[REVIEW FILM] Takut Kawin: Menikah adalah Sebuah Perjalanan Satu Arah

#MovieOn Kenapa Herjunot Ali takut kawin ya?

Genre drama romantis mendominasi perfilman Indonesia di awal tahun 2018. Setelah Dilan 1990 sukses besar, sekuel Eiffel I'm in Love menyusul dengan sejuta lebih penonton. Di awal Maret ini, rilisnya film Takut Kawin makin menambah semarak layar bioskop tanah air.

Dibintangi aktor ganteng Herjunot Ali, Takut Kawin mengangkat isu yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Meski pernikahan adalah momen yang sangat didamba hampir semua orang, ternyata ada beberapa lho yang benar-benar merasa takut. Terlalu banyak pertimbangan menjadi salah satu penyebab takut menikah.

Lalu kali ini, apa penyebab Herjunot Ali 'takut kawin'?

1. Lama pacaran tidak sama dengan kesiapan menikah

[REVIEW FILM] Takut Kawin: Menikah adalah Sebuah Perjalanan Satu Arahindustry.co.id

Takut Kawin mengisahkan hubungan Bimo (Herjunot Ali) dan Lala (Indah Permatasari) yang sudah cukup lama berpacaran. Teman dekat sudah menikah lebih dulu, orang tua juga terus mendesak kapan giliran mereka tiba. Lala ingin secepatnya, tapi Bimo terus saja ragu dengan hal-hal yang mengusik pikiran. Mulai dari finansial hingga kesiapan mental.

Tapi demi Lala, Bimo akhirnya memantapkan hati. Gedung, dekorasi, dan katering sudah dipesan. Foto pre-wedding sudah beres. Bahkan apartemen untuk tinggal bersama nanti sudah dibayar uang mukanya. Semua nampak berjalan lancar, hingga badai itu berembus kencang.

Lagi-lagi Bimo ragu. Romy (Junior Liem), sahabatnya yang baru beberapa bulan menikah, tiba-tiba datang membawa kabar buruk. Ia ingin bercerai saja dengan istrinya. Belum lagi cerita rumah tangga orang lain yang Bimo saksikan sendiri. Penuh konflik dan sekilas jauh dari kata mulus. Bahkan pernikahan orang tuanya pun sama saja, Mama Bimo berpenghasilan lebih tinggi dari papanya. Sehingga beliau nampak lebih menang dan berkuasa.

Bimo akhirnya membuat keputusan sepihak. Ia ingin Lala juga setuju untuk mengundur acara pernikahan. Tapi apa yang terjadi? Apakah Lala setuju? Saksikan sendiri di bioskop ya!

2. Ide cerdas dengan eksekusi kurang cadas

[REVIEW FILM] Takut Kawin: Menikah adalah Sebuah Perjalanan Satu ArahInstagram.com/takutkawin_official

Melihat nama Herjunot Ali dan judul yang cukup menggelitik, wajar jika penonton menaruh ekspektasi agak tinggi. Ide ceritanya cerdas, mengambil sudut pandang pernikahan dari mata laki-laki. Selama ini lebih banyak film dan cerita serupa yang terfokus pada perempuan. Membahas kenapa perempuan begitu ngebet menikah dan sebagainya.

Sayang, eksekusi untuk ide secerdas ini kurang cadas. Sejak tayang perdana pada 8 Maret 2018 lalu, penonton Takut Kawin baru berkisar seratus ribuan saja. Honestly, film ini layak mendapat sebutan FTV yang nyasar ke bioskop. Alurnya terlalu cepat dengan penggambaran kurang logis.

Porsi tampil tiap-tiap pemain pun kurang jelas. Herjunot Ali dan Indah Permatasari dipasang sebagai pemeran utama. Namun faktanya, pemeran pendukung seperti Asri Welas, Babe Cabita, dan komika Adjis Doa Ibu justru lebih berkarakter. Andai film ini lebih fokus pada pergolakan batin Bimo dan Lala, dijamin lebih sukses bikin baper.

3. Kemampuan akting Indah Permatasari patut diacungi jempol

[REVIEW FILM] Takut Kawin: Menikah adalah Sebuah Perjalanan Satu ArahInstagram.com/indahpermatas

Nama Indah Permatasari memang belum terlalu besar di industri perfilman tanah air. Tapi aktingnya di film Rudy Habibie mampu mengantarkannya menyabet penghargaan di Festival Film Bandung untuk kategori pemeran pembantu wanita terpuji. Dan Indah kembali membuktikan kemampuannya sebagai Lala di Takut Kawin.

Ia sukses membawakan sosok Lala dengan karakter ambisius, perfeksionis, keras kepala, dan tegas. Indah mampu menyampaikan kekacauan hati Lala pada penonton. Bagaimana rasanya jatuh cinta pada Bimo, lelaki yang tumbuh dewasa sebagai sosok lugu dan anak rumahan. Sulit membuat keputusan dan selalu takut mengambil resiko.

Sementara itu, Junot juga cukup berhasil membawakan karakter Bimo yang sangat labil. Hanya saja, di dunia nyata agak sulit menemukan sosok laki-laki seperti Bimo. Di satu sisi ia memiliki lingkar pertemanan yang seru dan karir cemerlang. Tapi di sisi lain ia begitu labil dan kekanak-kanakan. Jadi, sosok Bimo cukup membosankan untuk durasi yang tak sampai 2 jam ini.

4. Memberi pelajaran, bagaimana sebagian lelaki memandang pernikahan

[REVIEW FILM] Takut Kawin: Menikah adalah Sebuah Perjalanan Satu Arahbreakingnews.co.id

Terlepas dari beberapa kekurangan yang ada, Takut Kawin punya pelajaran berharga bagi penonton. Soal bagaimana sebagian besar lelaki memandang pernikahan dan kehidupan setelahnya. Bagi mereka, kemampuan finansial adalah modal utama untuk menikah. Disusul kesiapan mental di posisi kedua.

Masalah yang Bimo lihat pada pernikahan orang lain adalah tentang meredam ego masing-masing. Romy sempat ingin bercerai karena merasa kurang dihargai oleh istrinya. Sementara itu, Papa Bimo justru bisa menerima dengan lapang dada karier istrinya yang lebih cemerlang. Dua keadaan bertolak belakang yang kuncinya terletak pada pengendalian ego.

Menikah adalah perjalanan satu arah. Tidak ada jalan untuk putar balik saat tiba-tiba berubah pikiran. Alasan ini mungkin yang membuat keputusan terasa sulit. Membayangkan hari-hari ke depan akan seperti apa saat dilalui berdua. Melihat rumah tangga orang lain juga memunculkan berbagai spekulasi dalam kepala.

Film ini cocok banget buat kamu yang sedang merencanakan pernikahan. Memang benar kata orang, semakin dekat dengan hari H, cobaan makin banyak bermunculan. Nonton yuk, biar tahu sensasi repotnya mengurus pernikahan ala Bimo dan Lala!

Dian Arthasalina Photo Verified Writer Dian Arthasalina

bukan orang penting, kecuali anda mementingkan saya. kadang-kadang ngoceh di instagram @arthasalina

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya