7 Kesalahan Foreplay yang Bikin Mood Bercinta Hilang
ilustrasi hubungan seksual (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat olahraga, seseorang perlu melakukan pemanasaan terlebih dulu. Begitu pula ketika hendak melakukan aktivitas seksual. 'Pemanasaan' sebelum berhubungan badan dikenal dengan istilah foreplay. Sejatinya, aktivitas ini bukan permulaan yang wajib, tetapi menerapkan foreplay sebelum bercinta dapat menambah gairah dan meningkatkan keintimaanmu dengan pasangan.
Meski terkesan sepele, foreplay bukan hal yang mudah. Bahkan meski telah dilakukan berulang-ulang, kesalahan saat foreplay pun masih sering terjadi. Inilah kesalahan foreplay yang sering terjadi dan cara mengatasinya. Yuk, simak!
1. Berpikir bahwa foreplay tidak penting
ilustrasi pasangan (Unplash.com/Velizar Ivanov)Memikirkan foreplay tidak penting akan membuatmu melewatkan sesi ini. Padahal, pemasanan sebelum bercinta memiliki banyak manfaat, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Termasuk memanjakan fisik dan emosional serta membantu mempersiapkan pikiran dan tubuh saat berhubungan seksual.
Dr. Ruth Westheimer, EdD, seorang terapis psikoseksual mengungkapkan bahwa perempuan membutuhkan waktu lebih lama (dibandingkan laki-laki) untuk mencapai tingkat gairah yang dibutuhkan untuk orgasme. Foreplay membantu perempuan untuk bisa mencapai titik itu. Adapun bagi pria, eksplorasi foreplay dapat membuat sensasi ereksi makin menyenangkan. Intinya, foreplay memang sepenting itu, Guys!
2. Hanya fokus di satu titik
ilustrasi foreplay (Unsplash.com/Shane)Nyatanya, zona sensitif manusia bukan hanya di alat kelamin, lho. Kamu tetap bisa bergairah bahkan orgasme tanpa disentuh jika titik-titik tertentu mengalami rangsangan. Bahkan, klimaks juga bisa terjadi hanya dengan memikirkan sesuatu yang membuatmu terangsang, lho.
Sama halnya dengan foreplay, berpusat pada satu bagian tubuh saja akan terasa membosankan. Oleh sebab itu, lakukan inisiatif dengan membelai, meniup, juga menjilat titik sensitif pasangan, seperti di leher, telinga, perut, dan lainnya. Kamu juga dapat memberikan aksi yang lebih agresif, seperti menarik rambut perlahan, jika memang pasanganmu menyukainya.
3. Terlalu banyak bicara
ilustrasi terlalu banyak bicara (Unsplash.com/Kristina Flour)Komunikasi saat melakukan aktivitas seksual memang perlu. Obrolan di tengah momen intim dengan pasangan pun dapat membangun suasana, seperti pembicaraan 'kotor' guna meningkatkan gairah. Namun, awas! Kamu bisa terjebak dengan obrolan klise yang membosankan. Misalnya, membicarakan tentang pekerjaan. It's a big no!
Daripada mood bercinta terganggu, mengurangi pembicaraan akan lebih baik, tetapi jangan diam saja. Berikan bisikan-bisikan manis untuk menjalin interaksi dengan pasangan. Dilansir Menshealth, perbincangan 'kotor' di ranjang bisa diawali dengan memuji fisik atau kemampuan pasangan, mengutarakan apa yang kamu sukai, dan jangan sungkan memuji hal yang dilakukan pasangan lakukan saat bercinta.
4. Terburu-buru dan terlalu kasar
ilustrasi perempuan (Unsplash.com/Kinga Cichewicz)Editor’s picks
Quickie memang jadi jawaban di tengah kesibukan harian. Di momen ini, bisa jadi kamu dan pasangan tidak punya banyak waktu melakukan foreplay yang panas. Hal itu wajar, tetapi adakalanya kamu harus menyempatkan slow sex atau menambah durasi bercinta guna menerapkan foreplay dan membangun intimasi yang maksimal.
Terburu-buru menyebabkan kamu dan pasangan kurang menikmati momen. Hasilnya, kamu mungkin mengalami sentuhan yang kurang lembut di bagian sensitif. Penting untuk diantisipasi, pastikan tetap berikan rangsangan perlahan nan halus pada pasangan, bahkan ketika foreplay hanya bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Baca Juga: 5 Tips Lakukan Foreplay saat Baru Menikah, Jangan Canggung!
5. Tidak memahami kesukaan pasangan
ilustrasi pasangan (Pexels.com/Ba Tik)Titik rangsang masing-masing individu berbeda, termasuk antara kamu dan pasangan. Inilah penyebab mengapa foreplay dan eksplorasi sangat diperlukan dalam hubungan intim. Kamu bisa mengamati respon pasangan ketika mendapat sentuhan atau rangsangan lain selama bercinta.
Ketika kamu mulai berbicara 'kotor' dan pasangan menunjukkan wajah enggan, maka jangan diteruskan. Pilih pendekatan lain yang mungkin lebih disukai. Akan sangat membantu jika kamu dan pasangan bisa saling terbuka tentang apa yang diharapkan saat bercinta.
6. Terlalu banyak menatap
ilustrasi pasangan bertatapan (Unsplash.com/Andrea Piacquadio)Selama momen foreplay, kamu pasti penasaran dengan respon pasangan dari rangsangan dan sentuhan yang diberikan. Kamu boleh kok saling memandang mata, tetapi jangan terlalu sering. Terlalu banyak menatap pasangan selama sesi pemanasan justru dapat menciptakan momen kikuk.
Mainkan tatapan dengan stimulan secara seksi. Berikan sentuhan dan pandang mata pasangan sekilas lalu kembali fokus pada aktivitas yang kamu lakukan. Cukup lakukan sesekali dengan kontak mata yang menggoda dan jangan terlalu sering.
7. Tidak punya waktu cukup
ilustrasi pasangan marah (Pexels.com/Kampus Production)Terburu-buru dan kasar membuat momen foreplay terjadi terlalu singkat dan tidak menyenangkan. Terlebih, waktu terbatas untuk menciptakan kehangatan dan gairah sebelum bercinta dapat mempengaruhi kualitas bercinta. Maka dari itu, pastikan meluangkan waktu yang cukup untuk pemanasan.
Dilansir CBC.com, perempuan membutuhkan setidaknya 12-20 menit untuk terangsang. Jika terlalu sibuk, kamu bisa mengawalinya dengan sexting atau rangsangan lain yang bisa dilakukan sembari curi-curi waktu.
Mengomunikasikan kesukaan pasangan adalah hal paling tepat guna menghindari kesalahan foreplay di atas. Beberapa obrolan juga digunakan sebagai 'pancingan' supaya momen bercinta semakin menyenangkan.
Baca Juga: 9 Jenis Foreplay yang Biar Hubungan Seks Makin Panas!
Berita Terkini Lainnya
