5 Film Indonesia yang Turut Populerkan Musik Indie

Musik indie nggak cuma senja dan kopi

Tidak dipungkiri bahwa perkembangan musik indie di Indonesia sangat dipengaruhi oleh film. Sejak awal dekade 2000-an, film-film karya sutradara-sutradara Indonesia, seperti Riri Reza, Joko Anwar, dan Hanung Bramantyo berhasil memperkenalkan band-band independent Indonesia menuju sorotan nasional.

Nama-nama grup musik, seperti Mocca, Sore, Fourtwnty, Float, maupun The Adams pun sukses menjadi langganan festival-festival musik di Indonesia berkat keterlibatan karya mereka di sederet film nasional.

Berikut ini ulasan rekomendasi enam film Indonesia yang wajib ditonton oleh anak "indie". 

1. Janji Joni - 2005

https://www.youtube.com/embed/IToLFuNWDZg

Janji Joni adalah salah satu film yang mencuatkan nama Joko Anwar sebagai sutradara keren yang menghasilkan film-film stylish tapi sarat makna. Film ini dibintangi oleh Nicholas Saputra, Fedi Nuril, Rachel Maryam, Mariana Renata, hingga Sujiwo Tejo. 

Bercerita tentang Joni (Nicholas Saputra) dan petualangannya sebagai kurir pengantar rol film di era terakhir bioskop analog, di sini Joni menemui banyak rintangan bernuansa surealis yang menghalanginya untuk mengantar rol film tepat waktu.

Film ini merupakan salah satu sebab genre musik indie booming di sepanjang dekade 2000-an. Berbagai grup band, seperti Sajama Cut, Sore, Zeke and The Popo, The Adams, dan Goodnight Electric sukses dikenal secara nasional berkat David Tarigan selaku produser soundtrack yang memilih mereka.

Di era dimana media sosial tidak semasif sekarang, film masih bisa berbicara banyak hal dan menjadi trendsetter di kalangan muda-mudi millenium. Bahkan, band-band tersebut sampai saat ini masih menjadi langganan festival-festival musik di Indonesia.

2. Catatan Akhir Sekolah - 2005

https://www.youtube.com/embed/Oo_0Ts7_L2U

Catatan Akhir Sekolah adalah film garapan sutradara Hanung Bramantyo yang mengisahkan tentang tiga orang siswa yang dianggap culun oleh teman-teman satu sekolahnya. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk membuat film dokumenter tentang sekolah agar mendapat status keren di mata kawan-kawan sekolah mereka. 

Mereka bertiga merekam tidak hanya keseharian para murid, namun, sisi lain dari para guru juga. Dibintangi oleh  Vino G. Bastian, Ramon Y. Tungka, Marcel Chandrawinata, Joanna Alexandra, dan Christian Sugiono, film ini juga melesatkan band-band, seperti The Upstairs, The S.I.G.I.T, Seringai, Mocca, hingga Pure Saturday. 

Baca Juga: 11 Film Horor Indonesia yang Sering Dikira Film Semi, Beradegan Panas

3. Garasi -2006

https://www.youtube.com/embed/zpwB2aWQy9M

Garasi adalah salah satu dari beberapa film bertema band di Indonesia. Dibintangi oleh Fedi Nuril, Ayu Ratna, Syaharani ,dan Aries Budiman, Garasi berkisah tentang kisah tiga orang remaja yang hidup dari musik. Karena selalu latihan di garasi rumah, mereka kemudian membentuk band bernama Garasi.

Seiring perjalanan, kekompakan mereka diuji dengan berbagai konflik internal, pertentangan keluarga, gosip, serta tuduhan negatif dari lingkungan sekitar. Di film ini, para aktor yang sekaligus merupakan anggota band ini  di dunia nyata memainkan lagu-lagu karya band Garasi itu sendiri.

4. Tiga Hari Untuk Selamanya - 2007

https://www.youtube.com/embed/plzYBh0CZXI

Film 3 Hari Untuk Selamanya bercerita tentang dua orang saudara sepupu, yaitu Ambar (Adinia Wirasti) dan Yusuf (Nicholas Saputra) yang sedang menempuh perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta dengan mobil. Mereka berdua dititipi ibu Ambar untuk mengantarkan piring dan gelas keramik dengan mengendarai mobil menuju Jogja karena ibu Ambar tidak percaya keamanan barang pecah belah dalam pesawat terbang.

Perjalanan yang seharusnya ditempuh dalam waktu setengah hari menjadi tiga hari karena beberapa hal yang mereka temui serta rentetan peristiwa yang mengubah pandangan mereka tentang hidup. Disutradarai Riri Riza, 3 Hari Untuk Selamanya mengangkat tema post-adolescent dalam bentuk road movie yang bertutur tentang keresahan menatap masa depan dan keterasingan mereka menghadapi lingkungan tradisi keluarga dan kebebasan semu di Indonesia.

Dengan soundtrack yang diisi sepenuhnya oleh band folk, Float, film ini berhasil mencuatkan nama Float di blantika musik indie nasional. Lagu 'Pulang' pun menjadi hit single mereka yang mengukuhkan nama Float di jajaran musisi independen Indonesia yang berpengaruh.

5. Filosofi Kopi 2 - 2015

https://www.youtube.com/embed/4b56apex1AA

Apa yang paling pantas menggambarkan anak indie di Indonesia selain senja? Tentu saja kopi. Film Filosofi Kopi merupakan film adaptasi dari novel karya Dee Lestari berjudul sama yang menceritakan tentang Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) yang membuka kedai kopi dan mencari filosofi sesungguhnya dibalik secangkir kopi yang nikmat.

Di sekuelnya, Filosofi Kopi 2, Ben dan Jody bertemu Tara (Luna Maya) yang bersedia berinvestasi di kedai mereka. Di sekuel ini mereka juga bertemu barista baru bernama Brie (Nadine Alexandra). Dari sinilah perjalanan baru kedai Filosofi Kopi dimulai beserta konflik yang mengiringinya. Di film ini pula Fourtwnty menyumbangkan lagu berjudul 'Aku Tenang' dan 'Zona Nyaman' sehingga melejitkan nama mereka di blantika musik nasional.

Selain perkenalkan deretan lagu-lagu indie Indonesia, beberapa film tersebut juga melejit sebagai karya sinema yang monumental, lho! Kamu sudah menonton semuanya, belum?

Baca Juga: Bukan Film Porno, 10 Film Indonesia yang Banyak Adegan Panas

akhmad alfan Photo Verified Writer akhmad alfan

Patience and preserverence Follow me at IG:@alfanrahadi, Twitter:@alfanrahadi and FB :@alfanrahadi. Kindly read also radioastronot.wordpress.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya