Review Film Tarung Sarung: Suguhkan Budaya dan Isu Sosial di Makassar

Dibintangi Panji Zoni, Maizura, dan Yayan Ruhian

Tarung Sarung (2020) merupakan film debut Panji Zoni, sekaligus comeback aktris Maizura. Sempat diundur, film ini akhirnya tayang di Netflix pada 31 Desember 2020.

Mengangkat kebudayaan dan panorama Makassar, film ini bergenre drama dan laga. IDN Times sudah menyaksikannya dan menemukan 6 kelebihan dan kekurangan tentang film Tarung Sarung (2020).

Peringatan: artikel ini berpotensi mengandung spoiler. Jika tak ingin terkena, hati-hati saat membacanya, ya!

1. Panji Zoni bermain apik di film debutnya. Disusul dengan aktor dan aktris lintas generasi

Review Film Tarung Sarung: Suguhkan Budaya dan Isu Sosial di MakassarInstagram.com/tarungsarung/

Di film debutnya, Panji Zoni cukup baik memerankan karakter Deni Ruso, protagonis sekaligus first lead male di Tarung Sarung (2020). Meski tampak kurang luwes, Panji berhasil memerankan karakter anak konglomerat manja yang segala kebutuhan hidupnya selalu terpenuhi.

Maizura yang dikenal berkat perannya di film Bebas (2019) juga turut meramaikan. Dalam film ini, Mai berperan sebagai gadis asal Makassar, yaitu Tenri. Selain bahasa Indonesia, Maizura juga menggunakan bahasa daerah Makassar sebagai bahasa dialognya.

Kerap terlibat dalam film laga, seperti Headshot (2016) dan The Night Comes For Us (2018), kali ini Yayan Ruhian kembali menyuguhkan kemampuan beladirinya. Tidak pernah mengecewakan, ia didapuk sebagai Pak Khalid, jawara legendaris Tarung Sarung sekaligus guru beladiri Deni. 

Transformasi Cemal Faruk dari cowok blasteran dengan tampang rupawan menjadi antagonis bernama Sanrego bikin pangling. Cemal tampil dengan rambut berwarna merah terang, kulit cokelat kumal terbakar sinar matahari, dan logat Makassar yang khas. 

Tidak hanya mereka berempat, Surya Saputra, Annette Edoarda, Imelda Therinne, Hajra Romeesa, Awaluddin, Arman Dewarti, Adi Nugroho, Fergie Brittany, dan Alvin Adam turut membintangi film Tarung Sarung (2020).

2. Tarung Sarung (2020) mengangkat kebudayaan Makassar dipadukan dengan kisah drama dan isu sosial

Review Film Tarung Sarung: Suguhkan Budaya dan Isu Sosial di MakassarInstagram.com/tarungsarung/

Tarung Sarung (2020) bercerita tentang Deni Ruso (Panji Zoni), anak tunggal pengusaha properti terbesar di Indonesia. Sebagai anak konglomerat yang manja, Deni terbiasa hidup mewah.

Terpaksa terbang ke Makassar untuk mengurus bisnis Ruso Corp, Deni akhirnya bertemu dengan Tenri (Maizura). Konflik seputar persahabatan, percintaan, dan kompetisi mau tak mau harus Deni hadapi.

Berlatar lokasi di Makassar, film Tarung Sarung (2020) menyuguhkan berbagai kebudayaan daerah tersebut. Mulai dari isu sosial, bahasa daerah, olahraga khas, hingga visualisasi.

Selain bahasa Indonesia, bahasa daerah menjadi bahasa dominan yang hadir di film ini. Tenri, karakter perempuan protagonis dalam film ini kerap berbincang dengan Deni menggunakan bahasa Makassar.

Isu-isu sosial yang kerap terjadi di daerah tersebut juga dibahas dan dijadikan alur dalam film ini. Tentunya olahraga Tarung Sarung yang menjadi premis utama film ini menjadi poin penting yang akan dinikmati penonton.

3. Menyuguhkan keindahan panorama Makassar, Sulawesi Selatan sebagai latarnya

Review Film Tarung Sarung: Suguhkan Budaya dan Isu Sosial di MakassarBahasa_haneif via Instagram.com/tarungsarung/

Film Indonesia saat ini mulai peka terhadap keindahan panorama Indonesia. Tak jarang filmmaker menonjolkan pemandangan indah di sepanjang adegan yang mereka tampilkan.

Mengangkat budaya khas Makassar, tentu saja Tarung Sarung (2020) tak ketinggalan menyuguhkan visual kota tersebut. Secara tidak langsung, film ini bisa membantu Kota Makassar untuk mempromosikan daerah mereka.

Pantai yang masih bersih, suasana ibu kota yang sudah maju tapi tidak sepadat kota-kota besar di Jawa, dan berbagai kebudayaan khas menjadi daya tarik utamanya. Meski tidak secara detail, sang sutradara dan penulis berusaha menyuguhkan hal tersebut.

Jika beberapa tahun lalu film-film Indonesia dengan latar Eropa dan Amerika menjadi favorit masyarakat. Kini film berlatar panorama indah Indonesia mulai memiliki penikmatnya sendiri.

Baca Juga: 10 Potret Maizura di Film Tarung Sarung, Pangling Banget dengan Hijab

4. Tarung Sarung sebagai olahraga daerah yang punya nilai budaya tinggi

Review Film Tarung Sarung: Suguhkan Budaya dan Isu Sosial di MakassarInstagram.com/tarungsarung/

Tarung Sarung merupakan budaya bernilai tinggi asal Makassar yang belum banyak orang ketahui. Melalui film Tarung Sarung (2020) olahraga ini digambarkan memiliki banyak manfaat dan nilai.

Tidak hanya untuk melestarikan kebudayaan daerah, Tarung Sarung juga digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan, olahraga, dan berkompetisi. 

Seperti namanya, olahraga Tarung Sarung dilakukan oleh dua orang di dalam satu lembar sarung. Meski begitu, gerakan yang dilakukan cukup familiar, seperti halnya olahraga beladiri lainnya.

Masyarakat yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam Tarung Sarung dianggap cukup kuat. Sama seperti halnya olahraga beladiri lain, seperti silat, karate, dan tapak suci.

Tarung Sarung juga menjadi simbol bahwa masyarakat Makassar lebih menghormati duel satu lawan satu. Budaya pengeroyokan yang terjadi di kota besar-besar lainnya tidak berlaku di sini.

5. Aksi laga Tarung Sarung dikemas dengan koreo dan story yang unik

Review Film Tarung Sarung: Suguhkan Budaya dan Isu Sosial di MakassarInstagram.com/tarungsarung/

Film aksi Indonesia memang cukup identik dengan adegan laga dalam bentuk beladiri. Hal ini dikarenakan beladiri menjadi salah satu olahraga khas Indonesia.

Tarung Sarung sendiri merupakan olahraga beladiri khas Makassar. Olahraga ini kerap digunakan sebagai kesenian, perlombaan, hingga alat untuk menyelesaikan permasalahan.

Tarung Sarung (2020) tidak hanya memamerkan adegan laga yang umum dipertontonkan dalam film. Tetapi sang sutradara mengemasnya dalam beberapa koreografi unik.

Alih-alih secara langsung mengajari Deni cara beladiri. Pak Khalid justru memaksa Deni untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang tampaknya tidak berguna.

Maka tidak mengherankan jika Deni sempat merasa kesal ketika ia diharuskan untuk merapikan sandal dengan satu kaki, mengangkat ember berisi air, hingga menangkap nyamuk. Setelah mempraktekkan secara langsung, aktivitas tersebut justru mirip dengan dasar-dasar koreografi dari beladiri Tarung Sarung.

6. Film arahan Archie Hekagery ini menyentil isu sosial yang marak terjadi di Indonesia

Review Film Tarung Sarung: Suguhkan Budaya dan Isu Sosial di MakassarInstagram.com/tarungsarung/

Film ini juga menyentil beberapa isu sosial yang marak terjadi di masyarakat Indonesia. Memang ada beberapa perbedaan kebiasaan antara warga Ibu Kota dan kota-kota di luar Pulau Jawa.

Dalam film ini, Jakarta digambarkan identik dengan budaya pengeroyokan, khususnya bagi beberapa orang yang memiliki kekuasaan. Hal itu lah yang kerap Deni Ruso lakukan sebagai anak konglomerat di Ibu Kota.

Ketika ia berada di Makassar, hal tersebut justru tabu untuk dilakukan. Alih-alih pengeroyokan, masyarakat Makassar justru lebih memilih melakukan duel satu lawan satu.

Pembuatan reklame sebuah perusahaan properti yang mengancam lingkungan masyarakat Makassar menjadi isu lainnya. Tak jarang, perusahaan besar memanfaatkan lahan di daerah untuk dijadikan tempat pariwisata.

Sayangnya, beberapa justru merugikan masyarakat sekitar. Mata pencaharian hilang dan lingkungan rusak menjadi salah satu akibatnya.

Itu dia 6 kelebihan dan kekurangan tentang film Tarung Sarung (2020) yang patut kamu ketahui! Dengan segala kekurangan dan kelebihannya IDN Times memberi rating 4/5. Kamu bisa tonton Tarung Sarung (2020) melalui aplikasi Netflix.

https://www.youtube.com/embed/V48qhATHklc

Baca Juga: Debut Film, 10 Potret Panji Zoni Si Deni Ruso di Film Tarung Sarung

Topik:

  • Zahrotustianah

Berita Terkini Lainnya