Sepak Terjang Ali Abbasi, Sutradara Episode Terakhir The Last of Us

Spesialis thriller dan horor-psikologi

Pertengahan Maret 2023 lalu, serial fenomenal The Last of Us telah sampai pada episode terakhir. Setidaknya untuk musim perdana. Sesuai dugaan, dua episode terakhirnya berhasil menghipnotis jutaan mata di dunia.

Melansir laman resmi Warner Bros, rekor penonton terbanyak masih dipegang episode 5 (11,6 juta). Baru disusul episode 8 dan 9 dengan jumlah penonton sebanyak 8,1 dan 8,2 juta penonton. Catatan tersebut otomatis menahbiskan The Last of Us sebagai serial HBO Max paling banyak ditonton di Eropa dan Amerika Latin. 

Selain dua kreatornya, Craig Mazin and Neil Druckmann, yang menuai pujian, sosok sutradara juga menarik buat diulas. Dua episode terakhir itu ternyata digarap oleh Ali Abbasi, sutradara Iran yang baru saja merilis film terbarunya, Holy Spider.

Siapa sebenarnya sosok brilian di balik kesuksesan dua episode terakhir The Last of Us? Mari tengok sepak terjangn Ali Abbasi yang berkesempatan menyutradarai dua episode terakhir The Last of Us.

1. Ali Abbasi meninggalkan Iran untuk merantau ke Skandinavia pada usia awal 20-an

Sepak Terjang Ali Abbasi, Sutradara Episode Terakhir The Last of UsAli Abbasi (instagram.com/profilepicturesdk)

Melansir Danish Film Institute, sebelum menekuni profesi sutradara, Ali Abbasi sempat berkuliah di negara tempatnya lahir dan besar, Teheran, Iran. Ia kemudian memilih meninggalkan studinya di Teheran pada 2002 dan pindah ke Swedia untuk belajar arsitektur. Setelah berhasil dapat gelar sarjana di bidang itu, Abbasi belum puas. 

Ia ternyata tertarik mempelajari film dan mendaftar kuliah lagi di National Film School, Kopenhagen. Ia berhasil menyelesaikan studinya dan mulai menelurkan karya berupa film pendek selepas lulus. Sampai sekarang, Abbasi masih tinggal di Denmark. 

2. Film fitur debut perdananya rilis dengan judul Shelley (2016)

Sepak Terjang Ali Abbasi, Sutradara Episode Terakhir The Last of Usfilm Shelley karya debut Ali Abbasi (dok. Prime Video/Shelley)

Setelah berjuang bertahun-tahun usai lulus kuliah, Abbasi berhasil merilis film fitur debutnya pada 2016 dengan judul Shelley. Film tersebut mengisahkan pasangan Denmark-Norwegia yang mengalami masalah infertilitas. Mereka kemudian membuat kesepakatan dengan seorang ART asal Rumania agar jadi ibu pengganti untuk anak mereka. Namun, semuanya tidak berjalan sesuai kehendak. 

Abbasi mencoba membuat film horor-psikologi yang bermuatan isu sosial, yakni memotret disparitas ekonomi antara Skandinavia dan Eropa Timur. Sayangnya, film debutnya itu dapat mixed reviews, tidak semua penonton puas dengan eksekusi idenya. 

3. Mendulang popularitas setelah merilis Border (2018) 

Sepak Terjang Ali Abbasi, Sutradara Episode Terakhir The Last of Usfilm Border (dok. Karn Film/Border)

Sepertinya Abbasi belajar dari pengalaman dan kesalahannya. Pada 2018, ia mendulang sukses lewat film Border. Masih berlatarkan Skandinavia, kali ini penonton diajak mengenal sosok Tina, seorang perempuan dengan penampilan yang sedikit berbeda dengan manusia kebanyakan. 

Tina memiliki indera penciuman yang tajam. Berkat bakatnya itu, ia dapat pekerjaan di pos perbatasan untuk mendeteksi barang-barang haram yang hendak diselundupkan. Satu hari, ia bertemu pria yang memiliki penampilan mirip dengannya. Dari sosok ini, hidup Tina berubah. 

Bukan tipe film drama percintaan biasa, Border cukup gelap dan kelam. Lagi-lagi, Abbasi bereksperimen dengan horor-psikologi dan thriller. Bedanya kali ini, filmnya cukup disukai publik. Border berhasil meraih Un Certain Regard (penghargaan untuk pendatang baru) di Cannes dan tayang di beberapa festival bergengsi macam Telluride dan TIFF. 

Baca Juga: 5 Episode Terbaik The Last of Us Season 1 Versi IMDb, Penuh Kejutan!

4. Holy Spider (2022) merupakan film tersuksesnya sejauh ini 

Sepak Terjang Ali Abbasi, Sutradara Episode Terakhir The Last of Usfilm Holy Spider (dok. Profile Pictures/Holy Spider)

Empat tahun berselang, Ali Abbasi kembali dengan Holy Spider. Untuk pertama kalinya ia membuat film berlatarkan negara asalnya, Iran. Mengingat ada restriksi ketat di Iran soal sensor, Abbasi terpaksa melakoni syuting di Jordania. 

Holy Spider terinspirasi dari kisah nyata seorang pembunuh berantai, Saeed Hanaei, yang beroperasi pada 2000-2001. Ia dengan spesifik menyasar pekerja seks komersial karena merasa mereka telah menodai Iran dengan tindakan bejatnya. Mirisnya, Hanaei ternyata punya banyak pendukung yang merasa setuju dengan motif pembunuhan yang dilakukannya. 

Dalam Holy Spider, Abbasi menggunakan sudut pandang seorang jurnalis perempuan fiktif bernama Rahimi. Film ini dikemas menegangkan dan mengganggu sejak awal. 

5. The Last of Us mengonfirmasi spesialisasinya sebagai sutradara film thriller

Sepak Terjang Ali Abbasi, Sutradara Episode Terakhir The Last of UsAli Abassi (instagram.com/holyspidermovie)

Mendengar kabar Abbasi menggarap dua episode terakhir The Last of Us, rasanya tak berlebihan untuk menjulukinya sebagai spesialis sutradara film thriller. Abbasi mampu menciptakan kekelaman yang lebih pekat di The Last of Us. Terutama ketika plot fokus pada sosok Ellie. Kalau kamu sudah nonton Holy Spider, gaya pengambilan gambar dan konstruksi konflik di dua episode The Last of Us bakal terasa familier. 

Kalau kebetulan belum nonton film-film Abbasi, sepertinya ini momen tepat untuk menilik karya-karya sang sutradara. Terutama buat kamu yang mengaku penggemar film thriller dan horor-psikologi, Ali Abbasi bisa jadi jujukan barumu. Tak hanya menghadirkan kengerian dengan gayanya yang khas, Abbasi, sama dengan dua kreator serial The Last of Us selalu menyelipkan komentar sosial dalam filmnya. 

Baca Juga: 8 Serial dengan Nuansa Gelap dan Ngeri, Mirip The Last of Us

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya