6 Film Terbaik Michael Haneke, Sutradara Austria yang Kelewat Kreatif

Filmnya akan mendorong penonton untuk ikut berpartisipasi

Saat menonton film, kamu mungkin tidak akan membayangkan aktor akan berinteraksi langsung dengan penontonnya. Mereka biasanya ada di satu tempat dan waktu yang jauh dari penonton, meski dari sudut pandang kita batasannya hanya layar kaca. 

Ini format yang amat lumrah kita temukan, bukan? Namun, lain halnya dengan film-film Michael Haneke. Sutradara asal Austria tersebut tak segan mendorong partisipasi penonton dalam filmnya. Harus diakui respons dan reaksimu tak akan mempengaruhi alur cerita yang sudah diramunya. Namun tetap saja pengaburan antara realitas dan fiksi ini membuat karya-karya Haneke amat diapresiasi banyak pihak. 

Spikima Movies bekerja sama dengan MUBI sampai membuat segmen khusus untuk membedah film-film Haneke. Dari sebelas karya yang sudah ia buat, Haneke punya beberapa ciri khas yang bisa dirangkum, yaitu suka menggunakan teknik long takes, bernuansa suram dan intimidatif, serta bersifat objektif yang artinya penonton diberi hak penuh untuk membuat asumsi, prediksi, serta kesimpulan sendiri.

Penasaran? Silakan perkaya pengalamanmu dengan nonton enam film terbaik Michael Haneke di bawah. Dijamin langsung paham kenapa filmnya selalu disebut mahakarya. 

1. Funny Games (1997)

6 Film Terbaik Michael Haneke, Sutradara Austria yang Kelewat Kreatifadegan film Funny Games karya Michael Haneke (dok. Filmfonds Wien/Funny Games)

Funny Games adalah film klasik Haneke yang bergenre horor-thriller. Ia pertama kali dipublikasi pada 1997 dan mendapuk Arno Frisch sebagai salah satu lakonnya. Frisch sebelumnya sudah jadi lakon di film Haneke terdahulu berjudul Benny's Video. Sama dengan peran sebelumnya, Frisch masih memerankan tokoh antagonis. 

Film ini dimulai dengan perjalanan sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Sesampainya di vila tempat mereka akan menginap, liburan menyenangkan ini berubah jadi horor dengan kedatangan dua pemuda misterius yang dikira adalah kerabat tetangga mereka. 

Haneke memupuk konflik dan ketegangan dalam film ini secara bertahap, tapi pasti. Bahkan, tak ada ruang sedikit pun bagi penonton untuk bersantai. Benar-benar tak ada yang bisa ditebak dari film ini. Untuk mendulang lebih banyak audiens, Haneke membuat versi Hollywood Funny Games yang juga ia sutradarai sendiri. 

2. Code Unknown (2000)

6 Film Terbaik Michael Haneke, Sutradara Austria yang Kelewat Kreatifadegan film Code Unknown karya Michael Haneke (dok. Criterion Collection/Code Unknown)

Selang tiga tahun, Haneke merilis film Code Unknown pada 2000. Kali ini ia memilih Paris sebagai latarnya. Keempat tokoh utama sebenarnya dipertemukan sekaligus pada awal film, tetapi akhirnya diceritakan lewat segmen yang tercerai berai.

Cukup nyeleneh, karena biasanya sineas akan menggunakan formula sebaliknya, yaitu menceritakan tiap tokoh dari sudut pandang terpisah baru kemudian membocorkan benang merahnya pada akhir cerita.  

Pertemuan mereka dimulai dengan sesosok perempuan yang berjalan dengan remaja laki-laki di tengah kota Paris. Beberapa detik setelah mereka berpisah ke arah yang berbeda, sang remaja kulit putih dengan penuh emosi melemparkan roti yang dibawanya ke perempuan tunawisma. Seorang remaja kulit hitam menegur perbuatannya dan terjadi perdebatan sengit sampai akhirnya polisi datang dan mengubah segalanya.

Lagi-lagi Haneke membiarkan cerita ini mengalir bak kehidupan. Benar-benar tak bisa diprediksi sama sekali arah plotnya. 

 3. The Piano Teacher (2001) 

6 Film Terbaik Michael Haneke, Sutradara Austria yang Kelewat Kreatifadegan film The Piano Teacher karya Michael Haneke (dok. MUBI/The Piano Teacher)

The Piano Teacher adalah karya paling populer dan sukses Haneke sepanjang kariernya. Ia merajai Cannes Film Festival dan European Film Awards pada tahun penayangannya. Haneke bekerja bareng aktor kawakan Prancis Isabelle Huppert yang ia dapuk sebagai lakon, yaitu Erika, perempuan usia 30-an yang bekerja sebagai guru piano. 

Erika kemudian bertemu dengan sosok pianis remaja yang tertarik untuk menjadi muridnya. Awalnya segan, mereka justru menemukan kenyamanan satu sama lain dan menjalin hubungan asmara terlarang karena status sang murid yang masih di bawah umur. 

Film jadi kalut dengan pertentangan moral ketika Haneke membongkar bahwa Erika ternyata memiliki fetisisme tertentu dan ingin sang murid yang juga kekasihnya tersebut memenuhi permintaannya. Seiring berjalannya film, Haneke seakan mengajak penonton berpikir dan bertanya, apakah benar itu yang Erika mau? 

Baca Juga: 10 Film Natal Terbaik di Netflix pada 2022, Ada Falling for Christmas

4. Caché (2005) 

6 Film Terbaik Michael Haneke, Sutradara Austria yang Kelewat Kreatifadegan film Cache karya Michael Haneke (instagram.com/filmaffinity)

Cache tak kalah mengganggu. Bekerja sama lagi dengan Juliette Binoche yang sebelumnya juga memerankan salah satu lakon dalam Code Unknown, Haneke mengisahkan pergolakan mental dua pasangan kelas menengah di Paris yang mendapat kiriman video di kotak pos mereka. 

Video tersebut mengindikasikan bahwa mereka telah dimata-matai oleh orang tak dikenal selama beberapa waktu. Berdua mereka berusaha mencari tahu siapa sebenarnya pengirim video tersebut. Mulai dari bertanya ke pejalan kaki di sekitar rumah mereka sampai berusaha mengulik masa lalu mereka sendiri. 

Haneke berhasil mempermainkan penonton lewat berbagai elemen dalam Cache. Seru, tapi juga disturbing. Jangan berharap bisa santai, deh, kalau nonton filmnya Michael Haneke. 

 5. The White Ribbon (2009) 

6 Film Terbaik Michael Haneke, Sutradara Austria yang Kelewat Kreatifadegan film The White Ribbon karya Michael Haneke (dok. X-Filme Creative Pool/The White Ribbon)

The White Ribbon berlatarkan desa fiktif di Jerman Utara pada tahun 1913—1914, menjelang Perang Dunia I. Mereka dikenal sebagai masyarakat yang agamis dan amat menjunjung norma. Ada tiga orang yang punya kuasa lebih di desa tersebut, seorang pendeta, dokter, dan seorang bangsawan. 

Dalam satu masa, satu per satu dari tiga orang penting ini mengalami krisis dalam hidup mereka. Mulai dari kecelakaan tak terduga, kerugian material, hingga kematian menghinggapi orang-orang kelas atas di desa tersebut. 

Film ini sangat mengganggu, kelam, dan penuh misteri. Seperti biasa, Haneke tidak akan pernah membocorkan siapa pelaku dan penyebab pasti dari tragedi yang menjangkiti desa tersebut. Namun, kali ini Haneke dengan dermawan memberikan penontonnya akhir yang lumayan melegakan dibanding film-film lain. 

6. Amour (2012) 

6 Film Terbaik Michael Haneke, Sutradara Austria yang Kelewat Kreatifadegan film Amour karya Michael Haneke (dok. X-Filme Creative Pool/Amour)

Georges dan Anne adalah pasangan lansia yang hidup tentram di Prancis. Anak semata wayang mereka sudah hidup nyaman di Inggris dan hanya datang sesekali untuk menjenguk. Namun, ketenteraman ini terusik dengan kondisi fisik dan mental Anne yang terus melemah karena penyakit stroke yang ia idap. 

Amour adalah film paling konservatif yang pernah dibuat Haneke. Tidak ada permainan atau teka-teki di dalamnya. Benar-benar seperti observasi dan perjuangan yang tak terlihat dan underrated dari para caregiver. Haneke berhasil menggondol Academy Awards karena Amour. Sebelumnya, film ini juga berjaya di Cannes Film Festival. 

Haneke adalah sosok sutradara genius yang berhasil membuat gebrakan baru dalam industri film. Pendekatannya saat membuat plot memang berbeda dan inovatif. Apa pun genrenya, filmnya tak pernah layak dapat predikat biasa. Buktikan sendiri, deh!

Baca Juga: 5 Film Terbaik Arahan Steve McQueen, Ada yang Menang Oscar

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya