Alternatif Viagra, dari Pil hingga Pengobatan Alami yang Bisa Dicoba

Dapat membantu mengatasi impotensi

Viagra adalah obat resep bermerek mengandung sildenafil yang disetujui untuk mengobati disfungsi ereksi untuk sementara waktu. Akan tetapi, opsi penanganan tidak hanya terbatas itu. Ada beberapa alternatif Viagra untuk mengobati ketidakmampuan laki-laki dalam melakukan ereksi. 

Mulai dari pilihan pil lain, pengobatan alami, hingga perawatan medis, berikut ini alternatif Viagra untuk membantu mengatasi impotensi yang telah dirangkum dari laman Medical News Today dan Healthline.

1. Obat oral

Alternatif Viagra, dari Pil hingga Pengobatan Alami yang Bisa Dicobailustrasi minum obat asenapine (pexels.com/Ron Lach)

Obat-obatan oral, termasuk Viagra, mungkin merupakan pendekatan pertama untuk mengobati disfungsi ereksi. Obat kuat ini bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke penis, sehingga pria bisa mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang tahan lama untuk berhubungan seksual. Beberapa alternatif Viagra dalam bentuk obat oral di antaranya:

  • Vardenafil: Tersedia dengan merek Levitra dan Staxyn dalam bentuk tablet. Obat ini dikonsumsi satu jam sebelum berhubungan seks dan bisa efektif hingga 7 jam ke depan.
  • Tadalafil: Tersedia dengan merek Adcirca dan Cialis, diminum 1–2 jam sebelum berhubungan seks. Setiap dosis dapat bertahan hingga 36 jam.
  • Avanafil: Tersedia dengan merek Stendra dan bisa digunakan setidaknya 12–30 sebelum aktivitas seksual dengan efektivitas bertahan hingga enam jam. 

Mengonsumsi obat oral tidak cukup untuk memberikan ereksi. Obat-obatan ini dirancang untuk bekerja bersama rangsangan seksual fisik atau emosional untuk mendorong ereksi.

2. Obat non-oral

Pengobatan alternatif untuk pil dan tablet bisa melalui:

  • Injeksi penis mandiri: Ada obat-obatan yang tersedia dalam bentuk cairan yang disuntikkan langsung ke bagian pangkal atau sisi penis. Ini termasuk obat seperti alprostadil (Caverject), papaverine, dan phentolamine (Regitine). Metode ini bekerja sangat efektif namun memiliki efek samping seperti pembengkakan, nyeri, dan perih.
  • Supositoria uretra: Pengobatan ini menggunakan aplikator khusus untuk memasukkan supositoria alprostadil yang sangat kecil ke dalam uretra untuk membantu merangsang ereksi. Kelebihan metode ini bisa bekerja sangat cepat dan bisa dilakukan sendiri. Namun, supositoria dapat memengaruhi janin yang sedang dikandung pasangan. 
  • Pengganti testosteron: Pengobatan lain yang bisa disarankan oleh dokter adalah pengganti testosteron, jika memang sudah ada hasil diagnosis penyebab disfungsi ereksi yang disebabkan oleh rendahnya kadar testosteron. Testosteron sintetis yang digunakan bisa dalam bentuk patch, suntikan, dan pil. Kelebihan metode ini adalah adanya peningkatan energi, massa otot, hingga libido. Risiko efek sampingnya bisa berupa perubahan fisik, berkurangnya jumlah sperma, hingga masalah prostat. 

3. Obat alami

Alternatif Viagra, dari Pil hingga Pengobatan Alami yang Bisa Dicobailustrasi ginseng (pixabay)

Beberapa kondisi kesehatan mungkin mencegah konsumsi obat oral untuk impotensi. Meskipun pengobatan alami dapat membantu meringankan gejala, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitasnya. Suplemen atau produk herbal yang dipasarkan untuk mengobati disfungsi ereksi antara lain:

  • Suplemen dehydroepiandrosterone (DHEA): Kekurangan hormon steroid (DHEA) karena penuaan dapat menyebabkan gejala depresi, perilaku agresif, dan libido rendah. Suplemen DHEA dapat membantu meningkatkan kesejahteraan yang diklaim juga termasuk gairah seksual.
  • Ginseng: Menurut sebuah studi dalam IJIR: Your Sexual Medicine Journal tahun 2012 menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi ginseng merah mengalami penurunan ejakulasi dini dan peningkatan kinerja seksual. Studi dalam Cochrane Library tahun 2021 melaporkan konsumsi ginseng dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk melakukan hubungan seksual.
  • L-arginine: L-arginine adalah salah satu jenis asam amino yang dinilai aman namun tidak efektif memulihkan fungsi ereksi. Namun, jika digabungkan dengan suplemen lain mungkin memiliki hasil yang berbeda. Misalnya mengonsumsi L-arginine dengan pycnogenol dapat membantu meningkatkan fungsi seksual pada orang dengan impotensi tanpa menimbulkan efek samping.
  • Akupunktur: Akupunktur adalah praktik pengobatan tradisional dengan menggunakan jarum akupunktur yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai kondisi. Meskipun akupunktur direkomendasikan untuk perawatan disfungsi ereksi, tetapi hanya ada sedikit bukti mengenai keefektifannya.

Baca Juga: Viagra Bisa Mencegah Penyakit Alzheimer? Ini Faktanya

4. Perawatan medis

Perawatan medis yang bisa digunakan untuk alternatif Viagra berikut mungkin tidak cocok untuk sebagian orang. Jadi, diskusi dengan dokter sangat disarankan sebelum memilih alternatif di bawah ini:

  • Perangkat ereksi vakum: Berwujud seperti tabung berongga yang dikenal juga sebagai pompa penis. Perangkat ini dioperasikan dengan meletakkan lubang pompa ke penis kemudian akan bekerja dengan cara menarik darah ke penis. Ereksi dapat dipertahankan dengan menggunakan ring penis untuk hasil maksimal. Terdapat risiko cedera dengan penggunaan yang tidak tepat. 
  • Implan penis: Metode implan melibatkan penanaman batang tiup atau yang dapat ditekuk ke dalam ruang ereksi penis. Cara ini memungkinkan untuk bisa mengontrol ereksi dan biasanya solusi tahan lama yang efektif. Sementara itu, kekurangannya berupa risiko infeksi dan membutuhkan waktu pemulihan. 

5. Perubahan gaya hidup

Alternatif Viagra, dari Pil hingga Pengobatan Alami yang Bisa Dicobailustrasi menjalani gaya hidup sehat (pexels.com/William Choquette)

Selain cara-cara yang telah dijelaskan sebelumnya, perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu meningkatkan fungsi ereksi, seperti:

  • Menerapkan pola makan seimbang: Makanan kaya akan flavonoid, seperti blueberry, stroberi, blackberry, dan buah jeruk dapat mengurangi impotensi bagi sebagian orang.
  • Mempertahankan berat badan ideal: Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan atau memperburuk disfungsi ereksi.
  • Rutin olahraga: Aktivitas fisik dapat meningkatkan sirkulasi, mengurangi stres, dan berkontribusi pada berat badan yang ideal.
  • Berhenti merokok: Studi dalam International Brazilian Journal of Urology tahun 2020 menunjukkan hubungan yang kuat antara merokok dan disfungsi ereksi. 
  • Menghindari alkohol dan penggunaan zat ilegal: Ini dinilai dapat meningkatkan fungsi seksual.
  • Mencari bantuan untuk kondisi kesehatan mental: Mengatasi kecemasan, depresi, dan sumber stres yang berkelanjutan dapat membantu mengatasi gejala disfungsi ereksi akibat tekanan psikologis.

Ada berbagai alternatif Viagra yang tersedia untuk menangani kondisi disfungsi ereksi atau impotensi. Bila memilih pengobatan dalam bentuk pil, selalu minum obat sesuai instruksi dokter. Jangan mencampur perawatan obat oral dengan pengobatan alami karena dapat menyebabkan efek samping berbahaya.

Saat mempertimbangkan alternatif pengobatan baru, selalu konsultasikan dengan dokter untuk memastikan manfaat, risiko efek samping, dan tentunya keamanannya.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: Kenali Efek Samping Viagra, dari Gejala Ringan hingga Serius

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya