7 Foto Memukau Satu Jazzawarsa, Pameran Penggagas Jazz Gunung 2018

Merekam bunyi, teman serta ingatan

Jazz Gunung 2018 ternyata memiliki rangkaian acara lain selain musik. Pada Sabtu kemarin (28/7) atau lebih tepatnya penyelenggaraan hari kedua Jazz Gunung 2018, pameran para penggagas Jazz Gunung: Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa hingga Djaduk Ferianto atau biasa disebut tiga sekawan, dibuka untuk umum.

Pameran yang diletakkan di galeri Tiga Sekawan, Jazz dan Seni Rupa, Jiwa Jawa Resort itu dibuka pukul 10.00 dan diikuti oleh kawan-kawan media serta pengunjung-pengunjung. Berikut adalah beberapa foto dari kegiatan itu serta galeri pamerannya sendiri.

1. Pameran ini dibuka sebagai perayaan "Satu Jazzawarsa" dan penanda pertemanan mereka bertiga

7 Foto Memukau Satu Jazzawarsa, Pameran Penggagas Jazz Gunung 2018IDN Times/Abraham Herdyanto

Pembukaan pameran oleh tiga sekawan ini tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai salah satu bumbu kemeriahan Jazz Gunung 2018. Festival musik yang sudah berumur satu dasawarsa ini dirasa kurang lengkap jika hanya menghadirkan musik saja.

Oleh karena itu, para penggagas Jazz Gunung tersebut memamerkan beberapa karya seni mereka. Adapun pameran yang diletakkan di galeri Tiga Sekawan, Jazz dan Seni Rupa itu menjadi simbol persahabatan.

2. Dikurasi oleh Suwarno Wisetrotomo

7 Foto Memukau Satu Jazzawarsa, Pameran Penggagas Jazz Gunung 2018IDN Times/Abraham Herdyanto

Sebagai kurator pameran Satu Jazzawarsa, Suwarno menjelaskan bahwa Jazz Gunung bukan hanya sekedar acara musik, melainkan juga sebuah peristiwa budaya yang "Menggerakkan masyarakat serta mengikat persahabatan dan pertemanan masyarakat." Walaupun telah membantu banyak pameran ternama seperti Bienalle, Suwarno mengakui bahwa pameran Satu Jazzawarsa adalah pamerannya yang pertama di atas ketinggian 2.000 kaki.

3. Tiga karya seni yang berbeda dari tiga seniman yang berbeda

7 Foto Memukau Satu Jazzawarsa, Pameran Penggagas Jazz Gunung 2018IDN Times/Abraham Herdyanto

Dengan fokus yang berbeda-beda, Sigit, Butet dan Djaduk memamerkan konsep karya seni yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka tekuni. Sigit memfokuskan dirinya pada karya fotografi yang merekam kehidupan warga seputar Gunung Bromo, Butet kepada pameran lukisan yang tak biasa karena dihadirkan di atas medium keramik, sedangkan Djaduk menyampaikan musik-musiknya lewat fotografi pula.

Baca Juga: 10 Potret Keseruan Jazz Gunung 2018, Hangat dan Intim

4. Djaduk Ferianto: merekam bunyi

7 Foto Memukau Satu Jazzawarsa, Pameran Penggagas Jazz Gunung 2018IDN Times/Abraham Herdyanto

Tidak melalui medium rilisan fisik berupa CD, kaset atau bahkan piringan hitam, Djaduk merekam fokus seninya, yaitu musik, lewat fotografi. Menurutnya fotografi menjadi satu paket dengan seni musik dalam mengasah kepekaannya akan suara karena foto itu merekam peristiwa pertunjukkan seni tradisional dan juga konser musik. Foto-foto itulah yang merekam instrumen kala acara itu sekalgus menjadi pengasah naluri bermusik Djaduk.

5. Sigit Pramono: merekam teman

7 Foto Memukau Satu Jazzawarsa, Pameran Penggagas Jazz Gunung 2018IDN Times/Abraham Herdyanto

Banyak dari karya Sigit yang menunjukkan bagaimana indahnya kawasan Gunung Bromo, mulai dari sebelum sebelum meletusnya gunung berapi aktif tersebut hingga momen-momen letusan. Ada pula lima fotonya berjajar setara, menunjukkan bagaimana Gunung Bromo yang aktif di pagi hari.

Tetapi dalam pameran ini, Sigit menghadirkan karya-karya yang berfotokan manusia dan kegiatan-kegiatan di dalamnya, yang mereka lakukan dalam sehari-hari. Kamu juga bisa melihat foto dari Bubby Chen, almarhum musisi jazz lokal yang melegenda hingga legenda James Brown, sang penyanyi soul yang suara dan karya-karya masih terus diperdengarkan hingga saat ini.

6. Butet Kartaredjasa: merekam ingatan

7 Foto Memukau Satu Jazzawarsa, Pameran Penggagas Jazz Gunung 2018IDN Times/Abraham Herdyanto

Dari ketiga orang ini, Butet menjadi seniman paling eksentrik. Medium yang berbeda serta proses pengolahan yang menarik menjadikan karya-karyanya di pameran Satu Jazzawarsa paling menonjol. Dengan melukiskan apa yang dia rasakan di atas keramik, Butet menjelajahi realitas kondisi masyarakat, mulai dari isu sosial hingga politik. kamu bisa melihat almarhum Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menjadi objek lukisan itu.

7. Pameran ini dibuka sampai penyelenggaraan Jazz Gunung tahun selanjutnya

7 Foto Memukau Satu Jazzawarsa, Pameran Penggagas Jazz Gunung 2018IDN Times/Abraham Herdyanto

Bagi mereka yang belum sempat mendatangi pameran Satu Jazzawarsa pada pelaksanaan Jazz Gunung kemarin, santai saja karena pameran tiga sekawan ini masih dibuka hingga enam bulan ke depan. Pameran ini dapat dinikmati secara gratis dan terbuka oleh siapapun di dalam area Jiwa Jawa Resort. Persiapan Jazz Gunung 2019 akan menjadi penutupnya pameran ini. Sekiranya siapakah dari kalian yang tertarik untuk mengunjungi pameran ini?

Baca Juga: 13 Foto Suasana Panas Gelaran Hari Kedua Jazz Gunung 2018

Topik:

  • Erina Wardoyo

Berita Terkini Lainnya