9 Fakta Medis Berhubungan Seks saat Menstruasi, Aman Nggak sih?

Pelajari dulu, jangan terburu-buru

Banyak perempuan yang merasa enggan berhubungan seks saat menstruasi atau haid. Perasaan tidak nyaman terbayang-bayang dan dirasakan sehingga menghalangi keinginanmu dan pasanganmu untuk berhubungan intim.

Sebenarnya hubungan seks saat menstruasi itu aman atau tidak ya bagi kesehatan? Apakah juga bisa menyebabkan kehamilan? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta berhubungan seks saat menstruasi.

1. Meredakan rasa nyeri haid

Kamu mungkin mengalami menstruasi yang tidak terlalu menyakitkan jika berhubungan seks pada periode tersebut. Ini karena nyeri haid terjadi akibat rahim berkontraksi untuk melepaskan lapisannya selama siklus, seperti diterangkan dalam laman American College of Obstetricians and Gynecologists.

Orgasme memicu pelepasan endorfin yang merupakan protein kecil yang berikatan dengan reseptor di sistem saraf. Endorfin dapat menghilangkan rasa sakit, yang dapat meringankan kram menstruasi.

Baca Juga: Bercinta Saat Menstruasi Hari Terakhir, Apakah Bisa Hamil?

2. Tidak lagi butuh pelumas

9 Fakta Medis Berhubungan Seks saat Menstruasi, Aman Nggak sih?ilustrasi pelumas seks (freepik.com/freepik)

Aliran darah haid nyatanya juga bisa berfungsi sebagai pelumas ekstra saat berhubungan seks, yang juga bisa meningkatkan kenikmatan dan mengurangi rasa sakit, menurut laporan dalam jurnal Sexual and Reproductive Health Matters tahun 2021.

Kalau kamu biasanya pakai pelumas seks untuk membantu mengatasi kekeringan vagina saat berhubungan seks, ini mungkin pekan yang baik untuk berhubungan seks tanpa memerlukannya.

3. Libido meningkat

Mengutip Healthline, libido berubah sepanjang siklus menstruasi berkat fluktuasi hormonal. Sementara banyak perempuan mengatakan dorongan seks mereka meningkat selama ovulasi, yaitu sekitar 2 minggu sebelum menstruasi, tetapi beberapa perempuan lainnya melaporkan bahwa mereka merasa lebih "bersemangat" selama menstruasi.

Baca Juga: Seks saat Menstruasi, Perlukah Pakai Kondom?

4. Mengurangi stres dan membantu tidur nyenyak

9 Fakta Medis Berhubungan Seks saat Menstruasi, Aman Nggak sih?ilustrasi pasangan tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Aktivitas seksual secara umum meningkatkan neurotransmiter serotonin dan dopamin, yang berhubungan dengan kesenangan dan mengurangi stres, mengutip Women's Health.

Saat orgasme, tubuh melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin, yang keduanya dapat membantu kamu tidur lebih nyenyak. Secara keseluruhan, kamu akan merasa cukup santai sesudahnya. Oksitosin terutama, ketika dilepaskan selama orgasme, juga dianggap menurunkan tingkat kortisol, si hormon stres. Perasaan pun jadi lebih tenang.

Baca Juga: 12 Penyebab Kram Perut setelah Menstruasi, Harus ke Dokter?

5. Meredakan serangan migrain

Menurut penelitian dalam Journal of Headache and Pain tahun 2017, sekitar setengah dari perempuan yang hidup dengan migrain mengalami serangan migrain selama menstruasi.

Meskipun kebanyakan orang dengan migrain menstruasi menghindari seks selama serangan, tetapi sebuah penelitian dalam jurnal Cephalalgia tahun 2013 menemukan bahwa banyak dari mereka yang melakukan hubungan seks melaporkan bahwa aktivitas tersebut mengurangi keparahan nyeri migrain atau bahkan menghilangkannya.

6. Risiko infeksi lebih besar

9 Fakta Medis Berhubungan Seks saat Menstruasi, Aman Nggak sih?ilustrasi vagina (freepik.com/freepik)

Tetap penting untuk mempraktikkan seks yang aman ketika kamu dan pasangan memutuskan untuk berhubungan seks saat menstruasi, karena kamu masih bisa mendapatkan ataupun menularkan infeksi menular seksual (IMS), seperti HIV.

Virus dan patogen lain mungkin ada dalam darah menstruasi. Oleh karena itu, dokter sangat menganjurkan penggunaan kondom untuk mengurangi risiko ini.

Secara anekdot, ada dua alasan untuk risiko ini. Setiap cairan tubuh bisa membawa HIV atau IMS lainnya, dan selama menstruasi serviks sedikit terbuka yang memungkinkan virus untuk lewat. Jadi, perlindungan tetap penting, dilansir Everyday Health.

Berhubungan seks saat menstruasi juga membuat perempuan lebih rentan terhadap beberapa infeksi. Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists, vagina mempertahankan tingkat pH 3,8 hingga 4,5 sepanjang bulan. Namun, selama menstruasi tingkat itu lebih tinggi karena tingkat pH darah yang lebih tinggi, dan jamur dapat tumbuh lebih cepat.

Gejala infeksi ragi vagina lebih mungkin terjadi seminggu sebelum menstruasi, dan hubungan seksual selama waktu ini dapat memperparah gejala. Akan tetapi, bukti yang jelas kurang untuk peningkatan risiko terkena infeksi jamur jika berhubungan seks selama menstruasi.

Selain itu, ada juga risiko infeksi saluran kemih (ISK). Beberapa perempuan lebih rentan mengalami ISK setelah berhubungan seks. Ini kemungkinan besar terkait dengan bakteri yang dapat dengan mudah melakukan perjalanan ke kandung kemih lewat hubungan seksual, tetapi pada dasarnya itu bisa terjadi kapan saja selama siklus menstruasi.

7. Tetap ada peluang kehamilan

Secara teknis, perempuan bisa hamil saat menstruasi, tetapi ini tidak umum.

Menurut American Pregnancy Association, seks tanpa kondom meningkatkan kemungkinan kehamilan dan tertular IMS. Kalau kamu dan pasangan menghindari kehamilan, penting untuk menggunakan kontrasepsi saat berhubungan seks.

Apabila siklus menstruasi kamu teratur dan kamu berhubungan seks saat benar-benar sedang menstruasi, kemungkinan untuk hamil sangat rendah. Namun, jika yang kamu alami adalah flek karena penyebab lain, peluang terjadinya kehamilan meningkat, apalagi jika melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Waktu saat melakukan hubungan seks juga penting. Kalau kamu berhubungan seks pada akhir periode hair, sperma mungkin aktif di dalam tubuh selama lima hari. Jadi, kalau kamu berovulasi lebih awal, ada kemungkinan kecil kamu bisa hamil.

8. Bisa mempersingkat menstruasi?

9 Fakta Medis Berhubungan Seks saat Menstruasi, Aman Nggak sih?ilustrasi menstruasi (pexels.com/Cliff Booth)

Kontraksi otot selama orgasme membantu membersihkan isi rahim. Secara teori, lama menstruasi bisa menjadi lebih singkat apabila lapisan rahim luruh lebih cepat saat berhubungan seks. Akan tetapi, seperti mengutip Verywell Health, tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung klaim ini.

9. Meningkatkan risiko endometriosis

Sebetulnya penyebab pasti endometriosis tidak diketahui dengan jelas. Namun, para peneliti telah bekerja untuk menemukan apakah faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengembangkan penyakit ini.

Selama bertahun-tahun, banyak profesional medis percaya bahwa menstruasi retrograde dapat menyebabkan endometriosis. Pada menstruasi retrograde, darah menstruasi mulai mengalir kembali melalui tuba falopi dan masuk ke rongga panggul alih-alih keluar dari tubuh.

Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Fertility and Sterility tahun 2022 menemukan bahwa “tampaknya aktivitas seksual yang mengarah ke orgasme selama menstruasi meningkatkan menstruasi retrograde, mengirimkan jaringan endometrium ke tempat yang tidak normal dan dengan demikian meningkatkan risiko endometriosis.” Meskipun demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian tentang ini.

Berhubungan seks saat menstruasi menyimpan manfaat dan risiko. Ini sangat mungkin untuk dilakukan, tetapi pastinya tidak untuk semua pasangan karena satu dan lain hal.

Seseorang dengan kondisi medis tertentu mungkin tidak ingin berhubungan seks saat menstruasi. Dalam beberapa kasus, aktivitas ini tidak aman karena bisa menularkan infeksi melalui darahnya. Jadi, pastikan untuk menggunakan pelindung seperti kondom.

Sebelum memutuskan untuk berhubungan seks di masa menstruasi, komunikasikan dulu secara terbuka dengan pasangan ya agar sama-sama merasa nyaman.

Baca Juga: Bolehkah Pap Smear saat Sedang Menstruasi?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Retno Rahayu
  • Nurulia
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya