8 Film Islandia Terbaik, Raih Awards dengan Premis Minimalis

Gak perlu kostum bombastis dan efek CGI untuk bersinar

Ketika menilik katalog film, karya-karya sutradara Islandia mungkin tidak masuk salah satu yang kamu lirik. Maklum, melansir ulasan buku "Icelandic National Cinema. Film- und Rezensionsanalysen Nationaler Identität" karya Agnes Schindler yang ditulis Catalina Botez dalam jurnal Historical Journal of Film, Radio and Television, perkembangan industri film Islandia termasuk lambat dibanding negara-negara Eropa lain.

Menurut buku Schindler pula, produksi film Islandia baru mengalami peningkatan pada tahun 1980-an ke atas. Mereka pun punya beberapa ciri khas yang sampai sekarang masih dipegang teguh, yaitu diproduksi di dalam negeri, menggunakan jasa aktor dan kru asli Islandia, dan naskahnya terinspirasi dari sastra dan cerita lokal Islandia. 

Meski terbilang minimalis, ternyata tak sedikit dari film Islandia yang berhasil meraih penghargaan. Berikut delapan judul yang bisa kamu buktikan kehebatannya. 

 

1. Metalhead (2013)

https://www.youtube.com/embed/dyxhcNsjWKI

Metalhead mengikuti sosok gadis bernama Hera yang mengalami trauma setelah menemukan kakaknya tewas mengenaskan karena sebuah kecelakaan. Ia kemudian berusaha mengenang sang kakak dengan cara menyetel lagu-lagu metal favoritnya dan mengenakan jaket band favoritnya.

Dengan kondisi mentalnya yang belum stabil, Hera menggunakan gitar sang kakak untuk meluapkan emosi dan rasa dukanya. Terkadang, itu membuatnya harus terkena masalah.

Metalhead memenangkan belasan kategori dalam Edda Awards (ajang penghargaan tertinggi untuk film-film Islandia). 

2. Rams (2015)

https://www.youtube.com/embed/-kDCNOie_78

Film Islandia paling mencolok berikutnya datang dari sutradara Grímur Hákonarson dengan judul Rams. Film ini berhasil dapat gelar Un Certain Regard Award di Cannes Film Festival 2015 dan merebut belasan Piala Edda Awards. 

Rams berlatarkan sebuah pedesaan di Islandia yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai peternak domba. Hiduplah dua saudara bernama Gummi dan Kiddi yang sama-sama melanjutkan peternakan warisan keluarganya.

Meski tinggal di lahan yang berdekatan dan bekerja di bidang yang sama, keduanya telah lama tak saling bicara sampai sebuah wabah penyakit menjangkiti domba-domba di desa tersebut. 

3. Virgin Mountain (2015)

https://www.youtube.com/embed/oWxAabRrC2k

Masih dengan premis minimalis, Virgin Mountain adalah kisah hidup Fusi, seorang pria lajang yang masih hidup di rumah ibunya dan melakoni rutinitas yang monoton. Fusi bahkan tidak pernah berkencan sekali pun dalam hidupnya, bertolakbelakang dengan ibunya yang meski telah mencapai usia lanjut tetap punya hubungan asmara. 

Lewat dorongan salah satu sahabatnya, Fusi pun mencoba berkenalan dengan seorang perempuan dan mencari lebih banyak teman. Di sisi lain, penampilan fisiknya yang mengintimidasi membuatnya sering jadi sasaran kecurigaan orang lain.

Selain Edda Awards dan beberapa penghargaan film Nordik, Virgin Mountains menggondol tiga penghargaan di Tribeca Film Festival. 

4. Heartstone (2016)

https://www.youtube.com/embed/g2zbn6klGy8

Heartstone mungkin salah satu film Islandia paling dekoratif alias paling banyak menggondol nominasi bergengsi. Film coming-of-age ini mengikuti secuplik kehidupan remaja laki-laki bernama Thor dan Kristján. Keduanya datang dari keluarga yang berantakan dan akhirnya mencari kedamaian dengan menghabiskan waktu bersama di luar rumah. 

Seperti kebanyakan remaja lain, mereka mulai menaruh hati pada teman lawan jenis mereka dari sekolah. Namun, dari situlah mereka mulai ragu dengan perasaan dan seksualitas mereka sendiri.

Heartstone berhasil merebut gelar Film Terbaik dalam European Film Awards dan nominasi penting di Toronto International Film Festival dan Venice Film Festival. 

Baca Juga: 10 Potret Anita Briem, Aktris Hollywood yang Kembali ke Islandia

5. Woman at War (2018)

https://www.youtube.com/embed/U2v3_jHrvBQ

Woman at War adalah film drama yang bermuatan pesan konservasi lingkungan. Ceritanya dikemas dari sudut pandang seorang perempuan paruh baya bernama Halla yang dengan gigih memprotes keberadaan pabrik aluminium di dekat pemukimannya. Bermodalkan sebuah panah, ia rutin melakukan upaya memutus pasokan listrik pabrik. 

Kesal dengan sikap Halla, pihak-pihak yang berkepentingan pun berusaha menghentikan Halla dengan mengancam rencananya mengadopsi seorang bocah asal Ukraina.

Woman at War merajai Edda Awards dan sempat diajukan jadi perwakilan Islandia pada Academy Awards. Film environmentalis ini juga tayang di Cannes. 

6. A White, White Day (2019)

https://www.youtube.com/embed/JSHqckdvy1A

Seakan mendobrak dominasi drama, sutradara Hlynur Pálmason mencoba menjelajah genre psychology-thriller dalam film A White, White Day. Film yang tayang di Cannes dan merajai Edda Awards ini berlakonkan seorang polisi yang baru saja kehilangan istrinya dalam sebuah kecelakaan. 

Bukannya menyelesaikan rasa dukanya dulu dengan mengikuti terapi, ia justru terobsesi menyelidiki dugaan perselingkuhan yang dilakukan istrinya semasa hidup. Khas film Eropa, film ini tak banyak dialog dan minim adegan pengisi. Benar-benar langsung ke poinnya dan memikat. 

7. Beautiful Beings (2022)

https://www.youtube.com/embed/PFIhZsQhy_4

Lakon Beautiful Beings adalah seorang remaja bernama Balli yang usai jadi korban perundungan, justru bergabung dengan anak-anak bandel dari geng lain di sekolahnya. Mereka dipimpin sosok bernama Koni, tetapi terlihat bahwa tokoh sentral di kelompok ini adalah Addi yang berperan sebagai perekat. 

Film ini merupakan perpaduan antara adegan haru dengan beberapa adegan yang mengganggu. Sutradara Gudmundur Arnar Gudmundsson dengan akurat menggambarkan psikologi remaja laki-laki yang sarat akan tekanan untuk menonjolkan maskulinitas toksik.

Baru dirilis, Beautiful Beings sudah dapat belasan nominasi dari berbagai festival film internasional. Salah satunya pemenang Label Europa Cinemas dalam gelaran Berlinale (Berlin International Film Festival). 

8. Godland (2022)

https://www.youtube.com/embed/_72WOvp9VU8

Godland merupakan salah satu film yang banyak dibicarakan tahun 2022 ini. Film ini tayang perdana di Cannes dan berhasil dapat nominasi Un Certain Regard (penghargaan untuk sutradara muda atau debutan).

Godland sendiri berlatarkan Islandia abad 19 ketika seorang pendeta asal Denmark dikirim sebagai misionaris. Namun di tengah misinya, ia mengalami krisis identitas, moralitas, dan kepercayaan. Godland adalah film hasil kerjasama para sineas asal Denmark, Islandia, Prancis, dan Swedia.

Jengah dengan film-film Hollywood? Pilihan delapan film minimalis dari Islandia di atas bisa jadi angin segar buatmu. Menang di plot, tak perlu tambahan kostum bombastis dan efek CGI. 

 

Baca Juga: 9 Potret Iris Freyja Miss Supranational Islandia 2021, Super Menawan!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya