Folk, Emo, Post Punk: 7 Lagu Pendatang Baru Musisi Malang

Sebelum berkunjung ke Malang, ada baiknya mendengarkan lagu ini

Beberapa waktu belakangan ini, kota Malang sangat diperhitungkan untuk dunia musiknya. Banyak talenta-talenta berbakat yang muncul dari sana dan mulai diketahui oleh orang-orang dikarenakan warna musiknya yang sangat beragam. Saking beragamnya, ada kemungkinan kamu tidak pernah musik-musik yang mereka mainkan.

Sebagai bentuk perkenalan dari salah satu kota yang berada di Jawa Timur ini, sang penulis berikan tujuh talenta musisi dengan musik-musik yang tidak umum kamu temukan. Beberapa di antaranya akan langsung membuatmu jatuh cinta untuk mendengarkannya, lainnya akan membuatmu penasaran untuk datang bermain di kota mereka.

1. Sal Priadi – Melebur Semesta

Sal adalah pendatang baru dari Malang. Namanya mulai mencuat di akhir tahun 2017, namun baru benar-benar terdengar ketika dia bermain di Ubud. Dia menyanyikan lagu-lagu puitis hanya dengan bermodalkan sebuah gitar akustik. Konon lagu-lagunya menarik banyak kaum hawa untuk menyaksikan dirinya bermain di sebuah gig.

2. Sabiella Maris – Sunshine in the Sky

Serupa dengan Sal Priadi, Sabiella Maris menjadi newcomer yang cukup berbahaya dari Malang. Gaya musiknya yang indie pop membuat telinga sejuk mendengarkannya. Itu sangat berbeda dengan proyek sebelumnya yang dia mainkan di band bernama Closure yang beraliran post punk di mana kesan musiknya lebih gelap. Lagu-lagu proyek solo Sabiella baru saja dirilis pada April kemarin oleh Fallyear Records sehingga dapat terbilang fresh.

3. Monohero – Escalating Wanderlust

Proyek musik yang sangat berbahaya dari Malang. Monohero menampilkan musik-musik psychedelic yang dibalutkan dengan musik-musik bergaya ambience ala Sigur Ros. Bukan saja musiknya yang menarik untuk didengar, performance-nya pula selalu jadi daya tarik pendengar karena Monohero selalu menggunakan visual effect yang berwarna-warni untuk mendukung mereka bermain musik. Sangat disarankan untuk melihatnya secara langsung di panggung ketimbang menonton lewat video.

Baca juga: Wajib Dengar, Ini 7 Lagu Keren dari Musisi Samarinda

4. Beeswax – Refugee

Mungkin untuk saat ini Beeswax menjadi primadona musik Malang. Semua anak mengetahui musik Malang berkat kehadiran Beeswax yang kala itu mampu menggebrak hingga ke arah barat karena genre musik emo yang mereka bawakan. Beberapa hari lalu pun, tepatnya 18 Mei kemarin, mereka baru saja mengumumkan bahwa album ketiga Saudade telah dirilis secara digital maupun fisik.

5. Remissa – 1-

Remissa baru saja mengeluarkan album keduanya pada 27 April kemarin dan 1 adalah single perdana mereka dari album tersebut. Diakusisi sebagai band yang membawakan grunge, lirik-lirik Remissa banyak menyinggung isu sosial politik. Gaya penulisan liriknya yang satire, tapi sangat provokatif membuat lagu-lagu Remissa cocok sebagai pengingat bahwa di Indonesia masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan dan harus terus dibahas agar tidak terlupakan.

6. Ultraviolence – Pure

Jumlah personel tak menjadi halangan untuk membentuk band dan menghasilkan karya yang enak. Ultraviolence membuktikan itu dengan hanya beranggotakan dua orang saja. Gelap dan mencekam, musik-musik mereka seluruhnya membuatmu serasa ingin mengutak-atik kembali hardrive komputer dan mencari album Joy Division. Melalui single terbarunya Pure, Ultraviolence menjadi andalan tersendiri dan digadang-gadang sebagai kuda hitam musik Malang.

7. Hutan Hujan – Hutan Hujan

Grup folk Malang yang mengusung tema-tema alam yang tercampur aduk dengan pengalaman pribadi masing-masing personel. Hutan Hujan merilis debut albumnya yang berisikan 10 lagu pada Record Store Day 2018 Malang kemarin. Diracik secara sederhana menggabungkan folk dan pop, lagu-lagu Hutan Hujan bisa menjadi andalan untuk didengarkan ketika pergi ke alam.

Baca juga: Super Unik, 7 Lagu Band Thailand yang Bikin Kamu Gaul Abis

Topik:

Berita Terkini Lainnya