8 Film Kritik Hukuman Mati selain Miracle in Cell No.7

Sederet film yan mampu bikin kamu merenung

Pidana mati adalah bentuk hukuman terberat yang diberikan pada seseorang yang melakukan kejahatan berat, salah satunya seperti pembunuhan yang mengorbankan satu atau banyak nyawa. Beberapa negara sepakat menghentikan hukuman mati sebagai bagian dari pertimbangan akan hak asasi manusia. Namun, tidak sedikit yang masih mempertahankannya.

Meski sejumlah pihak menganggapnya sepadan dengan kejahatan yang dilakukan, ternyata tak sedikit dampak psikologi yang hadir sebagai akibat hukuman tersebut. Apalagi, bila ternyata sang tertuduh ternyata bukan pelaku sebenarnya. Hal itu tergambarkan dengan apik di film Miracle in Cell No.7 yang belakangan versi Indonesia juga mencuri perhatian. 

Tak hanya Miracle in Cell No. 7, ternyata masih banyak sinema serupa lain yang juga menjegal isu ini, bahkan mengkritiknya. Langsung cek sederet rekomendasi film kritik hukuman mati yang bisa jadi opsi tontonan kamu berikutnya di sini, yuk! 

1. The Thin Blue Line (1988)

https://www.youtube.com/embed/MzZROKde8Nc

The Thin Blue Line karya Errol Morris adalah sebuah karya dokumenter yang memadukan seni dengan aktivisme hak asasi manusia. Film ini mengikuti kasus Randall Dale Adams, pria yang dituduh membunuh seorang polisi pada 1976. Meski tak ada bukti langsung dan kuat atas keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut, ia divonis hukuman mati. 

Morris dengan rapi menyusun hasil investigasi dan wawancaranya dalam film. Tak cuma tentang HAM, film ini juga mengkritik beberapa poin yang menjadi kelemahan hukum di Amerika Serikat. 

2. A Short Film About Killing (1988) 

https://www.youtube.com/embed/dpKkZlrk8DY

A Short Film About Killing mungkin akan mengingatkanmu pada novel Crime and Punishment milik Fyodor Dostoevsky. Ia menjelajah pertentangan moral yang harus dihadapi seorang pengacara yang ditunjuk mewakili seorang pembunuh brutal. 

Film asal Polandia yang disutradarai Krzysztof Kieslowski ini dirilis pada momen yang tepat. Setahun sebelumnya, pada 1987 Polandia memberlakukan penghentian sementara eksekusi mati pada para tahanan.

Hal menarik lainnya dalah keputusan Kieslowski mengemas film tersebut dengan color grading yang hijau dan sepia. Ditambah latar Kota Warsawa yang suram dan masih berhiaskan apartemen-apartemen ala Soviet, menandakan ciri khas negara-negara Eropa Timur menjelang kejatuhan hegemoni komunis. 

 3. The Green Mile (1999) 

https://www.youtube.com/embed/Bg7epsq0OIQ

Banyak yang setuju kalau The Green Mile dimasukkan dalam salah satu film Hollywood terbaik yang pernah dibuat. Dibintangi Tom Hanks dan Michael Clarke Duncan, The Green Mile mengisahkan pertemuan seorang sipir dengan terpidana mati yang memiliki talenta spesial. 

Ketika sang terpidana menyelamatkannya, sang sipir berkomitmen sekuat tenaga membantunya lolos dari hukuman mati. Ide brilian sutradara Frank Darabont ini mengantarkannya menyabet nominasi Film Terbaik pada gelaran Academy Awards. Ia mengulang sukses Shawshank Redemption yang dirilisnya empat tahun sebelumnya. 

4. Difret (2015)

https://www.youtube.com/embed/s63ovvCDTj0

Berlatarkan Ethiopia, Difret mengekor perjalanan seorang pengaraca pemerintah yang ditunjuk mewakili seorang remaja perempuan yang terbukti melakukan pembunuhan. Sesuai hukum yang berlaku, sang remaja terancam hukuman maksimal yaitu pidana mati. 

Belakangan baru ia tahu kalau sang bocah membunuh seorang pria yang menculiknya sebagai bagian dari praktik bride kidnapping yang masih membudaya di beberapa negara. Difret berhasil tayang pada gelaran Berlin Film Festival dan menyabet penghargaan sebagai film terbaik versi penonton. 

Baca Juga: Miracle In Cell No. 7, Hanung Ungkap Perbedaan dengan Film Aslinya

5. Just Mercy (2019)

https://www.youtube.com/embed/GVQbeG5yW78

Just Mercy mengikuti sudut pandang seorang pengacara pemerintah bernama Bryan yang ditunjuk mewakili beberapa terpidana. Salah satunya Water McMillian, pria kulit hitam yang dituduh melakukan pembunuhan pada seorang gadis remaja pada tahun 1987. 

Ketika Bryan datang, ia sedang menunggu giliran eksekusi matinya yang tinggal beberapa bulan. Semakin diulik, Bryan yakin bahwa Walter tidak bersalah dan harus berjibaku dengan waktu untuk membersihkan namanya serta menyelamatkannya dari vonis mati. Ini adalah salah satu penampilan terbaik aktor Michael B. Jordan sepanjang kariernya. 

6. Clemency (2019)

https://www.youtube.com/embed/HzUhz2XkFfE

Dilepas pada tahun yang sama dengan Just Mercy, film yang dibintangi Alfree Woodard berikut membahas dampak psikis dari hukuman mati. Tak cuma bagi terpidana dan keluarganya, tetapi juga petugas yang terlibat dalam prosesnya. 

Clemency digarap Chinonye Chukwu melalui rentetan riset dan wawancara yang ia lakukan di negara-negara bagian di Amerika Serikat yang masih memberlakukan hukuman mati. Sebuah film yang mengajak penontonnya merenung bahkan setelah durasinya usai. Film ini tayang perdana di Sundance Film Festival dan merebut Grand Jury Prize. 

7. There is No Evil (2020)

https://www.youtube.com/embed/piflulDSWD4

Bukan hal baru lagi kalau sineas asal Iran dikenal kritis pada kebijakan pemerintahnya. Dalam There is No Evil misalnya, Mohammad Rasoulof mengritik pedas pemberlakuan hukuman mati di negaranya. Bukan dari sudut pandang para terpidana, Rasoulof memilih untuk meniliknya dari kacamata para eksekutor dan orang-orang yang terlibat dalam proses eksekusi mati. 

Film ini dikemas dalam empat babak yang tidak saling berkaitan; lebih mirip disebut antologi. Penonton mengikuti keseharian dan slice of life eksekutor hukuman gantung hingga seorang wajib militer yang diperintah melakukan hukuman tembak. 

8. Ballad of White Cow (2021)

https://www.youtube.com/embed/-m8kYkQeIe0

Film berikutnya masih dari Iran. Berjudul Ballad of White Cow, sinema garapan Maryam Moqadam dan Behtash Sanaeeha memotret kehidupan seorang istri yang suaminya baru saja dieksekusi mati atas tuduhan pembunuhan. 

Baru setelah eksekusi dilaksanakan, pihak kepolisian menemukan pelaku sebenarnya. Nasi sudah jadi bubur, sang lakon harus menjalani hidupnya yang semakin sulit tanpa kehadiran suami. Bahkan, ia kesulitan menyewa apartemen karena budaya Iran yang tak familier dengan konsep hidup sendiri untuk perempuan atau janda sekalipun. 

Hukuman mati memang masih jadi perdebatan sengit di banyak negara. Pertanyaannya, apakah pihak berwajib yakin mereka sudah menangkap orang yang tepat? Lantas, apakah ada langkah untuk menjamin kesehatan mental para petugas yang harus menjadi eksekutor? Tentunya sederet rekomendasi film kritik hukuman mati selain Miracle in Cell No. 7 di atas bisa jadi bahan renungan yang penting, ya! 

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Nonton Miracle in Cell No. 7, Siap-Siap Nangis!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya