Puber Kedua Laki-Laki, Kenali Tanda dan Cara Mengelolanya

Pahami tandanya supaya bisa mengelolanya dengan baik

Berbicara mengenai pubertas pada laki-laki biasanya dikaitkan dengan perubahan fisik dan emosional. Transisi ini secara umum terjadi ketika individu memasuki usia remaja. Pada fase tersebut, seseorang umumnya mulai merasa ingin menjelajahi romansa hingga  mencoba berbagai hal baru. 

Ciri-ciri tersebut juga kerap dikaitkan dengan pubertas kedua. Alih-alih pada masa remaja, puber kedua laki-laki dikatakan terjadi pada pria yang sudah mencapai usia dewasa dan matang.

Namun, apa sebenarnya pubertas kedua ini? Benarkah kondisi tersebut ada secara medis dan apa ciri-cirinya? Berikut penjelasannya untukmu.

Apa itu pubertas pada laki-laki?

Sejatinya, pengertian pubertas bagi laki-laki sama dengan perempuan. Pubertas merupakan fase perkembangan yang terjadi ketika tubuh anak bertransisi menjadi tubuh seorang dewasa. Dalam hal ini, individu bersiap untuk melakukan reproduksi dengan adanya perubahan secara fisik dan emosional.

Pubertas pada laki-laki umumnya terjadi pada usia 11-12 tahun. Meski begitu, bisa pula terjadi lebih cepat atau lambat. Dilansir Very Well Family, tanda-tanda yang ditunjukkan biasanya meliputi perubahan suara yang membesar, tumbuh rambut di area badan tertentu, tumbuhnya testis dan penis, hingga mimpi basah.

Pubertas kedua laki-laki

Puber Kedua Laki-Laki, Kenali Tanda dan Cara Mengelolanyailustrasi laki-laki (pexels.com/Kelvin Valerio)

Berbeda dengan yang pertama, pubertas kedua merupakan istilah yang merujuk pada cara tubuh berubah setelah memasuki masa dewasa. Alih-alih fisik, pubertas kedua ditandai dengan adanya perubahan emosional. Namun, pubertas kedua (baik untuk laki-laki maupun perempuan) bukanlah istilah medis.

Alyssa Dweck, MD., FACOG., seorang ginekolog yang berbasis di New York dalam SELF  mengungkapkan bahwa pubertas kedua sebetulnya tidak ada. Pasalnya, tubuh memang akan terus berubah seiring bertambahnya usia. Adapun perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

  • Perubahan hormon 

Hormon yang fluktuatif dapat memicu adanya perubahan emosional. Tak hanya pada perempuan, tetapi laki-laki juga. Tanda-tanda paling umum meliputi unsur emosional.

  • Perubahan gaya hidup

Faktor eksternal dapat memicu adanya puber kedua. Cleveland Clinic menyebutkan, kebiasaan tertentu dapat membuat tubuh terlihat dan terasa berbeda, bahkan berpotensi mengganggu kesehatan. Misalnya, mengonsumsi makanan yang tidak memberi energi maupun tidur tidak teratur.

Baca Juga: Apa Itu G-Spot? Titik Sensitif pada Perempuan yang Misterius

Kapan puber kedua laki-laki terjadi?

Berbeda dengan pubertas remaja yang ditandai dengan perubahan fisik, puber kedua laki-laki tidak demikian. Alasannya, fase ‘remaja kedua’ ini bukanlah istilah medis yang merujuk pada suatu kondisi tertentu.

Healthline menjelaskan bahwa fase ini bisa berlangsung pada usia 20-an, 30-an, 40-an, bahkan seterusnya. Mungkin juga meliputi satu dekade kehidupan, seperti selama usia 30-an atau transisi dekade usia. 

Tanda puber kedua laki-laki

Puber Kedua Laki-Laki, Kenali Tanda dan Cara Mengelolanyailustrasi laki-laki (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dijelaskan sebelumnya bahwa puber kedua pada laki-laki tetap merujuk pada perubahan di usia dewasa. Hal ini dapat menunjukkan tanda-tanda tertentu yang berbeda tiap tahapan usia. Dilansir Flo Health dan Healthline,  berikut ini bisa menjadi tanda puber kedua laki-laki per dekadenya.

Usia 20-an

  • Perubahan psikologis dan emosional. Kehidupan mandiri dan banyak tantangan baru membuat tubuh melakukan penyesuaian. Beberapa gejala kecemasan atau depresi mungkin muncul sebagai reaksi alami terhadap fase baru ini
  • Massa tulang dan kekuatan otot: Massa dan kekuatan tulang mencapai maksimum pada usia 20-an
  • Stretch mark: Beberapa orang usia 20-an mengalami stretch mark yang merupakan bagian alami dari pertumbuhan. Pastikan untuk minum cukup air untuk elastisitas dan kesehatan kulit
  • Pertumbuhan prostat melambat: Tidak terjadi perubahan seperti pada pubertas pertama.

Usia 30-an

  • Perubahan massa tulang dan otot: Massa tulang dan otot secara alami mulai berkurang di usia 30-an. Akibatnya, bentuk dan kekuatan tubuh pun berubah
  • Perubahan kulit dan rambut: Kulit mulai kehilangan elastisitas, beberapa juga tumbuh uban
  • Perubahan metabolisme: Metabolisme tubuh biasanya mulai melambat sehingga menyebabkan penambahan berat badan dan perubahan tambahan pada bentuk tubuh.

Usia 40-an

  • Tinggi: Orang berusia 40-an akhir cenderung kehilangan tinggi 2-5 sentimeter. Alasannya, terjadi pengeroposan di tulang belakang karena cakram di antara tulang belakang aus dan menyusut
  • Gigi: Dengan perawatan gigi yang tepat, gigi dapat bertahan seumur hidup. Meski demikian, gigi menjadi lebih sensitif terhadap suhu panas dan dingin seiring bertambahnya usia
  • Pengeroposan tulang lebih cepat: Bertambahnya usia dapat menurunkan jumlah penyerapan kalsium dalam tulang sehingga kepadatan tulang pun menurun lebih cepat
  • Perubahan gairah seks: Kadar hormon mulai menurun seiring bertambahnya usia. Salah satu pengaruh terbesar yakni menurunkan gairah seksual. Meski ada beberapa yang justru menganggap perubahan gairah seks sebagai tantangan baru
  • Pertumbuhan prostat: Prostat mungkin kembali tumbuh tanpa terlihat sehingga mengakibatkan kesulitan buang air kecil
  • Disfungsi ereksi: Kadar testosteron akan menurun sehingga memengaruhi kemampuan mempertahankan ereksi.

Cara mencegah puber kedua laki-laki

Puber Kedua Laki-Laki, Kenali Tanda dan Cara Mengelolanyailustrasi laki-laki (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sayangnya, tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah puber kedua laki-laki maupun perempuan. Kamu tidak bisa mencegah perubahan fisik maupun emosional yang terjadi pada fase ini.

Seluruhnya merupakan tahapan alami tubuh  dalam menghadapi perkembangan. Beberapa mungkin dapat dikontrol, tapi sisanya akan tetap berubah sesuai tahapan usia.

Cara mengelola puber kedua

Satu-satunya langkah bijak mengelola puber kedua laki-laki adalah dengan mengelola tubuh. Menyalurkan lebih banyak energi positif pada tubuh dan pikiran bisa dilakukan dengan beberapa cara, termasuk di antaranya:

  • Usahakan tubuh tetap aktif. Kamu bisa mengupayakannya dengan berolahraga secara teratur sejak muda sehingga tetap sehat hingga tua nanti
  • Makan makanan bergizi karena buah, sayur, biji, hingga daging, seluruhnya penting untuk menjaga tubuh lebih sehat
  • Mengelola penyakit kronis dan jangan tunda untuk mengobatinya agar tidak berujung komplikasi
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, tetapi bukan hanya secara fisik, mental pun perlu dijaga. Untuk itu, dapatkan pemeriksaan kesehatan rutin, salah satunya dengan mengunjungi ginekolog dan konselor.

Puber kedua laki-laki memang bukan istilah resmi secara medis. Meski demikian, bukan berarti individu tidak bisa mengalaminya. Jika fase ini membuat merasa tidak menentu, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan ahlinya, ya.

Baca Juga: Serba-Serbi Masa Pubertas pada Manusia, Sudah Bisa Jatuh Cinta?

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya