10 Film Reflektif yang Cocok Ditonton Selama Social Distancing 

Tambahkan ke wish-list sekarang!

Belakangan gerakan social distancing mulai digalakkan, suatu gerakan jaga jarak yang ditujukan untuk mengurangi penyebaran penyakit pandemi COVID-19. Salah satu langkah social distancing yang paling umum dan mudah dilakukan adalah tinggal di rumah selama mungkin dan mengurangi kegiatan di luar apalagi di tengah kerumunan orang.

Walau terdengar sederhana, nyatanya berdiam diri di rumah bukan hal yang mudah. Selalu ada godaan untuk keluar demi beli kebutuhan atau bahkan bagi beberapa orang pekerjaan mereka tidak bisa diwakilkan atau dikerjakan secara remote dari rumah.

Namun, jika kamu tergolong yang beruntung bisa bekerja dan belajar dari rumah. Coba semaksimal mungkin untuk bertahan dan lakukan kegiatan berfaedah. Tidak harus produktif dan bekerja sepanjang waktu, bersantailah sejenak sambil nonton film. Utamanya film-film reflektif seperti beberapa di bawah ini. Dijamin me-time kamu lebih menyenangkan. 

1. Nine Days (2020)

https://www.youtube.com/embed/hdqp3hnDp-o

Nine Days adalah film reflektif karya Edson Oda yang bergenre science fiction dengan sentuhan supernatural. Settingnya unik, di tengah padang garam yang lapang dan sebuah rumah sederhana. Oda terinspirasi dari limbo atau perbatasan antara dunia dengan akhirat. Bedanya, padang ini diisi ruh-ruh yang belum pernah terlahir ke dunia.

Tinggalah Will, pria yang bekerja sebagai pewawancara di tempat itu. Ia mengamati kehidupan manusia di dunia. Tiap manusia yang meninggal, Will nantinya akan memutuskan ruh mana yang berhak lahir ke dunia. Film ini sangat filosofis dan reflektif dengan laju yang lambat serta padat dialog. Ia dapat banyak pujian di pemutaran perdananya di Sundance Festival Januari 2020 lalu. 

2. My Life as a Zucchini (2016)

https://www.youtube.com/embed/3nRwYWVxjRU

Bergeser dari film yang sangat filosofis, mari menonton film semua umur berjudul My Life as a Zucchini. Film animasi asal Prancis ini mengisahkan seorang anak laki-laki yang hidup bersama ibu yang tidak bertanggungjawab. Ia akhirnya dibawa ke panti asuhan oleh pekerja sosial setempat. 

Awalnya mengingkari nasibnya, Zucchini akhirnya berdamai dengan kenyataan. Ia memulai petualangannya bersama anak-anak di panti itu, berbagi cerita dan rasa sakit karena orang tua yang abai. Diceritakan dari sudut pandang anak-anak, film ini ternyata mampu mengetuk hati banyak orang karena pesannya yang cukup universal. Cocok kamu jadikan teman nonton saat merasa kesepian di tengah gerakan social distancing. 

3. Marriage Story (2019)

https://www.youtube.com/embed/BHi-a1n8t7M

Film reflektif berikutnya tentu diisi Marriage Story. Film Netflix ini mengisahkan kehidupan pasangan muda yang setelah beberapa tahun menikah memutuskan untuk bercerai. Proses ini awalnya terdengar sederhana karena keduanya sudah menyepakati beberapa hal termasuk hak asuh anak. Namun, di tengah proses keduanya mulai mengalami krisis dalam diri masing-masing yang membuat proses perceraian menjadi keruh. 

Film ini bisa jadi gambaran kehidupan pernikahan yang tak semudah bayangan. Bukti bahwa cinta dan afeksi bukan satu-satunya faktor langgengnya sebuah pernikahan. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari film ini. 

4. Honey Boy (2019)

https://www.youtube.com/embed/5RR8WTQzwSk

Honey Boy pada dasarnya adalah film semi-biografi sang penulis naskah Shia LaBeouf. Ia mengambil masa kecil dan masa remajanya sebagai nyawa dalam film ini. Jangan menganggap film ini adalah bentuk narsismenya sebagai public figure, di film ini Shia tak segan membuka beberapa insekuritas dan masalahnya sendiri sebagai pelajaran berharga untuk banyak orang. 

Menghibur dan sangat reflektif, dari awal film saja take gambarnya sudah sangat menarik. Terasa nyata dan tak dibuat-buat, film ini dijamin membuatmu sadar bahwa tak ada manusia yang sempurna. Silakan ditonton. 

5. Silver Linings Playbook (2013)

https://www.youtube.com/embed/Lj5_FhLaaQQ

Dibintangi duo ikonik Jennifer Lawrence dan Bradley Cooper, rasanya film ini wajib masuk daftar tontonanmu. Kisahnya bermula dengan kepulangan Pat dari institusi rehabilitasi. Ia berusaha memperbaiki hubungannya dengan sang mantan istri, tetapi terus gagal. 

Hingga ia bertemu dengan Tiffany, tetangganya yang membuatnya penasaran. Sayangnya, kisah cinta Tiffany dan Pat tidak bisa berjalan lancar karena kondisi mental mereka yang tidak mendukung. Film ini cukup mengaduk emosi, tetapi juga mampu membuat penonton bercermin ke kehidupan mereka sendiri. 

Baca Juga: 5 Film Klasik Anne Hathaway yang Wajib Kamu Tonton Selama #DiRumahAja

6. The Salt of the Earth (2014)

https://www.youtube.com/embed/OivMlWXtWpY

Dari genre romansa, mari beralih ke film dokumenter berjudul The Salt of the Earth. Film ini adalah dokumentasi karya Sebastião Salgado, seorang fotografer yang 40 tahun mendedikasikan waktunya untuk mengulik kehidupan suku-suku terpencil di berbagai ceruk di dunia. 

Lewat perjalanannya itu, ia menemukan banyak hal dan pelajaran hidup yang ia sarikan dengan anggun di film ini. 

7. Nebraska (2013)

https://www.youtube.com/embed/ZuIBvmxIN4w

Nebraska adalah film hitam putih yang dihidupkan lewat dua karakter utama. Ayah dan anak yang sudah lama tak bersua dan berinteraksi. Mereka dipertemukan karena tekad aneh sang ayah yang hendak pergi dari Montana ke Nebraska sendirian. Saat sang ayah mengalami masalah, terpaksalah sang anak harus turun tangan. 

Hubungan getir antara ayah dan anak ini dikemas dalam humor yang menggelitik. Ia juga didesain dengan plot lambat dan mengandalkan kekuatan dialog sebagai nyawa filmnya. Meski begitu, pembawaan aktornya sangat natural dan nyaman diikuti. Pesannya pun cukup reflektif dan penuh sindiran yang menyentuh untuk penonton pada umumnya. 

8. I Lost My Body (2019)

https://www.youtube.com/embed/iblGg3Rpub8

Meski film animasi, I Lost My Body adalah film yang cukup gelap. Bahkan sejak awal film, adegannya sudah suram dan surreal. Dibuat dengan dua sudut pandang yang cukup unik, sebuah tangan yang berpetualang mencari sesuatu dan seorang pemuda bernama Naoufel yang hidupnya tampak membosankan bahkan cenderung penuh kemalangan. 

Suatu hari Naoufel menemukan seorang perempuan yang menarik hatinya. Saat ia mengikutinya, Naoufel seakan mengarahkan kakinya ke gerbang kehidupan baru yang lebih menjanjikan dari hidupnya sekarang. Dikemas dalam alur maju mundur, kamu akan dibuat bertanya-tanya apa sebenarnya tangan itu dan siapa sebenarnya Naoufel? 

9. Sorry We Missed You (2019)

https://www.youtube.com/embed/DaEAU-TJnMw

Film lainnya yang bisa mendorongmu melakukan refleksi diri adalah Sorry We Missed You. Film Inggris ini berkutat pada kehidupan keluarga kelas pekerja di London yang kedua orang tuanya harus bekerja mati-matian demi menghidupi dua anak mereka. Sang ayah bekerja sebagai kurir pengantar paket dan sang ibu sebagai perawat personal yang harus mendatangi rumah-rumah kliennya. 

Lewat film ini, kita seakan disadarkan akan tren gig economy yang terdengar menjanjikan, tetapi juga penuh risiko dan dampak negatif yang menghantui. Bagian akhirnya sangat miris, mengajak penonton menengok keadaan mereka sendiri. 

10. Unicorn Store (2017)

https://www.youtube.com/embed/r_51UsTDBAE

Film terakhir adalah Unicorn Stars yang dibintangi dan disutradarai sendiri oleh Brie Larson. Ia berperan sebagai Kit, seorang perempuan muda yang dari segi usia sudah dewasa dan harus menopang hidupnya sendiri. Kit yang pemimpi dipaksa melupakan mimpi dan fantasinya untuk bertahan hidup, hingga ia menemukan sebuah kesempatan untuk menghidupkan kembali mimpi masa kecilnya. 

Di film ini Kit digambarkan lewat penggambaran yang surealis dan penuh metafora. Lengkap dengan desain produksi yang terinspirasi dari latar film Wes Anderson yang estetik. Film reflektif ini layak ditonton selagi kamu menghabiskan waktu di rumah. 

Sudah putuskan mau nonton yang mana saja?

Baca Juga: 5 Film yang Membuatmu Memandang Keluarga dari Perspektif Berbeda

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya