5 Penyebab Kulit Vagina Gatal dan Mengelupas, Sudah Tahu?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya tangan, wajah, atau kaki, vagina juga kerapkali mengalami beberapa masalah kulit. Sebut saja seperti gatal, bersisik, atau kulit terkelupas dengan tekstur yang kasar.
Sama seperti tubuh lainnya, kulit vagina secara alami mengalami pergantian atau pengelupasan kulit. Ini adalah kondisi normal dan umum. Namun, kulit gatal dan mengelupas pada area vagina juga menjadi tanda beberapa gangguan kesehatan tertentu.
Kenali beberapa penyebab kulit gatal dan mengelupas pada area vagina berikut ini, ya.
1. Infeksi vagina
Infeksi vagina adalah hal yang paling sering menyebabkan masalah kulit pada organ intim perempuan. Contohnya seperti infeksi jamur Candida atau bakteri (vaginosis bakterial). Sebenarnya, organisme-organisme tersebut merupakan bagian flora normal yang hidup berdampingan di area vagina. Namun, pertumbuhannya yang berlebihan karena beberapa kondisi tertentu, dapat menyebabkan masalah kulit di area vagina, seperti gatal dan mengelupas.
Jika mengalami infeksi vagina, kamu mungkin mengalami tanda dan gejala sebagai berikut:
- Gatal
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Sakit saat berhubungan seks
- Keputihan berwarna abu-abu keputihan, menggumpal, seperti keju cottage
Tak hanya jamur dan bakteri, infeksi virus atau parasit juga dapat menyebabkan kulit gatal dan mengelupas pada vagina. Misalnya, virus herpes simpleks atau parasit Trichomonas vaginalis yang bisa menyebabkan IMS (Infeksi Menular Seksual).
2. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah kondisi iritasi kulit, yang umumnya disebabkan oleh kontak kulit dengan suatu zat yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi. Misalnya sabun mandi, deterjen, sampo, wewangian, pelumas, tisu, panty liner atau pembalut, pakaian dalam yang terlalu ketat, sekresi vagina, keringat, atau urin.
Gejala biasanya muncul dengan tanda kulit mengelupas, ruam merah, adanya bengkak, dan gatal. Hal ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari hingga minggu, setelah menghindari penyebab iritasi atau alergi.
3. Psoriasis
Editor’s picks
Selain dermatitis, psoriasis juga kerapkali menjadi masalah pada area genital seperti vagina. Ini adalah kondisi umum yakni sel-selu kulit baru tumbuh terlalu cepat, menyebabkan penebakaln atau bercak bersisik. Gangguan ini dapat menyebabkan kulit terkelupas, meradang, dan gatal.
Baca Juga: 5 Jenis Aroma pada Vagina dan Maknanya, Ada yang Berbahaya!
4. Eksim
Eksim merupakan kondisi kulit yang meradang serta mengganggu permukaan kulit. Ini bisa terjadi di area tubuh mana saja, termasuk vagina. Gejalanya berupa ruam merah, gatal, kulit kering, pecah-pecah, dan mengelupas.
Terkadang, eksim muncul pada anak usia dini dengan penyebab yang tidak diketahui. Namun, lebih sering terjadi karena paparan alergen atau iritasi seperti yang menyebabkan dermatitis kontak.
5. Lichen sclerosus
Penyebab lain dari kulit gatal dan mengelupas adalah lichen sclerosis. Kondisi ini merupakan hal yang langka dan terjadi di kulit vagina. Hingga saat ini, dokter belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya, diperkirakan karena gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.
Lichen sclerosus bukanlah kondisi yang menular, tetapi dapat menyebabkan gejala seperti bercak putih, retakan kecil, kulit yang mengencang, gatal, dan ketidaknyamanan saat buang air kecil atau berhubungan seks. Kondisi ini paling sering terjadi pada perempuan pasca menopause.
6. Bagaimana mencegah pengelupasan kulit dan gatal pada vagina?
Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk membatasi atau mencegah terjadinya masalah kulit di atas, seperti:
- Menggunakan pakaian dalam dari bahan yang menyerap keringat dan tidak terlalu ketat
- Menghindari penggunaan produk perawatan vagina yang bisa menyebabkan iritasi atau alergi
- Segera mengganti pakaian dalam yang basah dan mengusahakan area vagina tetap kering untuk mengurangi risiko infeksi
- Jangan melakukan seks bebas
- Tetap terhidrasi
Jika kamu mengalami salah satu kondisi di atas, coba untuk tidak menggaruk area yang gatal serta terkena infeksi. Sebab, dapat menyebabkan kulit semakin iritasi dan menyebarkan infeksi ke area yang lebih luas. Namun, kalau kondisi semakin parah dan membuat aktivitasmu terhambat, segeralah minta bantuan medis, ya.
Baca Juga: 7 Perubahan pada Vagina Seiring Usia yang Menua, Tak Banyak yang Tahu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.