Benarkah Sunat Memengaruhi Hubungan Seksual? Ini Penjelasan Medisnya!

Sunat dipercaya dapat menurunkan sensitivitas seksual

Selain anjuran agama tertentu, sunat sudah menjadi sebuah tradisi yang melekat pada masyarakat Indonesia. Biasanya, setelah prosedur medis ini dilakukan maka akan digelar acara khusus yang ditujukan untuk tetangga, kerabat dan juga sanak saudara. Hal ini bertujuan sebagai wujud rasa syukur.

Meskipun begitu, sunat ternyata memiliki banyak mitos yang beredar di lingkungan masyarakat. Salah satunya adalah kepercayaan bahwa prosedur medis ini ternyata berpengaruh terhadap kenikmatan saat berhubungan seks. Lalu, benarkah demikian? Yuk, cek langsung faktanya!

1. Mengenal sunat

Benarkah Sunat Memengaruhi Hubungan Seksual? Ini Penjelasan Medisnya!ilustrasi anak laki-laki (pexels.com/Artem Beliaikin)

Sunat atau bisa juga disebut khitan adalah suatu prosedur untuk menghilangkan kulit yang menutupi ujung penis (kulup). Tindakan yang dikenal dalam dunia medis sebagai sirkumsisi ini dapat dilakukan pada usia berapa pun, termasuk bayi.

Akan tetapi, prosedur medis ini lebih sering dilakukan ketika anak laki-laki duduk di bangku sekolah dasar, yaitu 7 hingga 12 tahun. Sebagian besar alasan orang tua memutuskan anak laki-lakinya disunat adalah mengikuti anjuran agama tertentu.

Tak hanya itu, menjaga kebersihan serta kesehatan organ intim juga kerap menjadi alasannya. Apalagi, kini telah banyak prosedur sunat yang lebih canggih dan cepat sehingga proses penyembuhan luka pun lebih singkat dibandingkan dahulu.

2. Manfaat sunat bagi kesehatan

Benarkah Sunat Memengaruhi Hubungan Seksual? Ini Penjelasan Medisnya!ilustrasi buang air kecil (freepik.com/jcomp)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, jika sunat dapat bermanfaat bagi kebersihan serta kesehatan organ intim karena mempermudah pria dalam membersihkan penis. Selain itu, prosedur sirkumsisi juga bisa mengurangi risiko infeksi saluran kemih, seperti dikutip dari WebMD.

Ditambah lagi, khitan juga menghilangkan risiko melekatnya kulit pada kepala penis (fimosis) yang biasanya terjadi pada pria yang belum disunat. Meskipun tidak berbahaya, fimosis dapat berisiko menimbulkan balanitis, yaitu peradangan pada kulup ataupun kepala penis.

Baca Juga: Apakah Sunat Bisa Menambah Tinggi Badan? Cek Faktanya!

3. Benarkah sunat mempengaruhi hubungan seks?

Benarkah Sunat Memengaruhi Hubungan Seksual? Ini Penjelasan Medisnya!ilustrasi hubungan intim (freepik.com/rawpixels.com)

Tak sedikit orang yang percaya jika sunat dapat berpengaruh terhadap hubungan seks. Misalnya menjadi berimbas kepada sensivitas seksual karena bagian kulup penis telah dipotong. Lalu, apakah benar begitu?

Faktanya, bagian kulup pria memang sangat sensitif terhadap rangsangan. Namun, berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Urological Association tahun 2016. Disebutkan bahwa tidak ditemukan perbedaan sensitivitas yang signifikan antara penis yang disunat dan yang tidak.

Ini artinya sunat sebenarnya tidak akan mempengaruhi hubungan seks. Justru prosedur tersebut dapat memberikan manfaat bagi kesehatan organ intim pria.

4. Bagaimana perbedaan antara penis yang disunat dengan yang tidak?

Benarkah Sunat Memengaruhi Hubungan Seksual? Ini Penjelasan Medisnya!ilustrasi penis (pexels.com/Deon Black)

Selain dari segi tampilan, ada beberapa hal lainnya yang membedakan penis yang disunat dengan yang tidak. Dirangkum dari Healthline dan Medical News Today, berikut ini perbedaannya, antara lain:

  • Kebersihan

Bagi pria yang tidak disunat, mereka harus lebih memperhatikan kebersihan organ intim. Pasalnya, bagian bawah kulup tersebut rentan menjadi tempat berkumpulnya sel kulit mati, minyak dan bakteri. Akhirnya, kondisi ini akan menghasilkan smegma, yaitu bercak putih pada lipatan kulit penis yang tersusun atas penumpukan sel kulit mati dan sebum.

Jika tidak dibersihkan, smegma akan menimbulkan bau tak sedap dan juga iritasi yang berisiko memicu infeksi. Sementara, pria yang disunat yang membutuhkan sedikit waktu untuk membersihkan organ intim.

  • Sensitivitas

Sama seperti penjelasan sebelumnya, jika kulup pada penis merupakan bagian yang sangat sensitif terhadap sentuhan. Meskipun begitu, hal ini rupanya tidak mempengaruhi gairah maupun kualitas seks.

  • Risiko infeksi

Menumpuknya smegma pada bagian kulup pria yang tidak disunat dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih serta balanitis. Oleh sebab itu, perlu perhatian ekstra untuk membersihkannya agar tak menjadi tempat berkumpulnya sel kulit dan bakteri.

5. Adakah risiko bila tidak disunat?

Benarkah Sunat Memengaruhi Hubungan Seksual? Ini Penjelasan Medisnya!ilustrasi infeksi saluran kemih (freepik.com/benzoix)

Jika dilihat dari kacamata kesehatan, khitan memang memiliki banyak manfaat. Lalu, adakah risiko bila tidak disunat? Dilansir Cleveland Clinic, fimosis adalah kondisi yang umum dialami oleh bayi, anak-anak maupun pria yang tidak disunat.

Perlu diketahui jika fimosis adalah kelainan di mana kulup melekat terlalu erat pada kepala penis sehingga tak bisa ditarik ke belakang. Meskipun normal, namun kondisi ini dapat berisiko menimbulkan balanitis.

Tak hanya itu, kebersihan organ intim yang tidak terjaga dapat memunculkan smegma dan akhirnya menimbulkan bau tak sedap. Kondisi inilah yang nantinya juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

Bagaimana? Ternyata sunat tak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap sensivitas seksual. Justru prosedur medis ini memiliki manfaat dari segi kesehatan. Akan tetapi, sunat atau tidak merupakan pilihan masing-masing pria.

Baca Juga: Mengenal Sunat Perempuan dari Sisi Medis, Apakah Berbahaya?

I am Lavennia Photo Verified Writer I am Lavennia

"Earth" without "Art" is just "Eh".

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya