[EKSKLUSIF] Bisma Karisma: Kadet 1947 hingga Ingin Perankan Orang Gila

Bisma Karisma memerankan Sutardjo Sigit di Kadet 1947

Film Kadet 1947 sudah tayang di bioskop Indonesia sejak 25 November 2021. Film ini mengambil latar di era Agresi Militer I, saat para kadet (calon penerbang Angkatan Udara) berusaha melakukan serangan udara untuk pertama kalinya.

Bisma Karisma memerankan salah satu kadet bernama Sutardjo Sigit. Perannya di film ini sangat berkesan karena untuk pertama kalinya ia memerankan sosok pahlawan.

Selain itu, Bisma juga mempersembahkan film ini untuk sang ayah yang merupakan anggota Angkatan Udara. Yuk simak wawancara IDN Times bareng Bisma Karisma pada Sabtu (4/12/2021)!

1. Halo Bisma. Gimana rasanya setelah comeback melalui film kadet 1947, setelah sebelumnya kamu jadi pemeran utama di Koboy Kampus? Soalnya di sini beda banget perannya

[EKSKLUSIF] Bisma Karisma: Kadet 1947 hingga Ingin Perankan Orang GilaKadet 1947 goes to Surabaya [04/12/2021] (IDN Times/Aulia Supintou)

Meskipun tetap menjunjung Indonesia, ya? Senang. Bukan senang aja sih. Kenapa? (Karena) dapat film ini tuh justru lebih sangat personal (untuk saya). Sangat haru buat saya. Bukan senang, bukan sedih. Saya sangat terharu.

Kenapa personal, karena memang justru lewat film ini tuh, aku selain bisa memainkan sosok sejarah. Tapi juga bisa mewujudkan cita-cita bapak yang memang dulu tuh pengin aku jadi penerbang. Karena Bapak tuh seorang Angkatan Udara. Saya lulus SMA tuh diperintahkan untuk melanjutkan jadi angkatan gitu. Saya tidak mau, saya keberatan. Saya ingin mewujudkan dengan cara saya sendiri. Saya ingin membanggakan bapak dengan cara saya sendiri.

Tapi begitu timbul tawaran ini, saya bertanya langsung ke bapak gitu. Bapak tahu Soetardjo Sigit gak? Dan bapak cerita dengan lancarnya Agresi Militer I itu. Jadi Setelah itu, saya tidak berpikir panjang. Saya ambil dan film ini memang khusus untuk bapak saya.

2. Selain playlist lagu heroik-romance dari Mas Abi (Sutradara), apa yang membantu kamu dan karakter Asih membangun chemistry?

[EKSKLUSIF] Bisma Karisma: Kadet 1947 hingga Ingin Perankan Orang GilaBisma Karisma (Instagram.com/sibisma/)

Dia (Givina Lukita) datang ke set, meskipun dia gak ada syuting, dia mau ngobrol. Dan kita menggunakan bahasa Indonesia yang lama banget (baku), jadi obrolan-obrolan tuh yang justru gak ada hubungannya sama scene gitu. Tapi itu yang justru sangat membantu kami berdua, (membangun) chemistry sebagai kekasih.

Ya sesimpel tanya, udah makan. Terus ngobrolin kehidupan. Ngobrolin tentang awan, memang ada satu scene yang memang identik dengan awan. Aku ingin memberikan awan kepada Asih. Bagaimana supaya itu tidak menjadi hal yang gombal, itu yang paling PR gitu. Sementara aku gak pernah gitu, (sedangkan) tipikal yang bisa melakukan seperti tadi (ya) Sigit.

Ya itu bukan gombal sebenarnya, memang ingin coba ngambil awan dan kasih kamu (Asih). Itu kan pasti buat rata-rata (orang) pasti gombal, tapi itu menjadi hal yang real. Itu paling sih yang buat PR. Ya jangan sampai kitanya aja (jadi) geli sendiri.

Aku tuh awalnya kayak gitu. 'Ih geli banget ya? Sigit gini ya?' Tapi lama-kelamaan kita saling adaptasi, saling ngasih kepercayaan diri. Terutama Mas Abi yang (bilang), udah itu beneran, itu sungguh-sungguh. Sigit itu bisa kayak gini. Oke aku rubah lagi, ini bukan Bisma, (tapi) ini Sigit.

Baca Juga: Kadet 1947: Film Perjuangan yang Wajib Ditonton Millennial Bandung

3. Kalau Bisma sendiri kan sebenarnya debut sebagai penyanyi, sebagai personil SM*SH, terus akhirnya terjun ke dunia akting. Sulit mana sih akting atau nyanyi?

[EKSKLUSIF] Bisma Karisma: Kadet 1947 hingga Ingin Perankan Orang GilaBisma Karisma (Instagram.com/sibisma/)

Dua-duanya sulit sih. Kalau ditanya mungkin kenapa saya tiba-tiba ada di film gitu. Film itu kapal pesiar yang lebih besar daripada musik, sepengetahuan seberpengalaman saya.

Akhirnya untuk menancapkan diri di film, saya membuat film pertama sebagai ko-produser, selain sebagai pemain. Supaya bisa melihat pandangan-pandangan dari skala besar gitu. Dari ujung sampai ujung lagi gitu. Bagaimana sih game play-nya film? Akhirnya saya tertarik, saya ketagihan.

Pengkarakteran juga menjadikan aku punya ruang karya atau kanvas selain di musik. Kalau di musik tuh sangat bisa jujur banget. Kalau memainkan seni peran tuh buatku, kumpulan-kumpulan data yang pernah aku alami dan pernah aku dengar, bisa aku jadikan sebagai wujud satu karya gitu, satu sosok (karakter).

Itu yang menurutku seru ya. Jadi dua-duanya pasti sulit. Tapi jangan lupa bersenang-senang. Dalam pengkaryaan, seriuslah bersenang-senang gitu. Aku selalu berprinsip gitu sih.

4. Sebenarnya Bisma ingin dikenal sebagai aktor yang seperti apa di depan masyarakat atau di depan penggemar ?

[EKSKLUSIF] Bisma Karisma: Kadet 1947 hingga Ingin Perankan Orang GilaBisma Karisma (Instagram.com/kadet1947/)

Aku kalau sebagai apapun ya. Bukan hanya sebagai aktor saja, aku pengen dikenal sebagai manusia, manusia biasa saja. Aku kurang suka ketika orang melihat, oh ini artis ya. Jadi ada pangkat gitu loh.

Mungkin gak tahu ya (kalau) di luar negeri, (mungkin) gak kayak gitu. Tapi di Indonesia artis adalah pangkat yang tidak terlihat. Tapi buatku itu suatu kecanggungan. Tidak bisa meraih empati satu sama lain. Jadi (cuma) ada sensasi doang gitu, jadi berhenti di sensasi doang gitu. Mungkin bisa sampai ke area simpati, tapi untuk menerobos ke daerah empati itu, aku harus menjadi as a human.

Aku manusia biasa, aku bisa capek. Misalnya ketika bertemu pun aku sejujur itu gitu. Kalau misalnya capek, sebentar dulu ya. Nanti kita ngobrol, aku sangat pengen tahu segitunya sama orang lain, misalnya tanggapan tentang film ini. Kita udah lama nggak ketemu aku ketemu sama temen-temen perenjana atau apapun gitu ya. Aku menyebutnya perenjana, kita udah lama gak ketemu, akhirnya kita ngobrol. Sekarang udah kuliah sekarang udah lulus belum? Karena setahu aku 2 tahun lalu dia masih kuliah, kayak gitu-gitu lah.

Jadi kalau ditanya pengen jadi apa? Pengen jadi seperti apa? Saya ingin jadi seperti manusia. Manusia yang memanusiakan manusia. Iya itu kan susah banget ya? Itu tujuan hidupku lah.

5. Ada gak sih bucketlist atau karakter seperti apa yang belum kamu perankan atau kamu ingin perankan di masa depan?

[EKSKLUSIF] Bisma Karisma: Kadet 1947 hingga Ingin Perankan Orang GilaBisma Karisma (Rahabimandra via Instagram.com/sibisma/)

Ini menarik nih. Selain memang aku menunggu di surprise-in sama karakter. Karena aku percaya karakter yang memanggil. Keterikatan(nya) itu beda gitu loh, ada frekuensinya sendiri. Aku percaya itu.

Sebenarnya bucketlist-ku udah keceklis satu, itu menjadi psychopath. Aku sempat main di film serial Brata, karyanya mas Aldo juga yang menyutradarai Kadet 1947. Tapi selain itu mungkin aku pengen punya ruang untuk menelusuri (memerankan) manusia, orang-orang yang punya disabilitas gitu atau difabel. Atau justru menurut orang yang di luaran itu mereka sebut orang gila gitu. Kayaknya pengen deh mencari tahu gitu. Bagaimana sesungguhnya tokoh tersebut?

Mengawali karier sebagai penyanyi, ternyata kecintaan Bisma terhadap dunia seni peran cukup besar lho. Ke depannya Bisma tentu akan menyuguhkan karya-karya terbarunya untuk penggemar. Kamu bisa saksikan aksi Bisma Karisma sebagai Sutardjo Sigit dalam Kadet 1947 (2021) di bioskop kesayangan!

Baca Juga: 10 Potret Kadet 1947 di Surabaya, Ada Bisma Karisma hingga Kevin Julio

Topik:

  • Triadanti

Berita Terkini Lainnya