Penyebab Sperma Mati dan Cara Mengobatinya Menurut Medis

Kasusnya langka, tapi ada

Barangkali sudah banyak yang tahu bahwa sperma tidak dapat bertahan hidup dalam waktu lama jika sudah di luar tubuh. Namun, ada juga keadaan langka yang menyebabkan sperma mati bahkan saat sampel air mani baru saja diambil. Kondisi ini disebut sebagai necrozoospermia.

Mengganggu fertilitas, penyebab sperma mati dan cara mengobatinya masih perlu banyak penelitian. Berikut uraian yang perlu kamu ketahui mengenai sperma yang diproduksi dalam keadaan mati.

Apa itu necrozoospermia?

Necrozoospermia atau juga dikenal sebagai necrospermia adalah istilah medis untuk menggambarkan sperma mati atau nekrotik dalam sampel air mani segar. Kondisi ini termasuk langka, bahkan diperkirakan terjadi pada 0,2-0,5 persen laki-laki, seperti disebutkan penelitian dalam jurnal System Biology in Reproductive Medicine.

Sperma dikatakan normal apabila jumlah sperma nekrotik hanya 30 persen atau kurang dari itu. Sementara itu, necrozoospermia dibagi menjadi dua macam. Pertama, sedang jika jumlah sperma nekrotik berkisar antara 50-80 persen. Di samping itu, dikatakan berat jika jumlah sperma mati lebih dari 80 persen.

Penyebab sperma mati atau necrozoospermia

Penyebab Sperma Mati dan Cara Mengobatinya Menurut Medisilustrasi sperma dan sel telur (americanpregnancy.org)

Very Well Health mengungkapkan bahwa penyebab necrozoospermia tidak diketahui secara jelas. Hal ini didasari oleh kondisi yang jarang sehingga tidak cukup banyak penelitian. Meski demikian, ada beberapa teori pemicu sperma mati.

  • Suhu tubuh yang sangat tinggi. Misalnya, ketika laki-laki menggunakan kursi roda atau hot tub
  • Usia lanjut
  • Memiliki antibodi bersifat anti-sperma. Artinya, kekebalan tubuh menyerang sel sperma normal yang sehat
  • Kanker testis dini
  • Paparan racun, dari timbal, pestisida, merkuri, atau kadmium
  • Penyebab hormonal, seperti hipogonadisme hipogonadotropik (HH)
  • Infeksi pada saluran reproduksi laki-laki
  • Masalah dengan testis atau epididimis 
  • Orgasme kering atau periode tanpa ejakulasi yang berkepanjangan
  • Cedera tulang belakang
  • Penggunaan obat-obatan terlarang 
  • Varikokel atau pelebaran pembuluh darah di skrotum yang tidak normal.

Necrozoospermia vs asthenozoospermia

Kondisi dari dua istilah ini sering disamakan. Yap, keduanya sama-sama gangguan pada sperma. Walau mirip, tapi keduanya berbeda. Necrozoospermia adalah keadaan saat sperma mati, sedangkan asthenozoospermia merupakan kondisi ketika 100 persen sperma dalam sampel tidak bergerak dengan baik. Artinya, sperma tidak benar-benar mati. Penelitian dalam jurnal Human Reproduction Update menyebutkan bahwa asthenozoospermia terjadi pada 1 dari 5 ribu laki-laki. 

Baik necrozoospermia maupun asthenozoospermia, merupakan penyebab potensial infertilitas pada laki-laki. Keduanya, tidak menunjukkan gejala apapun. Satu-satunya cara mendeteksinya adalah dengan melakukan analisis air mani.

Baca Juga: Donor Sperma: Tujuan, Prosedur, Syarat, dan Efektivitas

Kesalahan diagnosis necrozoospermia

Penyebab Sperma Mati dan Cara Mengobatinya Menurut Medisilustrasi sperma dan sel telur (pexels.com/nadezhda moryak)

Beberapa kondisi sperma mati pada sampel air mani mungkin disalahartikan sebagai necrozoospermia. Diagnosis palsu dapat terjadi apabila:

  • Penggunaan pelumas dengan spermisida saat mengumpulkan sampel 
  • Wadah pengumpulan sampel tidak steril atau terkontaminasi kotoran yang dapat membunuh sperma
  • Tidak menggunakan wadah khusus pengumpulan sperma. Menampung air mani dalam kondom tidak sepenuhnya higienis dan mungkin mencemari sperma.

Meski tidak diiklankan mengandung spermisida, lateks kondom dapat menyebabkan kematian pada sperma. Jika memang diminta menampung air mani dalam sperma, biasanya dokter akan memberikan kondom khusus yang menjaga kondisi sperma.

Apabila seseorang mendapat diagnosis necrozoospermia, dokter akan meminta pengambilan sampel ulang sebanyak dua kali dalam sehari. Sampel kedua bersifat lebih segar dan membantu mendiagnosis masalah.

Perawatan necrozoospermia

Jurnal Gynecological & Endocrinology menyebutkan, salah satu pengobatan efektif untuk necrozoospermia yakni ekstraksi sperma testis atau epididimis dengan ICSI (TESE-ICSI). Dalam prosedur ini, pasien akan diberikan anestesi lokal untuk membuat testis mati rasa. 

Selanjutnya, jarum dimasukkan dan sampel jaringan testis dibiopsi atau diekstraksi. Hal ini dapat dilakukan karena meskipun sperma mati saat ejakulasi, tetap ada beberapa yang hidup dan belum matang dalam testis.

Sel sperma yang belum matang ini akan dibiakkan di laboratorium klinik kesuburan. Sperma tidak dapat menembus dan membuahi sel telur sendiri, maka IVF dengan ICSI diperlukan. Sel sperma yang belum matang tersebut disuntikkan langsung ke sel telur.

Perawatan lain yang juga umum dilakukan yakni mengobati infeksi. Misalnya, jika ada infeksi, maka antibiotik dapat diresepkan. Jika necrozoospermia disebabkan oleh penyalahgunaan obat, maka pengobatan kecanduan obat dapat dianjurkan.

Perawatan yang kurang umum yakni ejakulasi berulang bagi yang mengalami cedera tulang belakang. Perawatan ini disebut elektroejakulasi yang melibatkan penggunaan kejutan listrik untuk memaksa ejakulasi untuk pengambilan air mani.

Penyebab sperma mati dan cara mengobatinya memang tidak selalu menyebabkan infertilitas. Untuk itu, kamu bisa berkonsultasi kepada dokter guna menemukan perawatan dan pengobatan terbaik.

Baca Juga: Idealnya, Berapa Kali Seminggu Sperma Harus Keluar?

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya