4 Efek Samping Terlalu Sering Menggunakan Vibrator, Perlu Diantisipasi

Pakai vibrator boleh saja, tapi jangan keseringan

Melibatkan vibrator untuk bercinta memang jadi pilihan tepat. Mau bercinta dengan pasangan atau 'bermain' sendiri, semuanya terasa lebih bergairah jika menggunakan sex toys getar ini. 

Namun, di samping kenikmatan saat menggunakannya, ada efek samping terlalu sering menggunakan vibrator yang mungkin muncul. Risiko ini semakin tinggi jika kamu keliru menggunakannya. Bagaimana pencegahannya? 

Efek samping terlalu sering menggunakan vibrator

Sebuah survei dilakukan di Amerika Serikat dan dipublikasi oleh Statista pada 2020, menunjukkan bahwa vibrator merupakan sex toys paling favorit. Gak heran, sebab getaran yang ditimbulkan oleh alat ini mampu memberikan sensasi berbeda dari sentuhan tangan.

Di samping kenikmatan yang tercipta, ternyata vibrator juga membawa efek samping yang serius bagi kesehatan. Dilansir Health Shot, setidaknya empat hal ini perlu kamu antisipasi sebelum menggunakan vibrator, apalagi kalau terlalu sering. 

1. Paparan kandungan berbahaya

4 Efek Samping Terlalu Sering Menggunakan Vibrator, Perlu Diantisipasiilustrasi sex toys (pexels.com/Bedbible)

Kebanyakan mainan seks, termasuk vibrator, terbuat dari bahan plastik khusus. Namun, dalam beberapa produk bisa jadi dicampurkan senyawa lain yang berbahaya bagi tubuh. Sebuah penelitian tentang plastik yang dilakukan oleh pengawas konsumen, Choice Australia, menemukan kandungan Bisphenol A, phthalate, PVC dan BPA pada sex toys.

Campuran senyawa berbahaya ini diberikan guna membuat mainan yang lebih lembut dan fleksibel. Meski dapat memperbaiki dari segi fungsi, kandungan berbahaya ini dapat menyebabkan efek samping serius bagi tubuh.

BPA alias Bisphenol A, misalnya, dapat menyebabkan penurunan kadar testosteron, gangguan hormon, perkembangan janin terganggu, masalah otak, hingga kanker dan diabetes. Adapun phthalate dosis tinggi yang biasa digunakan untuk melunakkan PVC, dapat menyebabkan kanker, melansir Beyond De Lights

Efek samping kesehatan ini memang gak serta-merta muncul begitu saja. Namun, terlalu sering mendapatkan paparan senyawa berbahaya ini meningkatkan risiko infertilitas, obesitas, kanker payudara, penyakit jantung, dan diabetes.

2. Gangguan sistem tubuh

4 Efek Samping Terlalu Sering Menggunakan Vibrator, Perlu Diantisipasiilustrasi gangguan seks (unsplash.com/Kinga Cichewicz)

Tubuh memiliki empat fase utama sebagai respons seksual. Berdasar teori The Masters & Johnson tahun 1960-an, tahapan ini meliputi gairah awal ketika mendapatkan rangsangan dan mengakibatkan pembengkakan pada area genital. Lalu, fase plateau saat tubuh mengalami tegangan dan napas yang menderu. Baru kemudian orgasme sebagai puncak dan resolusi saat tubuh kembali rileks. 

Nah, penggunaan vibrator menyebabkan satu atau dua tahapan menjadi lebih singkat, bahkan hilang sama sekali. Paling kentara yakni terlewatinya masa dataran tinggi alias plateau menjadi lebih singkat. Getaran kuat dari mainan seks memicu orgasme lebih cepat.

Efek samping terlalu sering menggunakan vibrator ini dapat mengganggu sistem respons seksual tubuh. Selain itu, klitoris mungkin mengalami kebas atau yang juga disebut sindrom vagina mati. Meski sifatnya sementara, gangguan ini dapat menciptakan rasa gak nyaman selama hubungan badan. 

Baca Juga: 5 Kesalahan Umum dalam Menggunakan Sex Toys, Jarang Diketahui!

3.Vibrator mungkin gak melepaskan stres secara maksimal

4 Efek Samping Terlalu Sering Menggunakan Vibrator, Perlu Diantisipasiilustrasi perempuan orgasme (Pexels/Valeria Boltneva)

Seks, apapun jenisnya, memiliki berbagai manfaat. Salah satu benefit yang paling populer adalah kemampuannya meredakan stres. Ini karena seks memicu hormon kebahagiaan dan menekan hormon pemicu stres. 

Arizona State University menunjukkan bukti melalui penelitian bahwa seks dan mencapai orgasme dapat mengeluarkan hormon kortisol (hormon stres) dari tubuh. Klimaks juga melepaskan hormon oksitosin yang merupakan pemicu rasa senang.

Faktanya, hormon ini memerlukan waktu untuk diproduksi tubuh. Dalam buku Slow Sex: The Art and Craft of the Female Orgasm menyebutkan, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk orgasme, maka makin bebas pula kamu dari stres. Adapun penggunaan vibrator dapat mempersingkat waktu mencapai kepuasan. 

4. Iritasi dan infeksi

4 Efek Samping Terlalu Sering Menggunakan Vibrator, Perlu Diantisipasiilustrasi infeksi genital (pexels.com/Sora Shimazaki)

Sebagian besar vibrator digunakan untuk merangsang klitoris. Adapun klitoris sendiri merupakan salah satu bagian sensitif yang peka terhadap gesekan dan gerakan apapun. Efek samping terlalu sering menggunakan vibrator dapat muncul berupa rasa gatal yang gak nyaman karena getaran berlebih.

Selain itu, pemilik vulva mungkin mengalami iritasi akibat gesekan berlebih. Bentuknya, bisa saja kulit yang menipis atau dalam kasus lebih jarang menimbulkan luka. Hal ini juga dipicu oleh cara penggunaan sex toys yang keliru.

Adanya luka di area genital ini semakin berefek parah. Termasuk meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual. Pertukaran cairan, bahkan walau hanya menempel pada vibrator, ini dapat menyebabkan HIV, herpes, gonore, dan penyakit seksual lainnya. 

Maka dari itu, selalu jaga kebersihan dan hindari meminjamkan vibrator secara bergantian dengan orang lain. Usahakan untuk tetap mengenakan pelindung fisik dan gak menggunakannya di vagina dan anus sekaligus. 

Efek samping terlalu sering menggunakan vibrator bisa jadi masalah serius yang perlu dihindari. Meski memiliki manfaat, pertimbangkan untuk memakainya secara terjadwal, ya!

Baca Juga: 5 Bahaya Terlalu Sering Menggunakan Sex Toys bagi Kesehatan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya