6 Ketakutan Perempuan saat Bercinta yang Ganggu Momen Intim

Bukannya melepas stres, malah tambah anxiety

Meskipun dapat meredakan stres, gak bisa dimungkiri bahwa terlibat secara fisik dengan orang lain, bisa memicu kecemasan tersendiri. Bahkan jika orang lain tersebut adalah pasangan sendiri yang sudah dikenal bertahun-tahun.  

Nyatanya, ketakutan perempuan saat bercinta ini jamak dirasakan, lho. Kira-kira apa saja yang bikin perempuan cemas saat berhubungan seks?

Ketakutan perempuan saat bercinta

Suara aneh, gerakan canggung, dan respons tubuh yang gak dikendalikan, ternyata dapat menimbulkan anxiety, lho. Baik ketika bercinta pertama kali atau untuk kesekian kalinya, hal tersebut tetap dapat membuat perasaan gak tenang.  

Bagi laki-laki, 'mengintip' kecemasan perempuan ini, mungkin dapat menambah pengetahuan soal hubungan ranjang. Lebih lanjut, kamu dapat membantu pasangan meredakan kecemasan yang sedang melandanya. 

1. Takut gak sampai orgasme

6 Ketakutan Perempuan saat Bercinta yang Ganggu Momen Intimilustrasi orgasme (elitedaily.com)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orgasm gap bukanlah mitos. Salah satunya penelitian dalam jurnal Archives and Sexual Behaviour menyatakan, 75 hingga 90 persen perempuan gak konsisten mengalami orgasme selama seks. Sementara, sisanya justru gak mengalami klimaks sama sekali. 

Bukti tersebut memperkuat bahwa laki-laki lebih cepat orgasme dibanding perempuan. Ini terjadi karena faktor psikologis seperti kestabilan emosi dan intervensi maupun rangsangan.

Fakta orgasm gap ini makin bikin overthinking perempuan ketika bercinta. Akibatnya, fokus menjadi teralihkan dan gak bisa menikmati momen intim dengan pasangan.

2. Takut gak bisa memuaskan pasangan

6 Ketakutan Perempuan saat Bercinta yang Ganggu Momen Intimilustrasi pasangan (pexels.com/quin bridal)

Bukan hanya laki-laki, beban pikiran terkait kemampuan menunjukkan performa di ranjang juga jadi salah satu ketakutan perempuan. Dr. Anuneet Sabharwal, seorang psikiatri di Mumbai menjelaskan pada Femina, banyak perempuan, terlebih yang mengalami genofobia atau coitofobia, mengalami kecemasan karena merasa gak mampu memuaskan pasangan.

Perasaan takut mengecewakan pasangan di ranjang ini lantas menjadi momok menakutkan. Mood bercinta bisa mendadak hilang ketika pikiran bergulat dengan kekhawatiran tersebut. 

Untuk mengurangi perasaan ini, kamu perlu menghubungi seksolog, konselor psikologi, atau terapis seks profesional, ya. Perawatan dan sesi terapi yang tepat akan membantumu menemukan sumber anxiety dan cara mengatasinya.

3. Takut akan rasa sakit

6 Ketakutan Perempuan saat Bercinta yang Ganggu Momen Intimilustrasi perempuan merasa sakit saat seks (pexels.com/cottonbro)

Ada kalanya perempuan mengalami rasa sakit ketika penetrasi. Alasannya pun beragam, mulai dari faktor riwayat kesehatan seperti vaginismus atau vagina belum terlubrikasi dengan baik. Alih-alih menikmatinya, rasa sakit yang muncul justru membuat perempuan takut menghadapi seks.

Namun, ketakutan akan rasa sakit umumnya hanya terjadi ketika melibatkan intercourse. Di samping itu, kondisi tersebut gak selalu memengaruhi bentuk rangsangan lain, seperti oral seks atau lainnya.

Penyebab munculnya perasaan cemas juga dapat dipicu oleh ketakutan bahwa vagina terlalu kecil atau trauma pada aktivitas seksual sebelumnya. Di sisi lain, keyakinan bahwa seks itu memalukan juga memicu ketakutan perempuan saat bercinta.

Baca Juga: 5 Penyebab Proses Penetrasi saat Bercinta Terasa Tak Nyaman, Kok Bisa?

4. Takut di-judge pasangan

6 Ketakutan Perempuan saat Bercinta yang Ganggu Momen Intimilustrasi seks (pexels.com/cottonbro)

Ahli menyatakan ketakutan di-judge pasangan merupakan salah satu bentuk kecemasan yang sering dijumpai. Konstruksi sosial yang mendukung peran perempuan harus tunduk dan patuh, membuat perempuan sulit mengungkapkan apa yang diinginkan selama di ranjang. 

Belum lagi, komunikasi dengan pasangan yang kurang terjalin dengan baik. Ketidakselarasan keinginan dan pemikiran ini tentu dapat memicu timbulnya judging, meski tanpa disengaja.

Nah, agar terhindar dari pikiran menghakimi, coba jalin komunikasi yang baik dengan pasangan. Sampaikan apa yang kamu inginkan dan tanya apa keinginan pasangan. Dengan begitu, seks menjadi lebih menyenangkan, karena gak saling ngebatin maunya apa.

5. Body image issues

6 Ketakutan Perempuan saat Bercinta yang Ganggu Momen Intimilustrasi ketakutan perempuan saat seks (pexels.com/cottonbro)

Body image issues bisa jadi persoalan serius ketika di ranjang. Contohnya, anggapan bahwa perempuan menarik memiliki warna kulit cerah, sedangkan kulit gelap dianggap gak atraktif. Akhirnya, anggapan tersebut terpatri di otak dan menyebabkan anxiety.

Hal tersebut tentunya bisa menjadi salah satu ketakutan perempuan saat bercinta. Mereka takut bahwa pasangan gak suka dengan bentuk atau bagian tubuh tertentu. 

Permasalahan citra tubuh dapat memicu seseorang mengalami genophobia atau coitophobia. Keduanya, dapat menjadi hambatan bagi perempuan untuk menikmati seks.

6. Anggapan masturbasi itu 'gak banget'

6 Ketakutan Perempuan saat Bercinta yang Ganggu Momen Intimilustrasi perempuan masturbasi (Unsplash.com/Romina Farías)

Gak cuma soal hubungan intim bersama pasangan, ketakutan perempuan saat bercinta juga berlaku ketika menikmati momennya sendiri. Terbatasnya obrolan masturbasi pada perempuan, menimbulkan miskonsepsi bahwa self sex merupakan hal yang memalukan. Bahkan, bisa menimbulkan rasa bersalah yang akhirnya membatasi perempuan mengenal dirinya sendiri.

Padahal, ahli menuturkan bahwa masturbasi dapat membuat seseorang mengetahui apa yang ia suka atau sebaliknya. Hal ini tentunya berdampak saat melakukan hubungan seks bersama pasangan. Ketika perempuan gak tahu apa yang diinginkan, maka ia hanya akan mengikuti kemauan orang lain. 

Perlu disematkan sugesti bahwa masturbasi gak seburuk itu, kok. Kamu boleh melakukannya jika memang gak melanggar prinsip yang dipegang. 

Kalau gak segera dicari solusinya, ketakutan perempuan saat bercinta di atas dapat mengganggu kenikmatan momen intim, lho. Buat laki-laki, jangan ragu tanyakan pada pasangan hal apa yang mengganggu pikirannya. Jika perlu, temani berkunjung ke terapis untuk mendapatkan solusi terbaik.

Baca Juga: Tips Sexual Aftercare, Perawatan setelah Bercinta

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya