Bau Vagina Bikin Was-Was? Ini Cara Mencegahnya

Jadi makin percaya diri, deh!

Vagina memiliki bau yang khas. Bau yang dikeluarkan vagina juga bisa menginformasikan tentang gaya hidup, aktivitas, dan kesehatan secara keseluruhan.

Sebagai contoh, bau vagina sering kali bervariasi sepanjang siklus menstruasi. Keputihan sering kali berbau paling jelas di tengah siklus. Vagina mungkin mengeluarkan bau yang lebih kuat setelah berhubungan seks atau berolahraga. Vagina setiap orang punya aroma yang unik, dan ini normal.

Akan tetapi, bau yang kuat dan tidak sedap, khususnya yang berlanjut selama beberapa hari dan berbau amis, ini tidak normal. Bau vagina yang tidak sedap seperti ini mungkin merupakan gejala dari masalah kesehatan, terutama bila disertai gejala lain seperti keputihan berwarna putih keabu-abuan, sensasi terbakar, dan gatal.

Kalau penyebab vagina bau bukanlah penyakit atau kondisi medis tertentu, kamu bisa menerapkan tips dan praktik kebersihan berikut ini untuk mencegah vagina berbau tidak sedap.

1. Gunakan celana dalam yang sesuai

Bau Vagina Bikin Was-Was? Ini Cara Mencegahnyailustrasi celana dalam katun (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memperhatikan celana dalam adalah salah satu upaya untuk mencegah aroma tak sedap pada vagina. Celana dalam dengan bahan yang tidak menyerap keringat, apalagi ketat, akan mengganggu kesehatan organ intim kita.

Dilansir Medical News Today, vulva adalah area yang sangat sensitif dan halus sehingga kamu perlu memperlakukannya dengan lembut. Katun adalah bahan pakaian dalam terbaik karena breathable dan menyerap keringat, sehingga dapat membantu mencegah infeksi jamur.

Bahan sintetis seperti nilon dan spandeks tidak memungkinkan area tersebut untuk bernapas. Bahan tersebut memerangkap panas dan kelembapan, menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna untuk infeksi jamur.

2. Tetap terhidrasi

Bau Vagina Bikin Was-Was? Ini Cara Mencegahnyailustrasi minum air putih (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hayo, siapa yang masih malas minum? Mulai sekarang, yuk ubah kebiasaanmu dengan selalu mencukupi kebutuhan cairan.

Diterangkan dalam laman Elite Daily, tidak ada hal baik dari vagina kering. Saat kamu mengalami dehidrasi, bagian intim juga bisa terkena dampaknya.

Vagina biasanya bersifat asam. Akan tetapi, gangguan keseimbangan pH vagina dapat menyebabkan infeksi dan bau tidak sedap. Jadi, penting untuk tetap terhidrasi.

Baca Juga: 9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragi

3. Perhatikan asupan makanan

Bau Vagina Bikin Was-Was? Ini Cara Mencegahnyailustrasi pola makan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)

Diterangkan dalam laman Flo Health, peneliti menyarankan bahwa pola makan kita dapat mengubah mikroflora di vagina. 

Makan produk tertentu mengubah tingkat keasaman mikroflora yang bertanggung jawab atas bau vagina. Makanan dengan bau menyengat juga bisa menyebabkan perubahan bau pada vagina. Rempah-rempah, makanan asap, bawang merah, bawang putih, brokoli, asparagus, dan kopi semuanya ada dalam daftar makanan yang terkadang bisa mengubah bau vagina.

Mengonsumsi daging, produk susu, dan alkohol dalam jumlah berlebihan juga bisa membuat vagina berbau menyengat dan asam. Di sisi lain, buah jeruk (misalnya jeruk dan jeruk limau gedang) dapat membuat bau dan rasa cairan vagina menjadi lebih manis.

Beberapa penelitian mengklaim bahwa orang yang menjalankan diet vegetarian memiliki bau vagina yang lebih ringan.

Lactobacillus, salah satu jenis bakteri pada flora vagina, berperan penting dalam menjaga keseimbangan seluruh sistem. Kita adalah satu-satunya mamalia dengan jenis bakteri dominan ini. Salah satu alasan yang mungkin untuk ini adalah kandungan pati yang tinggi dari makanan kita menyebabkan tingginya kadar glikogen di saluran vagina, menciptakan lingkungan yang cocok untuk Lactobacillus. Namun, para peneliti masih belum sepenuhnya memahami bagaimana pola makan dapat mengubah mikrobioma usus dan vagina.

4. Hindari douching

Bau Vagina Bikin Was-Was? Ini Cara Mencegahnyailustrasi pompa douche tangan (pexels.com/Deni Iqbal)

Douching merupakan upaya mencuci atau membersihkan bagian dalam vagina dengan air atau bahan lainnya. Umumnya, cairan douching terdiri dari air, cuka, soda kue, atau yodium yang dikemas dalam botol atau kantong.

Ini adalah praktik yang cukup umum, tetapi dokter menyarankan kita untuk tidak melakukannya. Pasalnya, douching dapat menyebabkan infeksi vagina. Kalau kamu sudah mengalami infeksi, douching dapat mendorong bakteri ke dalam rahim, saluran tubuh, atau ovarium, dan menyebabkan infeksi yang lebih parah, dilansir WebMD.

Mengutip Office on Women's Health, masalah kesehatan yang terkait dengan praktik douching antara lain:

  • Vaginosis bakterialis. Perempuan yang sering melakukan douching (seminggu sekali) lima kali lebih mungkin mengembangkan vaginosis bakterialis dibandingkan perempuan yang tidak melakukan douching.
  • Penyakit radang panggul, infeksi pada organ reproduksi yang sering disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS).
  • Masalah selama kehamilan, termasuk persalinan prematur dan kehamilan ektopik.
  • IMS, termasuk HIV.
  • Iritasi atau kekeringan vagina.

Para peneliti sedang mempelajari apakah douching menyebabkan masalah-masalah di atas atau apakah perempuan yang berisiko lebih tinggi untuk masalah kesehatan tersebut lebih cenderung melakukan douching.

5. Rutin mandi

Bau Vagina Bikin Was-Was? Ini Cara Mencegahnyailustrasi mandi (freepik.com/user18526052)

Kadang vagina yang berbau tak sedap bisa dicegah dengan cara sesimpel mandi. Mengutip Healthline, area genital bisa menumpuk keringat, kulit mati, dan kotoran. Sama seperti hal-hal tersebut memengaruhi ketiak, dampaknya juga bisa dirasakan vagina.

Mempertahankan praktik kebersihan secara teratur dapat membantu menghindari penumpukan aroma yang tidak sedap. Kalau kamu mencium bau vagina tidak sedap namun tidak sempat mandi, cukup ambil waslap hangat, lalu basuh area rambut kemaluan dan bibir luar vagina.

Hindari membersihkan area vagina dengan loofak karena dapat menyebabkan robekan kecil pada kulit kelamin yang halus, dan membuat area tersebut rentan terhadap infeksi.

Itulah beberapa cara untuk mencegah vagina berbau tidak sedap. Meski begitu, perlu diingat bahwa perubahan bau vagina bisa menjadi tanda kondisi yang perlu ditangani oleh dokter. Sebaiknya temui dokter apabila kamu merasakan perubahan bau pada vagina, apalagi jika disertai gejala tak biasa lainnya. Dokter dapat menemukan penyebabnya dan memberi perawatan yang tepat.

Baca Juga: Perawatan Bleaching Vagina, Bermanfaat atau Berisiko?

Garnis Sukma Photo Verified Writer Garnis Sukma

Have interested on journalism :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya