9 Film buat Ayah yang Masih Sering Absen dari Hidup Anaknya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Peran ayah dalam perspektif patriarki sering dibatasi pada peran pencari nafkah saja. Ini yang menjelaskan mengapa banyak ayah tak terlibat langsung dalam tumbuh kembang anak-anaknya alias absen. Beberapa tahun belakangan, kritik soal absennya ayah dari hidup anak mulai naik ke permukaan.
Dampak dari kecenderungan ini ternyata amat besar. Tak terbatas pada kecanggungan interaksi dan renggangnya hubungan anak dan ayahnya, lebih jauh ia bisa menumbuhkan trauma dan ketidakmampuan anak untuk membangun ikatan emosi dengan keturunan mereka berikutnya. Agar tak masuk dalam golongan ayah yang absen dari hidup anak, coba tonton sembilan film berikut.
Baca Juga: 3 Film Indonesia 2024 tentang Menantu dan Mertua yang Sarat Makna
1. Captain Fantastic (2016)
Captain Fantastic berlakonkan seorang ayah tunggal yang harus mengasuh enam anaknya sendirian sepeninggal istrinya. Masalahnya, ia dan istrinya sepakat untuk membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang antimainstream. Mereka dididik hidup di alam bebas dan tidak dimasukkan ke sekolah konvensional.
Merasa ini adalah pilihan terbaik, sang ayah dihadapkan pada konsekuensi dari pilihannya itu. Di sini, kita diajak mengenal satu pola asuh yang beda dan menilai sendiri baik dan buruknya. Meski tak sempurna, sosok ayah di film Captain Fantastic sukses mematri memori indah dan nilai moral di benak anak-anaknya.
2. Like Father, Like Son (2013)
Berlatarkan Jepang yang masih memegang teguh budaya patriarki, film karya Hirokazu Koreeda ini bisa jadi tamparan keras buat bapak yang masih sering absen dari hidup anaknya. Konflik dimulai dari fakta mencengangkan kalau ada dua anak tertukar saat proses kelahiran di rumah sakit enam tahun silam. Premisnya boleh pasaran, tetapi ini bukan film yang dangkal.
Masalahnya, bukan hanya keduanya dibesarkan oleh keluarga yang beda strata sosial dan finansial, gaya asuh yang dipegang teguh kedua keluarga itu juga bertolakbelakang. Satu ayah percaya kalau waktu adalah hal terbaik yang bisa ia berikan untuk anak-anaknya. Sementara, satunya melimpahkan tugas pengasuhan anaknya pada sang istri.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Film A24 Paling Underrated, Harus Masuk Watchlist!
3. Tokyo Sonata (2007)
Masih dari Jepang, kali ini kamu akan diajak menyelami kemelut yang terjadi di sebuah keluarga kelas menengah. Film bermula dari dipecatnya sang ayah dari pekerjaannya. Gengsi mengakui, ia berpura-pura tetap pergi ke kantor selama berminggu-minggu. Awalnya berjalan lancar, hingga perlahan keluarganya mulai tercerai berai.
Bukan masalah finansial yang jadi pemicu, tetapi sikap toksik ayah yang mulai terungkap ternyata alasannya. Film ini sukses mencerminkan bagaimana rapuhnya keluarga yang tak bisa jadi tempat aman buat anggotanya. Pelik dan intriknya tak tertebak, harus ditonton para ayah yang masih suka menganggap remeh peran aktifnya dalam tumbuh kembang anak.
4. Aftersun (2022)
Editor’s picks
Aftersun bisa jadi sebuah tamparan keras buat para ayah yang masih malas meluangkan waktu buat anak. Belajarlah dari pengalaman seorang ayah yang meski dalam kondisi tak baik-baik saja masih mau meluangkan waktu untuk liburan bareng anak perempuannya. Saking berkesannya, sang anak sampai mengabadikan memori intinya itu dalam bentuk film.
5. Girl (2017)
Girl sebenarnya fokus pada perjuangan seorang remaja yang sedang menjalani terapi hormon untuk mengubah gendernya. Namun, sebagai anak di bawah umur, peran orangtua jadi krusial di sini. Beruntung, ia punya ayah tunggal yang suportif dan selalu ada buatnya di masa senang dan malang. Sosok ayah di film ini teladan banget, deh.
6. Eighth Grade (2018)
Eighth Grade punya premis mirip dengan film sebelumnya. Masalahnya memang lebih sederhana, tetapi sama-sama mencoba mendemonstrasikan sosok ayah yang berusaha ada dan suportif buat putri mereka. Dalam Eighth Grade, kamu akan berkenalan dengan Kayla (Elsie Fisher) yang baru masuk SMP dan masih kesulitan dapat teman. Dalam prosesnya, sang ayah berusaha memberinya dukungan moral, tetapi ternyata tak sesederhana yang kita pikirkan.
7. Scrapper (2023)
Scrapper merupakan film dramedi yang mencoba menjelajahi pergolakan batin seorang bocah 12 tahun bernama Georgie (Lola Campbell). Dari fasadnya, ia tampak seperti bocah perempuan tomboy biasa, tetapi ternyata harus mengalami kejadian yang mendewasakannya pada usia belia. Saat ia terkatung-katung sepeninggal sang ibu, ayah biologis yang tak pernah dikenalnya tiba-tiba datang. Kecewa dan masih asing, ia berusaha memberontak saat sang ayah mencoba mengambil peran sebagai orangtuanya.
8. Nowhere Special (2020)
Sosok ayah di Nowhere Special juga bisa jadi teladan. Sosoknya diperankan aktor Inggris
James Norton yang diceritakan didiagnosa kanker. Padahal ia masih punya satu tanggungan, yakni putranya yang berusia 3 tahun. Khawatir usianya tak akan lama lagi, ia berusaha mencari orangtua asuh ideal untuk sang putra. Dedikasinya untuk mencari tempat terbaik buat anaknya patut diacungi jempol. Masih yakin kamu punya waktu banyak buat sang buah hati? Eksekusi rencanamu menghabiskan waktu bareng mereka sekarang sebelum terlambat, deh.
9. The Return (2003)
Kebalikan dari sosok ayah di Nowhere Special, bapak paruh baya di film Rusia The Return justru bikin naik pitam. Sudah absen dari hidup kedua putranya selama 12 tahun, ia tiba-tiba kembali dan mengajak mereka liburan. Sang putra pertama antusias, tetapi si bungsu merasa tak nyaman. Apalagi sang ayah menunjukkan tanda-tanda toksik dengan sengaja menempatkan anak-anaknya pada posisi sulit dengan tujuan "mendidik". Bayangkan kamu di posisi dua bocah itu, deh, pasti geregetan.
Film memang tak menawarkan jalan keluar, tetapi mereka bisa jadi inspirasi solusi buat masalah-masalah hidupmu yang masih kusut. Buat yang masih percaya kalau peran ayah tak krusial dalam proses tumbuh kembang anak, coba tonton film di atas. Mungkin ini waktunya bertobat sebelum terlambat.
Baca Juga: 8 Film Horor Thriller Berlatar di Panti Jompo, Ada Kutuk hingga Ivanna
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.