8 Rekomendasi Film Georgia Terbaik, Ide Ceritanya Unik

Kebanyakan berlaju lambat 

Terletak di wilayah Kaukasus yaitu perbatasan Asia Barat dan Eropa Timur, Georgia termasuk negara yang tak begitu populer di kalangan turis. Namun, siapa sangka mereka melahirkan banyak sineas berbakat. Beberapa rekomendasi film garapan sutradara Georgia langganan premier di berbagai festival film ternama. Mulai Sundance, Berlin, Toronto, Venice, sampai Locarno. 

Buat penggemar film indie, drama berlaju lambat dan sinematografi ciamik, film-film Georgia bisa memanjakanmu. Buat pengantar, berikut delapan sinema terbaik dari Georgia yang siap temani waktu kosongmu.

1. The Other Bank (2009)

https://www.youtube.com/embed/dzZiXH5mLh8

Disutradarai George Ovashvili, film ini berlatarkan awal 1990an saat terjadi perang sipil antara pemberontak di wilayah Abkhazia dengan pemerintah Georgia. Plotnya mengikuti kisah seorang bocah laki-laki kelahiran Abkhazia yang mengungsi ke Tbilisi bersama ibunya untuk menghindari konflik dan genosida. 

Sesampainya di Tbilisi, sang bocah yang merasa tak nyaman bertekad menemukan ayahnya yang menurutnya masih tertinggal di Abkhazia. Di tahun 2010, film ini diusulkan Georgia sebagai perwakilan resmi mereka di Academy Awards. 

2. In Bloom (2013)

https://www.youtube.com/embed/IcmUjndPV8k

In Bloom mengajak penonton bertualang ke tahun yang sama, tepatnya beberapa waktu pasca perang antara kelompok separatis di Abkhazia yang didukung Rusia dan pemerintah Georgia di tahun 90an. Kacamata yang dipakai sutradara adalah dua remaja perempuan bernama Eka dan Natia. 

Keduanya memiliki kepribadian dan kelas ekonomi yang berbeda, tetapi berusaha saling membantu. Intensi sinema Georgia ini sebenarnya mengeksplor kehidupan perempuan di tengah dominasi laki-laki dan peperangan brutal yang menyisakan trauma di keluarga serta isu psikologis di masyarakatnya. Sama dengan The Other Bank, sinema garapan Nana Ekvtimishvili juga dinominasikan jadi perwakilan Georgia di Oscars. 

3. My Happy Family (2017)

https://www.youtube.com/embed/s9j8MvV7tE0

Setelah In Bloom, sutradara Nana Ekvtimishvili kembali dengan My Happy Family yang merupakan kerjasamanya dengan Simon Groß. Ia masih memilih lakon perempuan untuk karyanya tersebut. Kali ini seorang perempaun 50 tahunan yang memilih meninggalkan rumah keluarga besarnya usai berpisah dari suaminya yang berselingkuh. Keputusannya hidup sendiri ditentang banyak orang, termasuk keluarga besarnya. 

Khas drama berlaju lambat, banyak long pause dan adegan tanpa dialog di film ini. Namun, gerak-gerik dan dialog yang natural mampu memberikan gambaran tentang tatanan masyarakat Georgia yang masih sangat patriarkat. My Happy Family tayang perdana di TIFF dan sering masuk dalam daftar hidden gem di Netflix. 

4. Namme (2017) 

https://www.youtube.com/embed/WfzEv4QxHZQ

Namme juga tak kalah unik. Ia mengusung tema folklore dengan latar sebuah desa di kaki gunung Barat Georgia. Tinggalah seorang pria yang hidup dari kemampuannya melakukan pengobatan tradisional. Ketiga putranya memilih untuk meninggalkan desa dan hanya tinggal sang putri, Namme yang justru tergerak meneruskan profesi sang ayah. 

Namme banyak dipuji untuk sinematografinya yang menawan. The Hollywood Reporter menyebut film ini mengusung konsep meditative mysticism yang mengingatkan kita pada karya-karya sutradara kondang asal Uni Soviet, Andrei Tarkovsky. 

5. Sovdagari (2018) 

https://www.youtube.com/embed/tOauOJg-fCQ

Dari genre dokumenter, kamu bisa mencoba Sovdagari atau yang secara internasional dikenal dengan judul The Trader. Film Georgia berdurasi 23 menit ini meneropong kehidupan seorang pedagang bernama Gela yang harus menempuh jarak jauh untuk menawarkan produk mereka dari kota ke kota.  

Premisnya boleh sederhana, tetapi film ini berhasil menyabet penghargaan film pendek terbaik di ajang Sundance Film Festival tahun 2018. Sinematografinya oke dengan social commentary yang menggelitik. 

Baca Juga: 8 Film Barat dengan Karakter Terbanyak, Jumlahnya sampai Ratusan!

6. And Then We Danced (2020)

https://www.youtube.com/embed/n25XEhQ6764

And Then We Danced digarap oleh Levan Akin, seorang sutradara Swedia keturunan Georgia. Film yang berkisah tentang seorang penari balet muda bernama Merab ini mendapat banyak pujian di pemutaran perdananya di Cannes. Namun, saat akan ditayangkan di bioskop Georgia, mereka justru dapat cemooh dan protes keras. Bahkan melansir majalah Dazed selama proses pembuatan film, area syuting dijaga ketat oleh beberapa bodyguard demi keselamatan pemain dan kru. 

Alasan utamanya adalah adanya unsur LGBTQ+ yang tidak bisa diterima semua pihak. Namun, kalau fokus ke alur ceritanya sebenarnya melihat potret dan dinamika anak muda Georgia di era modern cukup menarik. Apalagi, Akin juga memperkenalkan nama-nama baru di industri film. Salah satunya debutan bernama Levan Gelbakhiani yang tampil menawan. 

7. What Do We See When We Look at the Sky? (2021)

https://www.youtube.com/embed/M_A9ktiOA0M

Sinema Georgia karya Alexandre Koberidze ini bisa jadi tontonan sempurna untuk penggemar fairy tale dan kisah hopeless romantic. Ceritanya tentang Lisa dan Giorgi, seorang apoteker dan pemain sepak bola yang tak sengaja bertemu dua kali di hari yang sama. Mereka kemudian membuat janji untuk bertemu di sebuah kafe keesokan harinya. Namun, di pagi harinya mereka terbangun dengan wajah dan tubuh yang berbeda. 

Film ini berdurasi sekitar 2,5 jam dan berlatarkan sebuah kota kecil di Georgia bernama Kutaisi. Latarnya saat pegelaran Piala Dunia berlangsung. Lajunya lambat dengan lanskap menawan. Banyak yang menyayangkan durasinya yang kelewat panjang. 

8. Wet Sand (2021)

https://www.youtube.com/embed/L28U2TJG0LY

Wet Sand berlatarkan sebuah desa di Georgia yang berbatasan langsung dengan Laut Hitam. Warganya mengklaim mereka saling kenal. Namun, saat salah satu dari mereka ditemukan dalam keadaan tewas karena bunuh diri, sifat asli mereka mulai terungkap. 

Hanya Moe, cucu dari warga yang tewas tersebut yang bersedia mengurus pemakamannya. Selama itu pula, Moe mencari jawaban atas keputusan kakeknya. Film ini dibuat oleh sutradara Georgia, Elene Naveriani yang kini berbasis di Swiss. 

Rekomendasi film Georgia di atas bisa kamu masukan watchlist. Lumayan buat memperkaya wawasan, memanjakan mata, dan tentunya mengobati rasa jenuh. 

Baca Juga: 8 Film Eropa Genre Coming-of-Age, Klasik sampai Modern

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya