10 Lagu Terbaik Alec Benjamin, Banyak Bicara tentang Adulting

Jagonya bikin lagu ballad dengan beat, nih!

Kini dikenal sebagai salah satu penyanyi dan penulis lagu terbaik asal Amerika Serikat, Alec Benjamin butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mencapai posisi ini. Lagu debutnya, “Paper Crown”, rilis pada 2014. Tak berapa lama, sebuah label rekaman tertarik menawarinya kontrak.

Namun, setelah ia selesai menggarap album, label rekaman justru memutus kontraknya secara sepihak. Ia kemudian memilih untuk merilis beberapa karya demonya secara independen dan melakukan promosi langsung di berbagai ruang publik. Beberapa ia dokumentasikan dalam kanal YouTube pribadinya.

Barulah pada 2018, kabar baik muncul. Alec Benjamin berhasil menemukan label baru yang bersedia menaunginya. Kumpulan mixtape berjudul Narrated For You pun dirilis dan sukses. Bersama label yang sama, sang musisi merilis lagi album studio pertamanya bertajuk These Two Windows pada 2020.

Sempat berganti label pada 2021, Alec akhirnya merilis buah pikiran ketiganya. Kali ini berjudul (Un)Commentary. Ada yang sama dari ketiga albumnya, yaitu banyak bicara tentang adulting. Mulai dari menolak tua sampai menghadapi masalah asmara dengan pendekatan yang lebih bijak dan dewasa.

Terkonfirmasi menggelar konser perdana di Indonesia pada Desember 2022, kamu boleh coba hapalkan beberapa lagu terbaik dari Alec Benjamin berikut.

1. 1994 

https://www.youtube.com/embed/du0c5uiNHD8

Menjadi bagian dari mixtape Narrated For You, lagu “1994” ditulis bak memoarnya semasa kecil. Diambil dari tahun kelahirannya, “1994” bercerita tentang sikap naif khas anak kecil, terutama di Amerika Serikat.

Mulai dari dapat doktrin kalau mimpi tidak ada batasannya hingga keyakinan kalau membela kebenaran itu gampang layaknya yang dilakukan pahlawan super. “1994” merupakan salah satu lagu paling awal yang ditulis Alec ketika masih merintis karier sekitar pertengahan 2010-an.

2. Just Like You 

https://www.youtube.com/embed/kTm-_OI8ang

Masih bertema coming-of-age, lagu “Just Like You” ditulis dari sudut pandang seseorang yang sudah memasuki usia 20-an dan menyadari banyak sisi lain kehidupan. Salah satunya kesadaran bahwa orangtua kita bukan dewa. Mereka juga manusia biasa dengan berbagai kesalahan, tetapi di sisi lain mereka melakukannya demi keberhasilan anak-anaknya.

Lewat lagu ini, Alec mencoba mengingat sosok ayah kandungnya. Sama seperti anak-anak remaja pada umumnya, saat belia ia juga sempat beradu argumen dengan sang ayah. Namun, kini ketika beranjak dewasa, ia mulai melihat dunia dari kacamata yang sama dengan sang ayah.

3. Older

https://www.youtube.com/embed/2v7djBZFrfE

Dalam album (Un)Commentary, Alec juga masih banyak bicara adulting. Termasuk dalam lagu “Older” yang membahas kegelisahan anak-anak muda pada usia 20-an akhir. Tanggung jawab makin banyak dan rasanya kita tak percaya diri dengan kemampuan sendiri, tetapi kondisi sudah terlambat untuk kembali ke masa kecil.

Alec Benjamin menginisiasi reuni dengan rekan-rekan masa kecilnya dan diabadikan jadi video musik untuk lagu ini. Bikin terharu, deh!

4. Jesus in LA

https://www.youtube.com/embed/eNbUNSNdYu4

Dalam album These Two Windows, Alec mulai melakukan refleksi terhadap perjalanan kariernya. Salah satunya dalam lagu “Jesus in LA” yang bercerita tentang pengalamannya saat pertama kali datang ke Los Angeles untuk merintis kariernya di industri musik.

Saat itu, usianya masih amat belia dan menemukan bahwa kota tersebut bukanlah tempat seperti di bayangannya. Banyak godaan duniawi yang harus ia tampik agar tetap fokus pada tujuan awal kedatangannya. Sepertinya banyak seniman muda yang mengamini akurasi lagu tersebut.

5. Dopamine Addict

https://www.youtube.com/embed/-CJF2ZvlhQs

Dalam “Dopamine Addict”, Alec Benjamin mencoba mengkritik kebiasaan buruknya sendiri sebagai anak muda yang kecanduan media sosial. Seperti yang mungkin sudah kamu tahu, media sosial bisa menaikkan kadar dopamin dalam darah yang membuat seseorang merasa bahagia.

Caranya dengan menawarkan interaksi-interaksi maya, seperti jumlah pengikut yang bertambah, jumlah penyuka unggahan, sampai respons positif lain dari sesama pengguna. Sayangnya, hal ini membuat kita jadi merasa ketergantungan pada media sosial untuk bisa bahagia. Padahal banyak cara lain yang lebih sehat untuk dilakukan.

Baca Juga: [EKSLUSIF] Hal yang Selalu Alec Benjamin Bawa saat Tour, Gak Nyangka!

6. Mind Is A Prison 

https://www.youtube.com/embed/bcvsE4C1JnU

Lewat laman penyedia lirik Genius, Alec menjelaskan bahwa lagu ini dibuatnya ketika berjuang melawan pikiran-pikiran negatif dalam kepalanya sendiri. Sebagai pengidap Obsessive Compulsive Disorder (OCD), Alec sering merasa overthinking.

Musisi memang memiliki kelebihan meramu kata dan melodi yang bisa mewakili perasaan mereka sendiri dan banyak orang di sekitarnya. Dalam “Mind Is A Prison”, Alec membuktikan kepemilikannya akan keterampilan ini.

7. If We Have Each Other 

https://www.youtube.com/embed/tscMSXk_jaQ

Lagu ini ditulis Alec untuk kakak perempuannya yang menjadi salah satu orang terdekat dalam hidupnya. Bersama, mereka sering saling membantu dan ada untuk satu sama lain di kala suka dan duka.

Dalam liriknya, Alec membubuhkan berbagai pengalaman dari orang di sekitarnya. Mulai temannya yang jadi ibu tunggal di usia muda sampai kisah cinta kakek dan neneknya. Inti dari lagu ini adalah apa pun kesulitan yang kita hadapi, pasti akan lebih mudah bila dilalui bersama orang-orang terdekat atau terpercaya.

8. Let Me Down Slowly 

https://www.youtube.com/embed/50VNCymT-Cs

Selain masalah hidup secara umum, Alec Benjamin juga banyak bicara adulting dalam urusan asmara. Salah satunya dalam lagu “Let Me Down Slowly”.

Lagu ballad dengan sentuhan beat yang seru ini terinspirasi dari kisah cintanya sendiri yang kandas di tengah jalan. Kandasnya hubungan biasanya dimulai dengan perasaan-perasaan aneh dan tak nyaman yang dirasakan satu orang atau kedua pihak sekaligus.

Namun, melepas orang yang dekat dengan kita selama beberapa waktu bukan hal yang mudah apalagi dilakukan dengan gegabah. Lewat “Let Me Down Slowly” Alec seakan berharap kalau proses perpisahan mereka bisa dilakukan perlahan dan diselesaikan dengan damai.

9. Match in the Rain 

https://www.youtube.com/embed/uLIvpzsZhi0

Hampir sama dengan lagu sebelumnya, “Match in the Rain” juga bicara tentang hubungan asmara yang lama kelamaan tak seindah di awal. Hal ini sama-sama disadari dua pihak, tetapi mereka berusaha mendiskusikan dan mengakhirnya dengan cara bijak dan dewasa.

Ilmu adulting juga bisa dipelajari seseorang lewat isu-isu asmara. Mulai dari menghargai perbedaan, berusaha menerima kelemahan pasangan dan diri sendiri, sampai akhirnya memahami bahwa hubungan yang bisa saja kandas bukan karena salah satu pihak saja.

10. The Way You Felt 

https://www.youtube.com/embed/rHmLEj3-JAI

Dalam musik video “The Way You Felt”, Alec Benjamin menjelaskan dengan detail pengalaman yang menginspirasinya menulis lagu tersebut. Lagu ini ditulisnya selama pandemik yang membuat kecemasannya meningkat dan apesnya, pada waktu yang sama hubungan dengan pasangannya pun memburuk.

Liriknya sendiri ditulis dari sudut pandang seseorang yang sadar bahwa selama ini perasaannya pada seseorang tidak berbalas. Sangat normal untuk merasa sedih dan hancur pada waktu itu dan Alec mencoba mengejawantahkannya lewat lagu ini.

Lagu-lagu Alec memang cocok didengar saat kamu berada dalam suasana hati yang buruk. Lagunya bukan tentang motivasi hidup yang dangkal, tetapi lebih pada ekspresi kecewa, sedih, dan bimbang yang ditulis dengan diksi-diksi elegan. Mendengar lagu-lagu Alec Benjamin seakan sedang curhat dengan seseorang yang mengerti betul perasaanmu.

Baca Juga: Alec Benjamin Sudah Gak Sabar Mau Manggung di Indonesia

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya