialektika.
  • Terapi keluarga.

Dukungan adalah bagian penting dalam mengelola episode manik bipolar. Seseorang dapat mempertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok pendukung atau komunitas bagi gangguan bipolar, jika kekurangan support system seperti teman, pasangan, dan keluarga yang suportif. 

6. Perubahan gaya hidup untuk manik bipolar

Manik Bipolar, Episode Paling Energik dari Gangguan Bipolar pexels.com/Ketut Subiyanto

Sementara pengobatan dan terapi diperlukan untuk mengobati episode manik bipolar, modifikasi gaya hidup juga tak kalah penting. Beberapa rekomendasi penyesuaian gaya hidup berupa: 

  • Meluangkan waktu untuk rutin berolahraga. Lakukan yang terbaik untuk beraktivitas fisik setiap hari. 
  • Menerapkan pola makan bergizi seimbang dan hindari melewatkan jam makan. 
  • Fokus pada sleep hygiene yang baik, termasuk menjaga siklus tidur-bangun yang konsisten (bahkan saat akhir pekan atau hari libur).
  • Mulai menulis jurnal. Pertimbangkan untuk menyimpan buku catatan yang merekam gejala manik dan depresi untuk diri sendiri. Beri perhatian khusus pada pemicu seperti perubahan pekerjaan, putus cinta, pindah rumah, atau bahkan pemicu situasional seperti begadang, mendengarkan musik keras, dan pergi berlibur. 
  • Mematuhi jadwal janji temu dengan dokter dan konsisten minum obat yang diresepkan. 

Kalau kamu atau orang terdekat di sekitarmu memiliki kesulitan untuk mengatasi gejala manik bipolar, ketahuilah bahwa ada banyak cara untuk memahami lebih jauh tentang gangguan tersebut. Mengikuti rencana perawatan dari dokter akan sangat memengaruhi kondisi orang dengan gangguan bipolar, begitu pula mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.

Baca Juga: Antimania: Indikasi, Cara Kerja, Manfaat, Efek Samping 

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya