Donasi Sperma Diambil dari Jasad Wafat, Apakah Wajar dan Manusiawi?

Salah satu kebijakan di Inggris yang kontroversial

Saat Inggris tengah menghadapi kekurangan "benih" untuk menambah populasi, sebuah keputusan kontroversial pun akhirnya dimaklumkan juga, yaitu sperma boleh diambil dari jasad manusia yang sudah meninggal dunia.

Karena angka pendonor sperma sangat rendah di Inggris, maka negara tersebut harus mengimpor sekitar 7 ribu pendonor dari mancanegara, dominan berasal dari Denmark dan Amerika Serikat. Adakah pertimbangan ilmiahnya?

1. Tidak melanggar etika

Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Medical Ethics, Nathan Hudson dari University of Leicester dan Joshua Parker dari Wythenshawe Hospital di Inggris mengemukakan bahwa laki-laki akan diizinkan untuk memberi persetujuan agar sperma mereka dapat diambil saat mereka meninggal, untuk didonorkan kepada keluarga Inggris yang membutuhkan.

"Kami mengetahui sedikitnya jumlah pendonor sperma di Inggris, dan inilah salah satu solusinya," ujar Joshua Parker, peneliti dari Wythenshawe Hospital.

Selain layak secara teknis, proses ekstraksi sperma dari jasad juga bersifat layak secara etika.

2. Prosedur teknis yang terkesan tidak etis saat masih hidup

Prosedur ekstraksi sperma setelah seorang laki-laki wafat memang secara teknis dan etis diperbolehkan. Namun, ada alasan mengapa lebih mudah mengambil sperma saat seseorang sudah wafat.

Terdapat dua prosedur teknis untuk ekstraksi sperma sesudah seorang lelaki wafat:

  • Memasukkan pelacak melalui lubang dubur untuk mengirimkan aliran listrik yang memicu prostat agar mengalami ejakulasi (elektroejaculation).
  • Membedah buah zakar (skrotum) untuk mengekstraksi sperma langsung.

Menurutmu, bagaimana jika dua prosedur ini dilakukan saat seorang masih hidup? Betul, tidak etis. Akan tetapi, karena sudah menjadi jasad, maka kedua prosedur tersebut bisa dilakukan tanpa melanggar etika.

Baca Juga: Studi: Paparan Polusi Udara Bikin Kualitas Sperma Jelek

3. Kasus ekstraksi sperma dari jasad

Donasi Sperma Diambil dari Jasad Wafat, Apakah Wajar dan Manusiawi?ilustrasi ekstraksi sperma (laurelfertility.com)

Sebenarnya, donor sperma dari jasad pernah terjadi dalam beberapa kasus. Salah satu kasus yang paling terkenal di Inggris terjadi pada 2014, saat pasangan suami istri mengambil sperma putra mereka yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Mereka kemudian membekukan dan mengirim sperma tersebut ke laboratorium La Jolla IVF di California, Amerika Serikat (AS), agar dikembangkan dalam bayi tabung (IVF) dan dilahirkan oleh seorang inang. Pasangan tersebut ingin memiliki seorang cucu laki-laki. Dilahirkan di AS, anak tersebut sekarang hidup bersama kakek dan neneknya di Inggris

Namun, permasalahannya adalah:

  • Meskipun berstatus anak, pasangan tersebut telah melanggar hukum Human Fertilisation and Embryology Act 1990 karena mengambil sperma sang anak tanpa persetujuan.
  • Pasangan tersebut menghendaki cucu laki-laki. Meskipun seleksi kelamin adalah hal lumrah di AS, hal tersebut juga melawan hukum di Inggris.

4. Manfaat donor sperma setelah wafat

Setelah berbicara dari segi etika, hukum, dan teknis, apakah kelebihan dari donor sperma dari jasad?

  • Kita berbicara mengenai harapan bagi mereka yang mandul. Dengan ini, mereka memiliki harapan untuk memiliki keturunan, meskipun dengan metode inseminasi buatan.
  • Bagi pasangan yang sudah menikah namun sang suami wafat sebelum memiliki keturunan, wasiat mereka untuk mendapat keturunan bisa dituntaskan. Lungkang gen sang suami dapat tetap diturunkan ke generasi berikutnya.
  • Dalam segi sains, perkembangan ekstraksi sperma dari jasad dapat membuka wawasan baru untuk perkembangan metode ekstraksi sperma baik dari jasad atau dari makhluk hidup.
  • Prosedur yang lebih mudah untuk ekstraksi sperma dibandingkan saat masih hidup. Saat masih hidup, mereka harus menahan diri dari ejakulasi selama beberapa hari sebelum dapat melakukan donor.

5. Kekurangan donor sperma setelah wafat

Donasi Sperma Diambil dari Jasad Wafat, Apakah Wajar dan Manusiawi?ilustrasi sperma (pexels.com/Dainis Graveris)

Donor sperma dari jasad ternyata memiliki kekurangan, yaitu:

  • Kecacatan pada sperma dapat menurun kepada sang anak yang dikembangkan melalui metode IVF.
  • Anak yang terlahir dari inang tidak tumbuh bersama ayah biologisnya.
  • Pendonor dan yang didonorkan tidak dapat bertemu satu sama lain, apalagi karena pendonor sudah meninggal dunia (Allan Pacey, profesor fakultas andrologi di Sheffield University).

Walaupun terkesan lebih banyak plus daripada minusnya, Pacey mengatakan bahwa lebih baik ia mencari pendonor yang lebih muda, bertenaga, dan tentunya, hidup.

Untuk mencegah kecacatan dan penyakit mematikan pada sperma, selain izin, Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA) di Inggris akan melakukan penyaringan medis dan sperma tersebut akan dikarantina selama tiga bulan. Hal-hal tersebut hanya bisa dilakukan saat pendonor masih hidup.

Meskipun menghadapi banyak pertanyaan, pertentangan, dan masukan, Hudson dan Parker percaya bahwa donor sperma dari jasad adalah salah satu solusi terbaik untuk menanggulangi kurangnya pendonor sperma di Inggris.

Pada akhirnya, donor sperma harus dengan seizin jasad pendonor yang harus ditanyakan sebelum mendiang mengembuskan napas terakhir. Apakah kamu setuju dengan kebijakan ini?

Baca Juga: Dear Suami, Ini 8 Cara Ampuh Meningkatkan Kualitas Sperma

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya