10 Fakta Fertilisasi yang Harus Diketahui oleh Setiap Pasangan

Fertilisasi adalah proses pembuahan atau bertemunya sel sperma dengan sel telur. Mungkin pada saat duduk di bangku sekolah, istilah ini sudah familier bagi kamu. Singkatnya, istilah ini mengacu pada proses bayi terbentuk dalam perut ibu.
Akan tetapi, banyak orang yang belum mengerti mengenai bagaimana pembuahan tersebut terjadi, di mana proses fertilisasi, serta bagaimana janin berkembang.
Meski ini sedikit rumit, tapi bagi kamu, khususnya pasangan muda, harus memahami mengenai fertilisasi. Dilansir Healthline, berikut 10 fakta tentang fertilisasi yang harus diketahui oleh setiap pasangan.
Proses fertilisasi terjadi di tuba fallopi
Mungkin kamu mengira pertemuan sel gamet jantan (sel sperma) dan gamet betina (indung telur) terjadi di dalam rahim. Namun, faktanya pembuahan terjadi di saluran Tuba falopi. Sebuah saluran yang menghubungkan ovarium ke rahim.
Setelah proses pertemuan ini, sel yang telah dibuahi tersebut berubah menjadi zigot. Sel ini akan bergerak sendiri ke arah rahim (implantasi) dan menempel di dindingnya (blastokista). Lapisan rahim akan memberikan energi ke blastokista hingga bertumbuh menjadi janin.
Tidak terjadinya fertilisasi setiap waktu
Pada perempuan, akan terjadi proses pelepasan sel telur yang telah matang dari salah satu indung telur. Proses ini disebut juga dengan ovulasi. Apabila sel gamet jantan dan betina tidak bertemu, sel telur akan bergerak ke rahim serta keluar melalui vagina. Proses inilah yang kamu kenal dengan sebutan menstruasi.
Ada banyak penyebab pertemuan ini tidak terjadi. Akan tetapi, bila kamu sulit untuk hamil dan telah mencoba selama lebih dari setahun, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
Baca Juga: Pneumonia saat Hamil: Penyebab, Gejala, Pengobatan
Terjadinya kehamilan kembar nonidentik
Kehamilan kembar dapat terjadi saat indung telur melepaskan dua sel telur dan keduanya bertemu dengan sel sperma. Pada umumnya, indung telur akan melepaskan satu sel saja. Akan tetapi, terkadang bisa melepaskan keduanya sekaligus.
Apabila hal ini terjadi, maka kemungkinan besar kamu akan mendapatkan anak kembar nonidentik atau kembar fraternal. Hal ini disebabkan oleh karena kedua sel telur dibuahi dengan sel sperma yang berbeda. Biasanya, janin akan memiliki DNA yang sama, tetapi tidak terlihat identik.
Apabila kamu ingin mendapatkan anak kembar, kamu bisa mencoba melakukan perawatan IVF yang dapat meningkatkan kesuburan. Selain itu, kamu juga bisa meminum obat kesuburan yang bisa membuat indung telur akan melepas kedua sel telur saat ovulasi.
Terjadinya kehamilan kembar identik
Fakta fertilisasi berikutnya adalah terjadinya kembar identik karena sel telur yang dibuahi membelah. Sel telur yang terbagi dua tersebut berasal dari sel sperma yang sama. Sehingga, kemungkinan kembar identik dengan DNA, jenis kelamin, dan penampilan yang sama akan terjadi.
Kehamilan terjadi saat embrio tertanam di dinding rahim
Editor’s picks
Pada proses ovulasi, dinding rahim akan menebal. Hal tersebut membuat sel embrio tertanam di dalamnya. Menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), ketika embrio berhasil tertanam di dinding rahim, maka proses kehamilan akan terjadi. Kamu akan mengalami gejala kehamilan pertama.
Apabila kamu sedang menunda proses kehamilan, kamu bisa menggunakan berbagai cara agar embrio tidak tertanam. Kamu bisa menanamkan alat kontrasepsi IUD dalam dinding rahim.
Baca Juga: 7 Hormon yang Digunakan Sebagai Petunjuk Kehamilan
Obat dan IUD bukan termasuk tindakan aborsi
Ada berbagai macam obat dan alat kontrasepsi untuk mencegah proses kehamilan terjadi. Salah satunya adalah penggunaan IUD yang bekerja dengan mengentalkan lendir serviks. Hal ini bisa membuat lingkungan untuk embrio berkembang tidak bisa ditempati oleh sel sperma. Sehingga, tidak terjadi proses fertilisasi.
ACOG menyebutkan bahwa alat kontrasepsi dan obat-obatan bukanlah bentuk aborsi, tetapi termasuk ke kategori kontrasepsi. Menurut organisasi kesehatan dunia, IUD dan pil kontrasepsi 99 persen efektif untuk mencegah proses kehamilan.
Kehamilan di luar rahim
Kehamilan di luar rahim atau kehamilan ektopik bisa terjadi. Hal ini dikarenakan embrio menempel di luar dinding rahim. Embrio bisa saja menempel pada salah satu saluran Tuba falopi, leher rahim, hingga rongga perut. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya tindakan medis segera untuk menghindari tuba terpecah.
Menguji tes kehamilan dengan urin atau darah
Pada saat plasenta mulai terbentuk, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Mengutip Mayo Clinic, kadar hormon ini akan terus berlipat saat hari kedua hingga tingga awal kehamilan.
hCG ini yang mendeteksi kehamilan pada alat tes kehamilan atau test pack. Kamu bisa mendeteksi kehamilan melalui urine. Selain itu, kamu juga bisa mengetes kehamilan dengan darah melalui penyedia layanan terkait. Sebaiknya, lakukan tes kehamilan pada pagi hari, dikarenakan konsentrasi urine yang lebih pekat.
Minggu pertama kehamilan dimulai pada hari pertama
Beberapa orang berpikir usia kehamilan terjadi dimulai pada saat proses pembuahan. Sebenarnya, kehamilan minggu pertama dihitung dari haid terakhirmu datang. Hal ini disebabkan ovulasi bisa terjadi sekitar 14 hari setelah menstruasi. Maka, fertilisasi sudah masuk pada minggu ketiga kehamilan.
Minggu ke 9 kehamilan embrio dianggap janin
Embrio dan janin memiliki perbedaan, yaitu pada usia kehamilan. Pada saat minggu ke-8 kehamilan, sel yang telah dibuahi masih berbentuk embrio. Minggu selanjutnya, sel tersebut telah dianggap sebagai janin. Pada waktu itu, beberapa organ utama telah mulai berkembang.
Itulah tadi mengenai 10 fakta fertilisasi yang telah dirangkum dalam artikel di atas. Fertilisasi adalah proses pembuahan atau bagaimana janin terbentuk. Hal ini sangat penting untuk diketahui, khususnya bagi pasangan yang sudah mulai merencanakan memiliki momongan.
Baca Juga: 7 Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat, Bahayakan Ibu dan Bayi