Salma Hayek Buka Suara, Pernah Dilecehkan Secara Verbal oleh Weinstein

Kasus ini terjadi selama pembuatan film "Frida"...

Salma Hayek akhirnya berani mengungkapkan perbuatan produser terkenal, Harvey Weinstein, terhadap dirinya saat proses pembuatan film "Frida" yang rilis pada tahun 2002 silam.

"Selama bertahun-tahun, Harvey Weinstein adalah monster bagiku," tulisnya di The New York Times.

Dalam tulisan tersebut, diungkapkan bahwa hubungan mitra mereka berawal dari keterlibatannya dalam proyek studio film Miramax, yang akan mengangkat kisah hidup seniman terkenal Frida Kahlo, di mana Hayek juga bertindak sebagai produser.

Saat tengah dalam proses pengembangan naskah bersama Weinstein, dia menyatakan berulang kali dihadapkan pada situasi, di mana sang produser melontarkan permintaan-permintaan yang menjurus kepada pelecehan seksual. Namun, Hayek selalu berusaha menolak ajakannya.

"Aku tidak berpikir bahwa dia tidak terbiasa menerima penolakan," tulis Hayek. Jika permintaannya ditolak terus menerus, Weinstein digambarkan "akan segera murka bak seorang diktator".

"Taktik merayunya bisa berubah dari kata-kata manis menjadi sebuah serangan kemarahan, dia bahkan tak segan mengucapkan kata-kata mengancam, 'Saya akan membunuhmu, jangan berpikir aku tidak bisa!'".

Akibatnya, Weinstein menunda dimulainya proses syuting film "Frida". Dia kemudian berusaha melanjutnya proses produksi film tersebut dalam banyak perubahan yang dianggapnya 'tidak biasa'.

Seperti penulisan ulang naskah, biaya menjadi US$ 10 juta, dan keikutsertaan empat aktor terkenal sebagai pemeran pendukung.

Hayek juga menyebut "barisan malaikat" yang datang menyelamatkannya. Mereka di antaranya aktor kawakan Edward Norton, yang ikut serta menulis ulang naskah tanpa mendapat kredit, produser Margaret Perenchio dan sutradara Julie Taymor.

Begitu syuting kembali dimulai, Hayek mengatakan "pelecehan seksual berhenti tapi kemarahan Weinstein meningkat."

"Kami terpaksa mendapat ganjaran dari perbuatan (Menolak permintaannya)," katanya. "Suatu kali, dalam sebuah wawancara dia mengatakan bahwa Julie (Traynor) dan saya adalah para wanita perusak rasa percaya diri pria terbesar yang pernah dia temui, kami anggap itu sebagai pujian."

Tidak sampai di situ. Aktris berusia 51 tahun tersebut juga mengatakan bahwa Weinstein pernah meremehkan kemampuannya sebagai produser dan aktris dengan mengatakan "satu-satunya yang kamu miliki sebagai modal akting adalah daya tarik seksual".

Weinstein kembali berulah saat proses syuting berjalan. Hayek mengatakan bahwa dia menuntut kepada sutradara agar menambah adegan bercinta tanpa busana sembari mengancam akan memberhentikan produksi jika permintaan tersebut ditolak.

"Kali ini, jelas bagiku bahwa dia tidak akan pernah membiarkan saya menyelesaikan film ini tanpa berusaha mewujudkan fantasi kotornya yang lain. Tidak ada lagi negosiasi," tulisnya. "Aku harus menyetujui permintaan tersebut."

Saat adegan itu dibuat, Hayek mengaku mengalami tekanan batin yang hebat. Sehingga memerlukan obat penenang.

"Karena orang-orang di sekitarku tidak mengetahui apa yang Harvey lakukan, mereka sangat terkejut dengan perjuanganku pagi itu," kenangnya.

"Bukan karena aku akan telanjang dengan wanita lain, karena aku akan telanjang bersama sang aktris untuk Harvey Weinstein, tapi aku tidak berani memberi tahu (Masalah yang saya alami) kepada mereka saat itu."

"Dan untuk yang pertama dan terakhir sepanjang karier, aku mengalami gangguan saraf : Tubuhku mulai bergetar tak terkendali, nafasku pendek kemudian aku mulai menangis dan tidak bisa berhenti. Air mataku terus menerus tumpah."

Pada saat syuting selesai, Hayek mengaku sangat terpukul dan bingung. Sehingga harus menjauhkan diri dari seluruh kru dan hal-hal yang berhubungan dengan film tersebut selama proses pasca-produksi.

Kerja keras dan tekanan yang dihadapinya selama proses syuting ternyata berbuah manis. "Frida" mendapat nominasi dalam enam kategori ajang penghargaan Academy Awards, termasuk "Pemeran Utama Wanita Terbaik" untuk Salma Hayek.

Di akhir tulisannya, aktris kelahiran Meksiko tersebut kemudian menganjurkan agar para wanita mau terbuka tentang pelecehan seksual yang mereka alami sebagai bahan pembelajaran dan diskusi masyarakat secara luas.

Tak lupa dia juga mengkritik industri perfilman sebagai "lingkaran setan" para pelaku pelecehan seksual. "Sampai ada persamaan derajat dan hak di industri kami di mana baik pria dan wanita memiliki nilai yang sama dalam setiap aspeknya, komunitas kami akan terus menjadi lahan subur bagi predator seks," katanya.

Cerita Hayek ini muncul dua bulan setelah sekelompok wanita, termasuk aktris Ashley Judd dan Gwyneth Paltrow, mulai memberanikan diri tampil di khalayak publik untuk membongkar kasus pelecehan seksual yang mereka alami saat bekerja dengan Harvey Weinstein.

Kini, para wanita yang melaporkan perkara tersebut telah mencapai hampir 70 orang. BBC melansir bahwa Weinstein melalui juru bicaranya, Holly Baird, membantah seluruh cerita tersebut.

"Weinstein tidak ingat untuk menekan Salma agar melakukan adegan seks tanpa mendapat bayaran dengan seorang costar wanita dan dia tidak berada di sana saat pembuatan film tersebut," ujar Baird.

"Semua tuduhan seksual yang digambarkan oleh Salma tidak akurat dan orang lain yang menyaksikan kejadian tersebut memiliki cerita yang berbeda tentang apa yang sebenarnya terjadi."

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya