Alasan Film Konser Digandrungi, Alternatif Murah Meriah?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film konser jadi semacam game changer di industri hiburan belakangan ini. Menurut Forbes, estimasi pendapatan film konser milik Taylor Swift yang bertajuk Taylor Swift: The Eras Tour 2023 sudah meraup pendapatan kotor sebesar 250 juta dollar Amerika Serikat (Rp3,8 triliun) dari pemutarannya di seluruh dunia. Itu berarti sekitar 16 kali lipat biaya pembuatan filmnya yang hanya 15 juta dollar AS (Rp233 miliar).
Film konser Swift memang fenomenal. Tetapi ia bukan musisi pertama yang merilis film dengan format serupa. Justin Bieber, Beyonce, Coldplay, dan BTS pernah merilis film konser masing-masing beberapa tahun sebelumnya.
Namun, sepertinya pasar berubah sejak pandemik melanda beberapa tahun lalu. Film konser seolah dapat momen untuk berjaya. Bahkan A24 yang biasanya fokus ke film fitur, memilih untuk merilis film konser band lawas Talking Heads yang berjudul Stop Making Sense (2023). Apa kira-kira alasannya?
1. Alternatif murah dan mudah untuk nonton konser musisi kesayangan
Sejak pandemik COVID-19 beberapa tahun lalu, permintaan dan animo publik untuk konser naik drastis. Terlihat dari tarif tiket yang naik signifikan dari harga pasar sebelum pandemi. Hebatnya, kenaikan harga tidak pula membuat orang enggan atau berpikir dua kali untuk beli, terbukti orang rela berebut untuk mendapatkannya atau bahasa hiperbolanya, war (berperang).
Maklum, setelah puasa selama beberapa tahun karena kewajiban karantina, orang haus akan hiburan dan pengalaman langsung yang setidaknya membuat mereka lepas dari layar gawai. Apalagi untuk kasus negara-negara berkembang seperti Indonesia, penampilan musisi luar negeri bagi sebagian orang adalah kesempatan langka yang tak layak disia-siakan.
Dengan kondisi berebut itu, tentu tak semua orang beruntung bisa menonton konser yang diidam-idamkan. Di situlah film konser menemukan pasarnya. Ia bisa jadi cara alternatif buat nonton konser yang terpaksa mereka lewatkan karena tak beruntung saat bertarung mendapat tiket. Aksesnya jauh lebih mudah dan harganya pun jauh lebih murah.
Baca Juga: 10 Musisi yang Jago Storytelling selain Taylor Swift, Liriknya Ngena!
Editor’s picks
2. Dengan teknologi saat ini, film konser memberikan pengalaman yang berbeda dengan menonton penampilan langsung
Tentu pengalamannya tak bakal seseru nonton langsung musisi favoritmu di venue bersama para penggemar lain. Kamu mungkin tak bisa mendengar gemuruh suara penonton yang menggema dan membangkitkan energi. Namun, dengan teknologi masa kini, film konser sengaja didesain untuk memberikan pengalaman yang berbeda.
Dengan kamera yang dinamis, layar yang lebar dan jernih, ditambah kualitas suara yang mumpuni, penonton diajak melihat detail-detail yang tentu tak bisa dilihat dengan mata telanjang dari tribun penonton yang jaraknya meter dari panggung.
Musisi pun menawarkan pengalaman yang hampir sama dengan nonton penampilannya langsung dari segi setlist dan durasi.
3. Kesempatan buat nonton penampilan musisi yang tak akan gelar konser lagi
Film konser juga bisa jadi cara paling masuk akal nonton penampilan langsung musisi favorit yang kiranya tak akan menggelar konser lagi. Bisa karena bubar, meninggal, atau karena sesederhana tak bakal melirik negaramu sebagai tempat menggelar konser.
Ini terjadi pada film konser Talking Heads yang menurut liputan NME jadi ajang bagi generasi muda mengenal band lawas yang sudah bubar tersebut. Film konser Beyonce, Renaissance: A Film by Beyoncé (2023) yang mulai diputar 1 Desember 2023 juga bakal menarik penonton di luar negara prioritas tujuan konser sang diva.
Meski terdengar menjanjikan, film konser tak berlaku untuk semua musisi. Apalagi untuk penayangan massal di bioskop, musisi yang bersangkutan haruslah sudah punya basis penggemar loyal yang besar. Tanpa itu, film konser bukan sebuah produk komersial yang menjanjikan.
Baca Juga: Pecahkan Rekor! Beyonce Artis Wanita dengan Penonton Konser Terbanyak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.