8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologi

Ada yang memiliki fetish terhadap tentakel lho!

Menurut Sigmund Freud, fetish seksual adalah penyimpangan yang disebabkan oleh trauma masa kanak-kanak dan dapat diatasi atau diringankan oleh psikoanalis. Namun, beberapa penelitian modern telah berpaling dari perspektif ini.

Para ahli psikologi evolusioner misalnya, percaya bahwa keanekaragaman dalam daya tarik membantu mendorong stimulasi seksual dan karenanya telah memperbanyak jenis fetish, terlepas dari lingkungan tempat subjek berada.

Beberapa ahli mengatakan bahwa Freud mungkin benar dan fondasi fetish memang dibangun oleh pengalaman dan rangsangan masa kanak-kanak, meskipun tidak selalu trauma. Memang, jawaban untuk fetish itu sendiri masih sulit untuk dipahami, walau studi tentang fetish seksual telah mengemukakan beberapa teori yang menarik. 

Sementara tidak semua orang memiliki fantasi seksual tertentu, fetish seksual adalah sisi menarik dari psikologi seksual manusia yang dapat kita eksplorasi. Tanpa menunggu lebih lama lagi, berikut 8 fetish seksual dan penjelasannya menurut perspektif ilmu psikologi.

1. Rape fantasy

8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologiconatusnews.com

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu fantasi seksual yang sering ditemukan pada wanita adalah "rape fantasy" atau fantasi pemerkosaan. Tentunya, fetish ini jarang dibahas dan dibicarakan karena ada kemungkinan kalau hal itu akan digunakan oleh pria busuk untuk membenarkan tindakan pemerkosaan yang sebenarnya.

Sebuah analisis dari 20 studi yang dilakukan selama 20 tahun telah mengindikasikan bahwa 37-51 persen wanita memiliki fantasi seperti itu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Joseph Critella dan Jenny Bivona, ada banyak (seringkali kontradiktif) alasan yang mendasari fantasi tersebut.

Sebagaimana dilansir dari Psychology Today, bagi sebagian kecil wanita fetish ini berhubungan dengan perilaku masokisme. Alasan lainnya mungkin adalah pemikiran tentang "transformasi lawan," sebuah kiasan romantis tentang "menjinakkan" pria melalui seks.

Profesor Meredith Chivers dari Universitas Guelph telah menyarankan bahwa fantasi seperti itu dapat berkembang dengan memanfaatkan insting seksual primitif sambil menghindari realitas trauma. Oleh karena itu, fetish ini sangat kontras dengan kekerasan, paksaan, dan kehilangan kontrol dalam pemerkosaan yang sebenarnya.

Karena alasan di atas, beberapa ahli lebih suka menyebutnya sebagai fantasi penyerahan atau "fantasi sedang ditiduri." 

Jadi, apa yang dimaksud "rape fantasy" bukanlah keinginan tersembunyi untuk menjadi korban kejahatan seksual, melainkan sebuah fantasi tentang keinginan untuk menyerah kepada pasangan yang dipilih sementara kontrol yang sebenarnya masih ada pada subjek yang berfantasi.

2. Fetish terhadap kaki

8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologiimdb.com

Ketertarikan pada kaki atau alas kaki memang sering ditemukan. Freud sendiri percaya kalau manusia melakukan hubungan seksual dengan atau pada kaki karena mereka menyerupai penis. Berbeda dengan Freud, ahli saraf asal Universitas California San Diego, Vilanayar Ramachandran, memiliki kemungkinan lain yang lebih menarik.

Menurutnya, seperti dilansir dari Live Science, telah lama dicatat bahwa dalam somatosensory homunculus — ekspresi visual di mana sentuhan diproses oleh otak — area yang terkait dengan kaki dan jari kaki berdekatan dengan area yang berhubungan dengan alat kelamin. Ramachandran berpikir kalau hal ini bisa menjelaskan fetish kaki secara umum.

"Mungkin banyak dari kita yang disebut 'normal' memiliki ketertarikan unik, yang akan menjelaskan mengapa kita suka ketika jari kaki kita diisap," ujarnya. Namun, tidak semua orang setuju dengan Ramachandran. Neuroskeptic dari Discover Magazine misalnya, menjelaskan kalau kaki dan jari-jari kaki adalah bagian tubuh yang paling tidak erotis.

Untuk fetish ini, sepertinya Quentin Tarantino lebih setuju dengan pendapat Ramachandran.

3. Fetish terhadap tentakel

8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologiunica.ro

Jepang terkenal karena budaya erotisme yang melibatkan tentakel. Hal ini, ternyata, memiliki sejarah panjang yang mengejutkan. Penampilan pertama tentakel dalam hubungan seks sendiri muncul pada awal abad ke-19 dalam shunga ("gambar musim semi"), suatu bentuk lukisan erotis yang populer di zaman Edo. 

Melansir dari Tofugu, salah satu seniman shunga paling terkenal pada masa itu bernama Hokusai. Ia sendiri membuat lukisan Great Wave yang terkenal serta The Dream of the Fisherman's Wife yang menggambarkan seorang wanita yang sedang berhubungan seks dengan dua gurita. 

Menurut Dr. Danielle Talerico, para penikmat karya pornografi pada periode Edo sering mengaitkan lukisan Hokusai dengan seks konsensual. Dengan demikian, dimulailah sejarah fetish terhadap gurita, meskipun gagasan tentang "perkosaan tentakel" sendiri mungkin berasal dari zaman modern. 

Namun, beberapa orang mengklaim kalau penyensoran lah yang telah membangkitkan minat publik Jepang terhadap pornografi tentakel. Pada awal 1900-an, untuk meningkatkan citra mereka, Jepang melarang produk pornografi yang tidak disensor kecuali dimaksudkan untuk diekspor. Hukum ini tetap berlaku di sepanjang abad ke-20.

Pada tahun 1986, seniman manga Toshio Maeda melawan undang-undang ini dengan membuat film Urotsukidoji, sebuah film yang melibatkan seks dengan binatang buas supernatural di mana penis digantikan oleh hal-hal yang menyerupai bagian tubuh binatang buas, salah satunya adalah tentakel. 

Baca Juga: Biar Kamu Lebih Menikmati, 7 Mitos Seks yang Gak Perlu Dipercaya

4. Fetish terhadap vampir

8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologivanityfair.com

Sementara erotisasi dari makhluk pengisap darah ini telah mencapai puncak ketenarannya lewat Twilight dan True Blood, fetish terhadap vampir sendiri telah dikenal sejak lama dalam budaya Barat. Beberapa melihat alasan di baliknya dalam psikologi evolusi, terutama dalam hasrat untuk mendapatkan pasangan yang dapat menyediakan dan merawat anak-anak.

Seperti yang kita ketahui, vampir biasanya digambarkan sebagai pria yang tinggi, tampan, jantan, kaya, kuat, memiliki gen baik dan tingkat testosteron yang tinggi. Fakta bahwa mereka adalah sosok tidak dapat diprediksi dan kuat secara supernatural juga dianggap telah melepaskan hormon dopamin dalam diri wanita yang membayangkannya.

Mengutip dari Psychology Today, Helen Fisher dari Universitas Rutgers berpendapat kalau wanita dengan kadar estrogen tinggi lebih mungkin tertarik pada gambaran pria dengan testosteron tinggi, bahkan jika mereka adalah mayat hidup yang meminum darah manusia.

Sementara itu, profesor psikologi dari Universitas DeSales, Katherine Ramsland, yang meneliti obsesi pada vampir selama bertahun-tahun, sampai pada kesimpulan kalau fetish ini lebih disebabkan oleh daya tarik erotis akan bahaya dan kematian.

5. Cuckolding

8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologikolektiv.me

Secara tradisional dikenal sebagai troilisme, cuckolding adalah fetish di mana seorang pria memperoleh kenikmatan seksual dari menonton atau mengetahui istri atau pasangannya berhubungan seks dengan pria lain. Seringkali, fetish ini dikaitkan dengan sosok pria selingkuhan yang lebih baik atau lebih diberkahi dari dirinya.

Itulah sebabnya mengapa cuckolding sering dikaitkan oleh beberapa orang dengan masokisme karena faktor penghinaan di dalamnya. Dalam hal ini, Dan Savage berpendapat bahwa cuckolding adalah bentuk erotisasi dari kecemasan pria tentang pasangannya yang selingkuh.

Beberapa percaya bahwa fetish ini sebenarnya terkait dengan fenomena yang dikenal sebagai kompetisi sperma. Ketika seorang wanita melakukan hubungan seks dengan banyak pria, pria yang menontonnya akan menunjukkan (seringkali tidak sadar) perubahan dalam perilaku dan biologi mereka.

Jumlah sperma mereka akan bertama, yang juga disertai dengan kecenderungan untuk mendorong lebih dalam dan lebih keras saat berhubungan seks. Di sisi lain, seorang psikolog menyebut fetish ini sebagai "king bee syndrome," di mana pria tersebut mendapatkan kepuasan psikologis dari sebuah gagasan bahwa pria lain ingin tidur dengan pasangannya.

Sedangkan menurut The Daily Beast, beberapa ahli berpendapat kalau cuckolding adalah fetish yang menarik bagi mereka yang berpendidikan tinggi dan cerdas, di mana cuckolding mewakili bentuk sadomasokisme yang timbul melalui penderitaan mental yang dialaminya. 

6. Vorarephilia

8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologitaringa.net

Hasrat seksual untuk makan atau dimakan oleh orang lain mungkin menjadi salah satu tabu tertua dalam sejarah umat manusia. Istilah ini dikenal sebagai vorarephilia atau vore. Biasanya, fantasi ini tidak berbahaya dan hanya diungkapkan secara online dengan pasangan yang memiliki kecenderungan yang sama. 

Namun, hal ini dapat menjadi buruk jika digabungkan dengan kondisi mental yang tidak stabil sehingga akan mengarah pada tindakan mutilasi dan kanibalisme.

Menurut Psychology Today, fetish ini sendiri sering dikaitkan dengan jenis fetish lain seperti masokisme, hipoksifilia (fantasi mati lemas), snuff (fantasi tentang menonton kematian atau dibunuh), atau makrofilia (ketertarikan pada raksasa). 

Fantasi vore yang murni atau kanibalisme seringkali berasal dari dorongan sadomasokistik, di mana ada sosok predator yang dominan dan mangsa yang tunduk.

Namun bagi mereka yang mengidap kondisi psikologis lainnya, keinginan tersebut dapat mengarah pada pembunuhan terutama jika fetish mereka dikaitkan dengan erotophonophilia (pembunuhan yang didorong oleh nafsu).

7. Somnofilia

8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologihalffullnotempty.com

Somnofilia adalah sebuah fetish di mana pelakunya mendapatkan gairah dari membelai, menyentuh, dan terlibat dalam aktivitas seksual dengan seseorang yang sedang tertidur atau tidak sadar. Beberapa ahli menyebut kondisi ini sebagai pseudo-necrophilia. 

Sebagaimana dikutip dari Psychology Today, pada tahun 1972 Dr. Victor Calef dan Dr. Edward Weinshel menyebut somnofilia sebagai "sindrom sleeping beauty" dan bahkan menyatakan kalau fetish ini adalah neurotik yang setara dengan necrophilia.

Dalam tesisnya yang di tahun 2006, Christina Eugene menjelaskan kalau kepasifan tidur mengubah subjek menjadi benda mati, sehingga menghilangkan hak istimewa subjek untuk dapat bertindak pada dunia objek. Hal ini memungkinkan mereka diperlakukan secara fundamental sebagai benda — dikonsumsi, dipelihara, dan dikendalikan.

Dalam tesis lain, Carolyn Fay menulis bahwa budaya fetish terhadap orang tidur didorong oleh gagasan bahwa orang yang tidur adalah orang yang absen dari dunia nyata. Bagi fetisisme, tidur adalah saat yang sempurna bagi pengidap somnofilia untuk mencintai orang tersebut. Jika orang itu terbangun maka fantasi dan objek dari fetish tersebut akan hilang.

8. Strabismusophilia

8 Fetish Seksual dan Penjelasannya dalam Perspektif Ilmu Psikologiallaboutvision.com

Nama fetish yang langka ini diciptakan oleh Dr. Mark Griffiths dalam blognya, di mana ia membahas tentang psikologi paraphilia. Strabismus sendiri adalah kondisi di mana seseorang memiliki mata yang tidak selaras, dan karenanya strabismusophilia adalah fetish seksual terhadap orang-orang yang memiliki mata juling.

Apa yang membuatnya menarik adalah bahwa fetish ini benar-benar memunculkan gagasan paling awal yang terkait dengan paraphilia — ketertarikan atau aktivitas seksual terhadap sebuah objek yang tidak wajar.

Filsuf asal Prancis, Rene Descartes, dikenal memiliki ketertarikan pada wanita dengan mata juling, yang tampaknya dimulai dengan ketertarikan sejak masa kecil dengan seorang gadis yang sedikit juling. Sementara strabismusophilia mungkin jarang ditemukan, paraphilia yang terkait dengan bagian mata lainnya (oculophilia) telah didokumentasikan dengan baik.

Oculophilia atau oculolinctus adalah kelainan di mana penderitanya suka menjilat bola mata seseorang. Bagi beberapa orang, aktivitas ini dapat memberikan sensasi maupun kemampuan untuk menikmati kerentanan pasangan mereka. Dan bagi mereka yang suka dijilat, mereka menemukan situasi serta rangsangan fisik yang menyenangkan. 

Kita tahu kalau hal ini bukanlah zona sensitif seksual yang universal. Jadi, banyak orang yang tidak akan mendapatkan daya seksual tersendiri bahkan jika mereka telah mencobanya.

Nah, itu tadi 8 fetish seksual dan penjelasannya menurut perspektif ilmu psikologi. Ternyata, dunia fetish adalah sisi menarik yang dapat kita eksplorasi dari psikologis manusia ya! 

Baca Juga: 46 Macam Fetish yang Tidak Pernah Kamu Ketahui, dari Kodok sampai Kaki

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya