TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dianggap Gak Cocok untuk Remaja, Sinetron Dari Jendela SMP Ditegur KPI

Dari Jendela SMP dianggap kurang pantas untuk remaja

Instagram.com/darijendelasmp

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan surat teguran untuk sinetron Dari Jendela SMP yang sedang tayang di SCTV. Dalam situs resminya, KPI menyatakan bahwa program siaran tersebut memuat visualisasi yang tidak sesuai dengan perkembangan psikologis remaja.

"Betul, ada di website KPI (surat teguran KPI untuk Dari Jendela SMP)," kata Yuliandre Darwis, Komisioner KPI Pusat kepada IDN Times melalui WhatsApp, Kamis (9/7/2020).

Dari Jendela SMP sendiri merupakan sinetron yang diangkat dari novel karya Mira W dan menceritakan tentang Joko dan Wulan yang terlibat hubungan asmara remaja. Sinetron yang tayang mulai 29 Juni 2020 lalu itu dianggap menggambarkan adegan dan dialog tentang kehamilan di luar nikah dan pernikahan dini.

1. Dinilai memberi contoh tidak baik

Surat teguran yang ditandatangani oleh Ketua KPI Pusat, Agung Suprio itu mengatakan, sinetron ini dianggap memiliki cerita dan visualisasi yang kurang pantas untuk anak-anak remaja.

"Ceritanya memberikan contoh yang tidak baik terkait pacaran di sekolahan, perbincangan kehamilan di usia yang sangat muda tanpa ada klarifikasi-klarifikasi yang menegaskan tentang kehamilan tersebut yang bisa dipandang sebagai pendidikan reproduksi," kata Agung dalam siaran yang dirilis KPI di situsnya.

Mimah Susanti, Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI, saat dihubungi IDN Times pada Kamis (9/7/2020) menambahkan, konten yang dimaksud terkait adegan dan obrolan atau dialog yang menggambarkan tentang kehamilan di luar nikah dan pernikahan dini.

2. Dari Jendela SMP hanya boleh ditonton usia 13 tahun ke atas

instagram.com/Sandrina_11

Dalam Instagram SCTV disebutkan bahwa sinetron Dari Jendela SMP ini hanya boleh ditonton untuk usia lebih dari 13 tahun ke atas dengan pendampingan orangtua. Pihak stasiun TV juga menyebut, sinetron ini memuat pelajaran tentang pergaulan remaja.

"Tonton dari awal episode sampai selesai, supaya pesan bisa tersampaikan!" tulis akun Instagram @sctv (3/7/2020).

Sementara dalam edaran terkait sanksi teguran, KPI menyebut, sebagai sinetron yang dilabeli dengan klasifikasi Remaja atau R, seharusnya Dari Jendela SMP memuat gaya penceritaan dan tampilan yang sesuai dengan perkembangan psikologis remaja. "Ini justru bertolak belakang," seru Agung kemudian.

3. Sebelumnya, SCTV menyatakan tidak ada unsur kehamilan

Instagram.com/saskiachadwick_

Dalam keterangan sebelumnya, pihak SCTV melakukan pertemuan dengan KPI. Deputi Direktur Program SCTV David Suwarto menjelaskan, jalan cerita Dari Jendela SMP akan ada perbedaan dari novelnya. David memastikan tidak ada cerita kehamilan di usia sekolah yang ramai diperdebatkan warganet.

Namun Mimah Susanti menyebut, pertemuan itu dilakukan sebelum sinetron ini dirilis sehingga KPI belum bisa mengevaluasi tayangan tersebut.

"Saat itu KPI tidak bisa mengaudit sinetronnya, belum melihat tayangan yang dimaksud. Setelah melihat, kita memutuskan untuk diberikan sanksi. Ada beberapa jalan cerita yang perlu dievaluasi, tidak pas untuk remaja," katanya.

4. Akan bertemu dengan pihak produksi juga KPAI

instagram.com/sandrinna_11

Mimah Susanti juga menjelaskan, akan melakukan pertemuan dengan pihak produksi Dari Jendela SMP bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mendiskusikan muatan-muatan dalam sinetron tersebut.

"Kita akan mengagendakan pertemuan dengan para pihak, dari tim produksi dengan KPI dan KPAI untuk diskusi menyamakan persepsi soal substansi, muatan cerita ini," katanya lewat sambungan telepon pada IDN Times.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya