5 Fakta Hard Sci-Fi dan Soft Sci-Fi dalam Film, Ternyata Beda!

Walau sama-sama bahas sains, tapi ternyata beda, lho!

Genre science fiction atau sci-fi memang menjadi genre film yang paling dinikmati. Mengangkat tema sains dalam jalan cerita, hal ini menambah wawasan bagi penonton. Oleh sebab itu, sci-fi dinilai menjadi cara berekspresi para kreator atau ilmuwan untuk mengajarkan sains dengan cara yang unik.

Tapi tahukah kamu, bahwa rupanya genre sci-fi terbagi menjadi dua? Ada hard sci-fi dan soft sci-fi. Wah, apakah itu? Jika kamu belum mengenalnya, mari simak faktanya berikut, ya!

1. Penjelasan hard sci-fi

5 Fakta Hard Sci-Fi dan Soft Sci-Fi dalam Film, Ternyata Beda!cuplikan The Martian(dok. 20th Century Fox/The Martian)

Ketika mendengar kata hard sci-fi, mungkin kalian berpikir mengenai sains yang penuh dengan matematika, kimia, biologi dan Teknologi. Hal tersebut ternyata benar, film yang memiliki genre hard sci-fi nyatanya memiliki penjelasan mengenai sains yang rumit dan kompleks, sehingga sangat tidak cocok bagi orang yang baru menonton genre ini.

Genre ini lebih menekankan kepada praktik sains dalam dunia nyata yang bisa kita lakukan dan berusaha menjelaskan dengan cukup akurat mengenai sains. Oleh karena itu, film yang memiliki gaya cerita seperti ini cocok untuk disebut sebagai hard sci-fi.

Meskipun terdapat kata fiction dalam genre ini, pada kenyataannya hard sci-fi justru hampir tidak memiliki unsur fantasi dan fiksi dalam filmnya, sehingga kebanyakan film genre ini dipenuhi dengan fakta sains.

2. Contoh film hard sci-fi

5 Fakta Hard Sci-Fi dan Soft Sci-Fi dalam Film, Ternyata Beda!contoh film Hard Sci-Fi, Jurassic World Dominion (dok. Universal Pictures/Jurassic World Dominion)

Terdapat banyak film yang bisa kita sebut sebagai hard sci-fi. Khususnya film-film yang berkaitan dengan eksperimen dan keilmuan yang penuh praktik seperti, Jurassic Park, Jurassic World, The Martian, The Andromeda Strain, Apollo 13 dan masih banyak lagi film dengan genre hard sci-fi yang wajib kalian tonton sebagai fans sci-fi.

Ghost in the Shell juga dapat disebut sebagai hard sci-fi meskipun dengan art cyberpunk yang sangat estetik. Hal ini karena Ghost in the Shell berfokus pada sains di dalam sebuah dunia fiksi. Intinya, setiap film hard sci-fi hampir tidak bisa ditemukan unsur fiksi, karena itu kebanyakan scene film di atas berfokus pada sains bukan ceritanya.

3. Penjelasan soft sci-fi

5 Fakta Hard Sci-Fi dan Soft Sci-Fi dalam Film, Ternyata Beda!cuplikan The Adams Project (dok. Netflix/ The Adams Project)

Soft sci-fi berfokus pada soft science, termasuk psikologi, sosiologi dan antropologi. Jika hard sci-fi lebih berfokus pada praktik sains itu sendiri, maka soft sci-fi lebih berfokus kepada dampak atau efek yang timbul dari praktik tersebut kepada orang-orang. 

Genre ini lebih menekankan kepada bagaimana emosi manusia terhadap dampak atau efek dari sains dan teknologi. Meskipun begitu, soft sci-fi masih menjelaskan secara singkat elemen mengenai sains dan teknologi dalam film mereka. Hanya saja, tidak secara detail dan akurat.

Soft sci-fi sering dijelaskan pada sebuah film yang memiliki jalan cerita seperti manusia hidup di masa depan dan dunia yang dikuasai alien. Karena itu, soft sci-fi lebih menekankan kepada cerita setiap karakternya, hubungan setiap karakter, distopia, serta sejarah yang lebih mendalam.

Baca Juga: 9 Film Sci-fi Bertema Cyberpunk Sebelum Nonton The Matrix 4

4. Contoh film soft sci-fi

5 Fakta Hard Sci-Fi dan Soft Sci-Fi dalam Film, Ternyata Beda!contoh film Soft Sci-Fi, Dune (dok. Warner Bros Pictures/Dune)

Banyak sekali film soft sci-fi yang sangat sukses. Sebab, genre ini memiliki banyak penggemar setia dibandingkan hard sci-fi. Mungkin saja dikarenakan jalan cerita lebih disukai orang-orang daripada sekedar praktik yang terkadang membuat kita bosan terlalu lama menonton film tersebut.

Beberapa film soft sci-fi ini mungkin sudah kamu ketahui seperti, Star Wars, Dune, Star Trek, Ready Player One, Planet of the Apes dan Frankenstein yang dikatakan sebagai film sci-fi pertama di dunia. Adapun yang terbaru, The Adams Project, merupakan penggabungan cerita perjalanan waktu, sains, dan teknologi secara bersamaan.

5. Lebih baik hard sci-fi atau soft sci-fi?

5 Fakta Hard Sci-Fi dan Soft Sci-Fi dalam Film, Ternyata Beda!cuplikan Space Sweepers yang bergenre Hard Sci-Fi (dok. Netflix/Space Sweepers)

Jika ditanya mana yang lebih baik, tentunya tergantung kepada selera masing-masing orang. Terdapat beberapa orang yang menganggap soft sci-fi lebih cocok disebut sebagai genre fantasi karena hampir tidak memiliki unsur sains. Meskipun sedikit, film yang mengandung sains tetap saja disebut sebagai sci-fi bukan fantasi.

Soft sci-fi dan hard sci-fi memiliki keseruan masing-masing, soft sci-fi berfokus pada cerita dan pengembangan karakter sedangkan hard sci-fi berfokus pada praktik sains yang rumit dan kurang cocok bagi mereka yang tidak familiar dengan genre ini.

Intinya, kedua genre ini sama-sama menjelaskan bagaimana sains dan teknologi berdampak pada dunia, hanya penyampaiannya saja yang berbeda. Jadi, tidak ada genre yang lebih baik, hal ini tergantung kepada kamu lebih suka genre film yang mana.

Memang, banyak sekali sub-genre pada film yang mungkin tidak kita ketahui. Namun, bagi kamu penggemar film sci-fi atau ingin mencoba untuk menonton genre ini wajib banget mengetahui untuk menambah ilmu perfilman. Nah, sekarang sudah paham belum perbedaan hard sci-fi dan soft sci-fi? 

Baca Juga: 7 Film Sci-Fi Korea Terbaik, Super Seru dan Menghibur!

Ali Photo Verified Writer Ali

I'm Still Learning Here

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya