Anorgasmia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Ketidakmampuan untuk mengalami orgasme

Anorgasmia adalah ketidakmampuan untuk mengalami orgasme. Anorgasmia bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan, tetapi menurut Global Library of Women's Medicine, ini lebih sering terjadi pada perempuan.

Anorgasmia yang dirasakan tiap orang juga berbeda-beda. Ada yang benar-benar tidak dapat merasakan orgasme, ada juga yang masih bisa merasakan orgasme namun tidak intens.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan anorgasmia, mulai dari masalah hubungan, kondisi fisik, hingga konsumsi obat-obatan. Perawatan yang ditawarkan juga berbeda-beda tergantung penyebabnya.

Kali ini, kita akan membahas berbagai hal-hal penting seputar anorgasmia. Baca sampai selesai, ya!

1. Gejala

Dilansir Healthline, gejala utama anorgasmia adalah ketidakmampuan mencapai klimaks seksual selama hubungan seksual atau masturbasi.

Gejala lain dari anorgasmia meliputi:

  • Orgasme yang tidak memuaskan.
  • Perlu waktu cukup lama untuk mencapai klimaks.
  • Orgasme tertunda.
  • Lebih sedikit orgasme.
  • Orgasme kurang intens.

2. Jenis

Anorgasmia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi anorgasmia (pexels.com/Ron Lach)

Anorgasmia terbagi ke dalam empat jenis, meliputi:

  • Anorgasmia primer: Kamu tidak pernah mengalami orgasme sama sekali.
  • Anorgasmia sekunder: Kesulitan mencapai orgasme, tetapi pernah mengalaminya sebelumnya.
  • Anorgasmia situasional: Terjadi saat kamu hanya mampu orgasme selama situasi tertentu, seperti selama seks oral. Ini merupakan jenis anorgasmia yang paling umum.
  • Anorgasmia umum: Tidak dapat mencapai orgasme dalam kondisi apa pun, bahkan ketika merasa sangat terangsang dan mendapatkan rangsangan seksual yang cukup.

Baca Juga: 5 Fakta Orgasme Perempuan Ini Harus Kamu Ketahui, Gak Banyak yang Tahu

3. Penyebab

Mengutip Medical News Today, berikut adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan anorgasmia:

  • Masalah dalam hubungan.
  • Kondisi medis tertentu.
  • Riwayat operasi ginekologi.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu.
  • Pernah mengalami pelecehan seksual.
  • Keyakinan agama dan budaya tentang seks.
  • Kondisi mental, seperti depresi, kecemasan, dan stres.
  • Memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Perempuan yang berusia di atas 45 tahun juga lebih cenderung mengembangkan anorgasmia daripada perempuan yang lebih muda. Ini mungkin karena perubahan hormonal terkait menopause dan perubahan pada vagina.

Sementara itu, laki-laki lebih mungkin mengalami kesulitan orgasme setelah menjalani prostatektomi radikal. Laki-laki juga lebih mungkin mengalami masalah ejakulasi seiring bertambahnya usia.

4. Diagnosis

Anorgasmia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dengan dokter (freepik.com/jcomp)

Diterangkan laman Mayo Clinic, untuk mendiagnosis anorgasmia pada perempuan, ginekolog akan meninjau riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan medis umum dan pemeriksaan panggul.

Pemeriksaan bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi fisik yang berkontribusi terhadap masalah orgasme. Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan yang mungkin berupa:

  • Pengalaman seksual baru-baru ini dan di masa lalu.
  • Pasangan.
  • Bagaimana perasaanmu tentang pengalaman seksualmu.
  • Jenis rangsangan atau aktivitas seksual yang dilakukan.

Sementara itu, dilansir Verywell Health, tes yang mungkin digunakan untuk mendiagnosis penyebab anorgasmia pada laki-laki meliputi:

  • Tes darah untuk mengukur kadar hormon seperti testosteron, hormon perangsang tiroid, dan prolaktin.
  • Biothesiometri untuk mengetahui apakah penis mengalami kehilangan sensasi.
  • Respons kulit simpatik penis untuk menguji fungsi saraf yang memasok penis.

5. Pengobatan

Pengobatan untuk anorgasmia bervariasi, tergantung penyebabnya. Inilah beberapa jenis perawatan yang mungkin ditawarkan untuk mengobati anorgasmia:

  • Mengobati kondisi lain atau menyesuaikan obat yang dicurigai menjadi penyebab masalah kesehatan seksual.
  • Terapi seks atau konseling pasangan.
  • Mencoba bentuk lain dari rangsangan seksual, seperti masturbasi atau peningkatan rangsangan klitoris.
  • Terapi hormon.

Anorgasmia memang bisa menyebabkan perasaan frustrasi dan malu. Namun, begitu kamu dapat menemukan penyebabnya dengan jelas, kamu bisa memilih pengobatan yang efektif dan mengembalikan fungsi seksual menjadi normal.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Riwayat Seksual Pasangan Penting untuk Diketahui

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya