6 Band Rock Alternatif Pindah Haluan ke Pop Elektro, Ada Coldplay

Keputusan yang menuai pro dan kontra

Agar tetap relevan dengan perkembangan zaman, musisi dituntut untuk melakukan evolusi. Tidak jarang perubahan itu amat kentara karena sang musisi benar-benar keluar dari genre yang membesarkannya.Taylor Swift misalnya mengubah warna musiknya dari country menjadi pop sejak album Red.

Begitu pula dengan sejumlah band rock alternatif yang berevolusi mengikuti pasar. Sejak 2010-an dengan merebaknya electronic dance music (EDM), jumlah band rock yang mulai merambah pop elektro terus bertambah. Beberapa di antaranya bahkan punya nama yang cukup besar. Keputusan itu memang menuai pro dan kontra, tetapi ternyata berpengaruh terhadap kelanggengan mereka. 

1. OneRepublic

https://www.youtube.com/embed/mNEUkkoUoIA

OneRepublic dikenal pertama kali sebagai band yang mengusung genre pop-rock. Ini terdengar jelas pada album debut mereka Dreaming Out Loud (2007). Lagu "Stop and Stare", "All We Are", dan "All Fall Down" adalah beberapa contoh lagu-lagu lawas mereka. Ini mereka pertahankan sampai setidaknya dua album berikutnya bertajuk Waking Up. 

Perubahan drastis terjadi pada pertengahan 2010-an ketika mereka merilis album Native dan Oh My My. Pada album ini, OneRepublic mulai mengadopsi instrumen musik elektronik.  Sebagai konfirmasi evolusi mereka, Ryan Tedder, dkk. juga merilis beberapa lagu kolaborasi dengan produser EDM macam Alesso dan Kygo. Keputusan mereka untuk berevolusi jadi band pop elektronik belum berubah. Ini terdengar semakin jelas pada album Human yang rilis 2021 lalu.

2. Coldplay 

https://www.youtube.com/embed/Fpn1imb9qZg

Sebelum OneRepublic, Coldplay sudah lebih dulu melakukan hal serupa. Pada 2011, mereka merilis album Mylo Xyloto yang menandai berakhirnya era soft-rock Coldplay. Chris Martin, dkk. bahkan membuat lagu kolaborasi dengan musisi hiphop Rihanna bertajuk "Princess China" dalam album tersebut. 

Pada album Ghost Stories, Coldplay bahkan memilih lagu pop elektro "A Sky Full of Stars" sebagai single utama. Kepindahan mereka dari rock ke pop dikonfirmasi lewat lagu-lagu baru macam "Champions of the World", "Hymn for the Weekend", "A Head Full of Dreams", dan "Higher Power". Tak lupa  sejumlah proyek kolaborasi dengan musisi-musisi pop dan EDM seperti The Chainsmokers ("Something Just Like This"), Tove Lo ('Fun"), Selena Gomez ("Let Somebody Go"), dan BTS ("My Universe"). 

3. Fall Out Boy 

https://www.youtube.com/embed/jG1JY0rt2Os

Debut sebagai band punk-pop-rock pada awal 2000-an, Fall Out Boy melakukan evolusi yang cukup kentara pada album Save Rock and Roll (2013). Meski tetap setia pada genre rock alternatif, mereka mencoba berkolaborasi dengan beberapa penyanyi pop seperti Foxes dan Elton John. Pada album American Beauty/American Psycho mereka juga masih mengusung pop-rock. 

Perubahan dan eksperimen yang lebih berani mereka lakukan saat merilis MANIA pada 2018. Meski tidak serta merta menghilangkan unsur rock dalam lagu mereka, sentuhan instrumen elektronik terdengar semakin jelas. Pada 2023, Fall Out Boy merilis album baru So Much (for) Stardust yang justru menandai kembalinya era rock murni band asal Amerika tersebut. 

4. Foals

https://www.youtube.com/embed/ydBQz3SecaE

Evolusi pop elektro juga dilakukan Foals pada album terbaru mereka Life is Yours (2022). Foals sebenarnya sudah pernah memadukan pop elektro dengan rock pada karya-karya terdahulu mereka. Coba saja lagu-lagu groovy mereka yang bertajuk "My Number", "Birch Tree", dan "In Degrees"

Namun, Life is Yours terdengar cukup berbeda. Jauh lebih ringan, terutama dari segi lirik. Instrumen elektronik seperti synthetizer mendominasi membuat lagu baru mereka lebih dekat dengan musik disco ketimbang rock. 

Baca Juga: 5 Band Pop Punk Lawas Sebelum Era Green Day Meledak

5. Waterparks 

https://www.youtube.com/embed/_cTisZIaEVc

Saat merilis album debut Double Dare pada 2016, Waterparks dijuluki band pop-punk generasi baru. Ini bertahan sampai album Entertainment yang rilis dua tahun kemudian. Menariknya, sejak album FANDOM (2019), Waterparks mulai memeluk genre pop elektro.

Mereka sempat merilis beberapa lagu pop-rock di album Greatest Hits, tetapi jumlahnya tidak sebanyak lagu dengan pop elektronik. Saat melepas album terbaru bertajuk Intelectual Property pada 2023 ini, Waterparks seakan mengonfirmasi pergeseran genre yang mereka lakukan sejak beberapa tahun ke belakang. 

6. Paramore 

https://www.youtube.com/embed/AEB6ibtdPZc

Sebelum Waterparks muncul ke permukaan, Paramore lebih dulu menjadi ikon pop-punk-emo. Mereka mempertahankan identitas tersebut setidaknya sampai 2013 lewat album Paramore. Setelah vakum kurang lebih empat tahun, Hayley Williams dan kawan-kawan. kembali dengan After Laughter. 

Bak kejutan, album tersebut sama sekali tidak menampakkan identitas mereka sebagai band rock. Pada 2023, Paramore kembali merilis lagu-lagu baru dalam album This is Why. Ini menandai kembalinya Paramore ke genre yang pernah membesarkan mereka. Tentu  Paramore tak lagi mengusung pop-punk layaknya saat muda dulu. Mereka membuat lagu rock yang sesuai dengan usia mereka dan pendengar yang juga bertumbuh dewasa. 

Evolusi adalah hal yang tak bisa dihindari musisi saat berkarya, termasuk pada band rock alternatif. Tentu perubahan itu tak bisa menyenangkan semua orang, termasuk kamu yang pernah jadi pendengar setia band-band yang dulunya mengusung genre rock alternatif.

Namun, ini bukan alasan untuk membenci. Itu cuma masalah selera dan preferensi saja, kok. Kamu masih bisa mendengar karya lawas mereka sampai puas dan bebas menemukan musisi baru yang beresonansi dengan seleramu. 

Baca Juga: 4 Tips sebelum Beli Tiket Konser Coldplay Lewat Jastip

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya