Hanung Bangga Film Indonesia Mulai Mengungguli Hollywood di Tanah Air

Film Indonesia sudah jadi tuan rumah di Indonesia sendiri

Surabaya, IDN Times - Hanung Bramantyo menjadi salah satu pembicara di event HUT ke-15 Forum Jurnalis Perempuan Indonesia yang digelar secara daring pada Jumat (23/12/2022). Dalam acara tersebut, sutradara dan produser kondang ini membagikan insight dalam topik Mengasah Peduli Lewat Film.

Hanung yang sedang berada di Korea Selatan membagikan berbagai pengalamannya selama menjadi sineas di Indonesia. Ia pun mengaku bangga bahwa di tahun 2022 ini film Indonesia sudah 'menang' dari Hollywood di layar bioskop tanah air.

1. Hanung Bramantyo anggap kritik dan saran penonton itu lumrah. Bentuk demokrasi yang harus dihargai

Hanung Bangga Film Indonesia Mulai Mengungguli Hollywood di Tanah AirHanung Bramantyo di Korea (Instagram.com/hanungbramantyo)

Menjadi salah satu sutradara Indonesia paling produktif, Hanung kerap membawa cerita-cerita baru untuk diangkat ke layar kaca. Salah satu yang terbaru adalah adaptasi film Korea Selatan, Miracle in Cell No. 7.

Dihadapkan pada risiko dikritik hingga dibanding-bandingkan dengan film dari negara lain, Hanung mengaku tidak masalah. "Kalau kita tidak siap dengan itu semua, berarti kita tidak siap berkarya, tidak siap membuat film," ujarnya kepada peserta HUT ke-15 FJPI pada Jumat (23/12/2022).

Menurutnya respons penonton berupa kritik dan saran adalah hal yang lumrah. "Tidak ada masalah buat saya, karena itu menjadi bagian dinamika. Kan penonton punya hati, punya nalar, punya interpretasi dan itu harus kita hargai. Apalagi mereka sudah membeli tiket, mereka sudah membayar," lanjutnya.

Ini juga merupakan salah satu bentuk demokrasi di mata suami Zaskia Adya Mecca tersebut. "Tidak serta merta kita membuat film hanya untuk dipuji saja."

2. Hanung bangga film Indonesia mulai mengungguli Hollywood di negeri sendiri

Hanung Bangga Film Indonesia Mulai Mengungguli Hollywood di Tanah AirHanung Bramantyo di Korea (Instagram.com/hanungbramantyo)

Melihat pasar film selama ini dipenuhi film-film Hollywood, Bollywood, hingga Korea, Hanung sendiri ternyata optimis Indonesia gak kalah dengan negara lain. Bahkan ia menyebut bahwa tahun ini film lokal sudah berhasil mengalahkan Hollywood di layar lebar tanah air.

"Penonton film Indonesia sekali-kalinya dalam sejarah itu bisa mengungguli film Hollywood di tahun ini," ungkapnya. Pernyataan ini didasarkan pada data bahwa jumlah penonton untuk film Indonesia tahun ini lebih banyak daripada perolehan film Hollywood di Indonesia.

"Jadi tahun ini film Indonesia sudah menjadi tuan rumah buat (di) Indonesia sendiri," kata Hanung. Ia pun berharap bahwa di tahun-tahun selanjutnya, Indonesia sudah bisa seperti Korea yang film-film dalam negerinya sudah lebih banyak ditonton oleh warga Korea dibandingkan film-film asing.

Baca Juga: Cerita Hanung Bramantyo Ditawari Bikin Film Munir hingga Brigadir J

3. Butuh jaminan kebebasan berekpresi agar bisa mengangkat topik-topik film yang lebih kritis

Hanung Bangga Film Indonesia Mulai Mengungguli Hollywood di Tanah AirHanung Bramantyo di Korea (Instagram.com/hanungbramantyo)

Hanung juga sempat menyinggung topik tentang kebebasan berpendapat yang ternyata juga berpengaruh di dunia perfilman. Walau ada banyak topik yang menarik diangkat, namun sering kali para sineas tanah air memilih tema-tema yang bermain aman. Beda dengan Hollywood di Amerika Serikat, maupun Bollywood di India.

"India itu dilindungi sama undang-undang. Amerika itu dilindungi sama undang-undang. Jadi di Amerika itu kebebasan pers, kebebasan media itu menjadi asetnya Amerika. Itu yang dikatakan Presiden Amerika ke seluruh dunia," ujarnya. Tak heran jika negara-negara itu berani mengangkat film dengan topik kritis sekalipun.

Menurutnya di Indonesia belum ada jaminan hukum bagi para film maker yang mengangkat topik-topik kritis. Bisa saja seorang sineas terkena pasal karet seperti UU ITE atau mendapat tekanan-tekanan lainnya. Agar kebebasan bersuara lewat film ini bisa tercapai, ia berharap lembaga-lembaga sah negara seperti misalnya lembaga pers, lembaga sensor film, atau KPI, punya kekuatan hukum dan tidak takut akan tekanan apa pun selama mereka melakukan kebenaran.

Baca Juga: Hanung Bramantyo: Danais Bikin Perfilman di Jogja Tumbuh Pesat

Topik:

  • Triadanti

Berita Terkini Lainnya