Suka Seks Kasar, 7 Hal Ini Bisa Jadi Tanda Bahwa Kamu Seorang Masokis!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masokisme merupakan bagian dari parafilia, yakni kelainan seksual yang terjadi pada seseorang yang merasa terangsang gairah seksualnya ketika dipicu oleh perilaku seks menyimpang. Secara lebih spesifik, masokisme sendiri adalah kelainan seksual yang mana penderitanya justru mengalami puncak gairah seks jika disakiti atau direndahkan. Adapun orang yang mengalami kondisi ini disebut dengan masokis.
Jelas, tindakan masokisme adalah hal yang sangat berbahaya. Pasalnya, untuk membangkitkan dan mencapai puncak gairahnya, seorang masokis sangat mendambakan rasa sakit. Baik hubungan intim dengan pasangan maupun sendiri (masturbasi), seorang masokis akan membuat dirinya dalam situasi yang menyakitkan sekaligus memberi kenikmatan tersendiri baginya.
1. Tidak selalu terlihat
Mengingat masokisme merupakan preferensi seksual yang tidak selalu diperlihatkan dalam kehidupan sosial, tidak mudah untuk menebak apakah seseorang merupakan masokis atau bukan. Secara fisik atau penampilan, tidak ada perbedaan yang tampak. Sebagai gantinya, ada cukup banyak segi psikologis dan karakter yang menunjukkan kecenderungan masokisme pada seseorang.
2. Membutuhkan rasa menderita
Dalam konteks masokisme seksual, seorang masokis membutuhkan penderitaan, baik fisik maupun psikis. Mereka harus mendapatkan stimulus seksual secara intens dengan cara dipermalukan, diikat, dipukul, dan lain-lain. Tentu saja, mereka juga berfantasi menikmati pengalaman seksual dengan cara serupa.
3. Menolak uluran tangan dan kebaikan orang lain
Ketika memiliki masalah, seorang masokis cenderung menolak bantuan yang ditawarkan orang lain, bahkan ketika dia pun sebenarnya membutuhkan. Pada dasarnya, mereka lebih suka menggelung diri di dalam rasa sakit, frustasi, dan semacamnya. Mereka enggan untuk menerima dan merasa tidak berhak luapan kebaikan yang berasal dari lingkungannya.
Baca Juga: Kenapa Seks Usai Bertengkar Sama Pasangan Terasa Jauh Lebih Nikmat?
4. Kerap mendapat kalimat, "kamu terlalu baik"
Editor’s picks
Masokis cenderung melakukan apa pun untuk menyikiti dirinya sendiri termasuk dalam soal emosional. Sebaliknya, mereka selalu menempatkan kebahagiaan orang lain sebagai prioritasnya. Mereka terlalu takut untuk mengecewakan orang-orang di sekitar, terutama pasangan. Tidak jarang, orang-orang pun memanfaatkan mereka dan pada akhirnya berkata, "kamu terlalu baik."
5. Mendorong jauh orang yang membuat bahagia
Saat ada orang yang mulai mendekat, masokis justru cenderung menutup diri dan menjauhinya. Bahkan ketika orang tersebut membuat bahagia, mereka justru akan mendorongnya hingga menjauh. Lagi-lagi, masokis merasa bahwa hal yang justru membuatnya 'bertahan hidup' adalah rasa sakit dan sederet perasaan sendu lainnya, bukan kebahagaiaan.
6. Kecanduan dengan perfeksionisme dan memaksa diri
Mereka yang memiliki kecenderungan masokisme biasanya sangat tergila-gila dengan kesempurnaan. Padahal, hidup pun tidak selalu berjalan dengan sempurna. Di samping itu, mereka juga selalu memaksa diri sendiri untuk menjadi pribadi yang 'baik'. Hanya dengan sedikit kesalahan, mereka menjadi begitu susah untuk memaafkan diri sendiri.
7. Mencari penerimaan dari orang-orang terpenting
Di samping menyakitkan, kondisi ini juga cukup membuat frustasi. Dibandingkan menyibukkan diri dengan mengelilingi diri bersama orang-orang yang memang benar-benar bisa menerima diri mereka apa adanya, masokis justru terus berusaha untuk mendapat penerimaan dari pasangan atau orang-orang yang sebenarnya justru tidak bisa menerima mereka apa adanya.
Pada dasarnya, tidak semua orang-orang yang mengalami gejala ini termasuk dalam kelompok masokis seksual. Bagaimanapun, diperlukan adanya diagnosis yang tepat melalui amnesis dari pakar.
Meski begitu, bila ada tanda-tanda di atas yang begitu familiar denganmu dan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi pada ahli profesional baik psikolog maupun psikiater, ya.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Kontak Mata Itu Penting Saat Berhubungan Seks