7 Pengaruh Menyusui terhadap Kehidupan Seks, Dipicu Perubahan Hormon

Membuat gairah seks para ibu berkurang

Setelah buah hati lahir ke dunia, seks mungkin menjadi hal terakhir yang ada di pikiran para pasangan suami istri. Bukan tanpa alasan, kesibukan menjalani peran sebagai orangtua mengharuskan setiap pasangan menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan situasi baru.

Umumnya, kehidupan seks dalam rumah tangga kembali seperti sedia kala pada 4 hingga 6 minggu pascapersalinan normal. Durasinya akan lebih lama jika ibu menjalani operasi c-section, yakni lebih dari 6 minggu. Meskipun begitu, masa menyusui biasanya turut memengaruhi hasrat seksual pada para ibu. Simak ulasannya berikut ini.

1. Kelelahan

7 Pengaruh Menyusui terhadap Kehidupan Seks, Dipicu Perubahan Hormonilustrasi ibu kelelahan (pexels.com/Sarah Chai)

Menjadi orangtua baru menyita banyak waktu dan energi, khususnya saat bayi baru lahir dan selama masa menyusui. Tak jarang, ibu harus terjaga hingga dini hari karena menyusui sang buah hati sampai terlelap, lalu harus bangun pagi lagi untuk menunaikan kewajiban lainnya. Alhasil ibu kekurangan tidur dan gairah seksualnya ikut menurun.

Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelelahan yang dialami para orangtua baru dalam hal ini. Menyiasati kekurangan tidur di malam hari dengan tidur siang bersama anak, meminta bantuan kepada anggota keluarga lain atau pengasuh yang dapat dipercaya, hingga bekerja sama dengan pasangan.

2. Rasa sakit yang muncul ketika menyusui

7 Pengaruh Menyusui terhadap Kehidupan Seks, Dipicu Perubahan Hormonilustrasi ibu menyusui (unsplash.com/Timothy Meinberg)

Menyusui bukan proses yang mudah. Walau menawarkan segudang manfaat bagi ibu dan bayi, tetapi ada sisi lain yang juga harus ditanggung selama menyusui. Umumnya para ibu mengalami beberapa kondisi seperti mastitis atau radang payudara, nyeri puting, hingga pembekakan payudara yang memberikan rasa sakit dan tidak nyaman.

Segera diskusikan dengan dokter apabila ibu mengalaminya. Mengenakan bra khusus menyusui juga bisa membantu. Selain itu, jika ingin melakukan aktivitas seksual dengan pasangan, minta untuk mengecualikan bagian payudara dan lakukan posisi seks yang tak banyak memberikan tekanan pada payudara.

3. ASI rembes saat berhubungan seks

7 Pengaruh Menyusui terhadap Kehidupan Seks, Dipicu Perubahan Hormonilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Wendy Wei)

Aktivitas seks dapat menstimulasi let-down reflex, sebuah rangsangan yang membuat ASI lebih lancar sehingga tak menutup kemungkinan menyebabkan ASI rembes. Ini dijelaskan melalui laman WebMD. Kondisi ini berpotensi menjadi membuat perempuan malu dan canggung.

Guna meminimalkan hal ini, ibu dapat menyusui bayi sebelum berhubungan seks dan mengenakan breast pad pada bra yang berfungsi untuk menyerap air susu. Namun sebenarnya tak perlu ada yang dikhawatirkan jika air susu rembes. Sebab pada prinsipnya, ini tidak berbahaya untuk ibu dan suplai ASI.

Selain itu, komunikasikan hal ini bersama pasangan agar tidak merusak suasana hubungan seksual. Suami yang baik tentu akan memaklumi dan meyakinkan istri bahwa ini bukanlah hal memalukan. 

Baca Juga: Bagaimana PCOS Memengaruhi Kehidupan Seks Perempuan?

4. Perubahan hormon

7 Pengaruh Menyusui terhadap Kehidupan Seks, Dipicu Perubahan Hormonilustrasi psangan (pexels.com/Andrea Picaquadio)

Tak hanya kehamilan, menyusui juga memicu perubahan hormon dalam tubuh perempuan. Sebuah studi yang terbit dalam jurnal Clinical Nutrition Research pada 2017 menjelaskan, kadar hormon estrogen dalam darah menurun selama menyusui sehingga gairah seks turut berkurang. Dengan demikian, membutuhkan waktu lama untuknya kembali terangsang.

Perempuan yang menyusui juga bukan tak mungkin merasa kesakitan ketika berhubungan seks, sebab pelumasan alami vagina berkurang akibat rendahnya kadar estrogen. Aktivitas foreplay yang lembut dan lebih lama sebelum memulai hubungan seksual, penggunaan pelumas yang aman, dan eksplorasi gaya seks berbeda dapat membantu mengatasi permasalahan ini.

5. Perubahan citra tubuh

7 Pengaruh Menyusui terhadap Kehidupan Seks, Dipicu Perubahan Hormonilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Sarah Chai)

Kehamilan dan menyusui secara alami mengubah bentuk tubuh seorang perempuan. Kenaikan berat badan, kemunculan stretch mark, payudara yang membesar dan keras, serta air susu yang kerap rembes dapat menurunkan rasa percaya diri. Alhasil tak sedikit perempuan yang menganggap bentuk tubuhnya tak lagi menarik dan enggan bercinta dengan pasangan karena merasa malu.

Mengembalikan kepercayaan diri tentu tidak mudah. Dalam hal ini, para suami dapat membantu memvalidasi perasaan pasangan dan mengatakan hal-hal positif kepadanya. Puji pasangan dan ungkapkan rasa cinta dengan tulus hingga ia merasa lebih baik. Dengan demikian, hubungan akan lebih intim dan rumah tangga menjadi harmonis.

6. Takut hamil lagi

7 Pengaruh Menyusui terhadap Kehidupan Seks, Dipicu Perubahan Hormonilustrasi keluarga (pexels.com/Yan Krukov)

Ibu baru saja dianugerahi buah hati yang perlu dirawat dengan segenap hati. Perasaan bahagian tentu ada, tetapi tak sedikit perempuan yang menolak melalui masa kehamilan lagi dalam waktu dekat. Akibatnya, wajar bila mereka membayangkan hubungan seks sebagai sesuatu yang menyeramkan lantaran takut hamil lagi. 

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa menyusui eksklusif selama 6 bulan sejatinya merupakan kontrasepsi alami. Namun bukan tak mungkin masa subur ibu kembali dengan cepat sehingga pemilihan kontrasepsi lain perlu jadi bahan pertimbangan. Diskusikan dengan dokter atau tenaga kesehatan lain untuk menimbang jenis kontrasepsi yang aman digunakan.

7. Interupsi selama berhubungan seks

7 Pengaruh Menyusui terhadap Kehidupan Seks, Dipicu Perubahan Hormonilustrasi ayah merawat anak (pexels.com/Mart Production)

Pergerakan bayi tidak bisa diprediksi. Sebelum bermesraan dengan pasangan, ibu mungkin yakin sudah menidurkannya hingga pulas. Namun tak menutup kemungkinan sang buah hati menangis dan rewel di sela aktivitas seks sehingga perlu ditenangkan. Hal ini tentu tak dapat dihindari.

Oleh karenanya, pasangan suami istri harus benar-benar memaklumi dan saling membantu ketika keadaan seperti ini terjadi. Ingatlah bahwa fase ini bersifat sementara. Ketika usianya sudah lebih dewasa, ibu dan ayah bisa kembali menghabiskan waktu berdua seperti masa muda.

Berhubungan intim mungkin menjadi tantangan besar bagi orangtua yang baru dikaruniai buah hati. Namun, beberapa strategi bisa dilakukan untuk menyiasatinya. Yang terpenting adalah istri dan suami harus bahu-membahu dan menjaga komunikasi.

Ingat bahwa merawat anak adalah tanggung jawab bersama. Begitu pula dengan membangun suasana yang nyaman untuk berhubungan intim. Dengan demikian, hubungan bisa lebih terjaga, harmonis, dan langgeng.

Baca Juga: 6 Obat yang Harus Dihindari oleh Ibu Menyusui

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya