[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RI

Maudy Ayunda soal double degree hingga #MenjagaIndonesia

Siapa sih yang enggak kenal Maudy Ayunda? Sebagai seorang aktris, perempuan kelahiran 19 Desember 1994 ini membuktikan kemampuan aktingnya dalam sejumlah film, seperti Rumah Tanpa Jendela, Perahu Kertas, hingga Habibie & Ainun 3.

Maudy juga dikenal sebagai penyanyi, beberapa lagunya dipakai untuk soundtrack filmnya sendiri. Di antaranya ada Perahu Kertas, Cinta Datang Terlambat, Untuk Apa, hingga, Kamu dan Kenangan.

Enggak hanya itu, kehidupan Maudy di bidang pendidikan pun patut dibanggakan. Pada 2016 lalu, Maudy lulus gelar sarjana di Universitas Oxford jurusan P.P.E (Politics, Philosophy, and Economics). Kini, Maudy tengah melanjutkan studi masternya, di Universitas Stanford, bahkan di dua jurusan yang berbeda lho, yakni bisnis dan pendidikan.

Mendalami dunia pendidikan adalah cita-cita Maudy Ayunda selama ini. Ia bahkan mengaku ingin punya peran dalam bidang tersebut. Simak yuk, obrolan khusus IDN Times dengan Maudy Ayunda pada Selasa (11/08/2020). Dari mulai cara Maudy mengisi me time-nya, kecintaannya pada belajar, sampai mimpinya untuk pendidikan Indonesia.

1. Halo, Maudy. Boleh share bagaimana kegiatan kuliah kamu di Stanford belakangan ini, apalagi dalam kondisi pandemik?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIInstagram.com/maudyayunda

Kegiatan aku di Stanford tentunya mengalami adaptasi yang begitu besar ya, karena dengan adanya pandemik ini kelas-kelas juga sempat dipindahkan, jadi total virtual. Dan tentunya pengalaman kuliah jadi sangat berubah, yang tadinya bertemu dengan profesor, menatap muka dengan teman-teman, itu jadi tidak bisa.

Jadi semuanya harus lewat virtual dan sebenernya cukup sedih juga, karena memang program yang aku jalani ini memiliki banyak sekali kelas-kelas yang sifatnya experience show ataupun sangat interaktif.

Jadi ya mudah-mudahan di semester ke depan ini akan membaik. Dan akan mulai ada solusi-solusi, ada kelas-kelas yang akan face to face kalau jumlah orangnya cukup kecil.

2. Kuliah di dua jurusan yang berbeda, bisnis dan pendidikan, gimana cara kamu membagi fokus?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIInstagram.com/maudyayunda

Kuliah di jurusan berbeda sebenernya enggak terlalu sulit untuk fokus, karena memang goal dan objektifnya satu, kan memang ingin menggeluti bisnis pendidikan sebagai suatu gabungan juga, jadi secara pemilihan kelas-kelas dan lain-lain itu justru sangat saling mensupport.

Dan karena visinya satu, jadinya enggak merasa kayak double degree sebenarnya. Mungkin karena S2 juga, kalau S2 kan diberi ruang lebih untuk eksploratif gitu. Kalaupun aku enggak join double degree, aku juga pasti akan ambil kelas-kelas, hmm fakultas pendidikan, atau engineering, atau desain, dan lain-lain. Jadi pastinya akan tetap beragam, so, its not that bad.

Walaupun setiap bulannya aku harus sedikit lebih sibuk, karena memang unit jadi lebih banyak dari teman-teman yang hanya ambil satu degree aja. Dan di situnya harus meluangkan waktu yang lebih aja sih untuk belajar gitu.

3. Menurut kamu, apa yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan dari pendidikan di Indonesia?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIInstagram.com/maudyayunda

Menurut aku tentunya pendidikan Indonesia, seperti halnya pendidikan di negera-negara lain pasti memiliki ruang ya untuk perkembangan. Dan menurut aku salah satunya yang patut kita eksplor adalah teacher training dan bagaimana teacher training itu bersangkutan dengan assessment gitu.

Aku rasa mungkin selama ini kita masih menitikberatkan hal-hal yang sifatnya hafalan, hal-hal yang sifatnya mungkin bukan pemikiran kritis saat kita assessing.

Dan sebenarnya menurut aku itu penting sekali, karena it’s a philosophical question of what we believe we should be teaching our children, should we be teaching the facts, right? or should we do more than that? Apakah kita harus juga mengembangkan pemikiran cara berpikir anak-anak, apakah kita harus memikirkan bahwa menulis dan menganalisa dan beragumen itu penting. Di saat kita merasa itu penting, gimana caranya kita infuse itu kembali kepada sistem pendidikan Indonesia.

Tentunya yang kedua juga sadar bahwa sistem pendidikan di Indonesia itu masih tidak rata secara kualitas juga dan secara resources juga. Itu tentunya memiliki peran yang cukup besar dalam membawa ketidakadilan sosial ekonomi juga akhirnya. So, mungkin dua itu ya menurut aku yang bisa di-improve.

4. Kamu pernah bilang kalau masuk jurusan pendidikan adalah mimpi kamu. Apa mimpi kamu untuk pendidikan di Indonesia?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIinstagram.com/maudyayunda

Mimpi aku untuk pendidikan Indonesia, sebenernya simple. Mimpi aku yang utama itu aku ingin banget deh Indonesia memiliki budaya kemandirian dalam belajar, apa yang aku maksud dari itu?

Aku tuh pengin murid-murid Indonesia memiliki ownership dan semangat rasa ingin tahu yang bener-bener ada dari diri mereka sendiri. Karena sebenarnya, kalau misalnya itu sudah kita miliki, dengan ada banyaknya resources itu, pendidikan kita, kualitas sumber daya manusia kita, pasti akan meningkat. Mau itu dilihat dari sisi individu maupun kolektif gitu ya.

Jadi mimpi aku sesimpel itu, bagaimana itu bisa tercapai? Itu mungkin jawabannya pasti jauh lebih kompleks, tapi that’s my dream to have a love of learning embeded in our culture.

5. Kamu kan juga menyanyi, main film, dan juga kuliah di luar negeri, bagaimana cara kamu menyeimbangkan aktivitas-aktivitas ini?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIinstagram.com/maudyayunda

Aku cukup sering ditanya pertanyaan ini. Jawaban aku selalu sama bahwa sebenarnya aku enggak memaksakan menjalani ketiganya di waktu yang sama, walaupun terlihat seperti itu. Aku melihat hidupku itu fase-fase yang berbeda.

Jadi setiap dua atau tiga bulan, aku biasanya sibuk fokus ngerjain satu hal aja, misalnya kalau kemarin syuting film Habibie & Ainun 3 itu memang meluangkan waktu tiga bulan untuk preparation, reading, juga syuting. Enggak ada tuh nyanyi, enggak ada pula urusan kuliah.

Pada saat aku persiapan untuk apply ke luar negeri itu pun aku ngeblok juga dua tiga bulan untuk persiapan itu. Dan aku bikin album itu biasanya memang workshop sekitar beberapa minggu atau sebulan dan fokusnya di situ aja.

Jadi sebenarnya, jawabannya, aku tidak berusaha menyeimbangi di waktu yang sama seperti aku ngerjain tiga-tiganya, itu akan jadi waktu yang sulit. Tapi yang aku lakukan adalah aku bagi hidupku menjadi fase-fase di mana aku bisa melakukan hal-hal yang berbeda tapi fokus, gitu.

6. Banyak netizen yang melihat Maudy Ayunda adalah sosok yang sempurna, perpaduan beauty and brain. Bagaimana komentar kamu?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIinstagram.com/maudyayunda

Tentunya merasa bersyukur sekali, terima kasih atas apresiasinya. Hmm, sebenernya lucu juga sih dibilang seperti itu, heheh, karena tentunya aku tidak merasa sempurna. Aku tahu pastinya aku juga punya kekurangan, seperti halnya setiap orang.

So, I appreciated, but aku memilih untuk melihat itu sebagai motivasi dan apresiasi dari teman-teman bahwa aku harus terus tumbuh dengan platform yang aku miliki. Aku itu juga didengar orang dan memiliki tanggung jawab untuk tetap positif terus.

Justru ini sebagai reminder bahwa I have a voice and i have to be careful. I have to be thoughtful about what I have to say to the world, what kind of role model i would like to be, seperti itu.

Baca Juga: 10 Gaya Sporty Maudy Ayunda saat Olahraga di Stanford, Simpel Banget!

7. Kuliah di kampus bergengsi, punya karier sebagai salah satu bintang top di Indonesia, gimana sih me time-nya Maudy Ayunda?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIInstagram.com/maudyayunda

Me time, aku tuh simple banget, karena aktivitas aku sering banget ketemu orang, mau itu syuting film, nyanyi, energi-energi yang aku gunain itu biasanya sosial. Dan karena aku introvert, membutuhkan banyak waktu untuk me time yang justru sendiri.

Entah itu aku membaca buku, entah aku menyendiri di kamar, santai-santai. You know wearing a beauty mask, hehe, and just wanna taking care of myself sesimpel itu and spending time with my family, ngobrol sama adek, sama mama, sama papa gitu. Itu adalah hal-hal simpel yang memberikan aku energi kembali.

8. Kalau menurut kamu, kegiatan atau momen apa yang kamu rasa paling membuang-buang waktumu?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIinstagram.com/maudyayunda

Sebenarnya aku percaya sih enggak ada waktu yang terbuang. Karena ya maybe sometimes we just need to do what we need to do.

Tapi kalau memang harus milih, hmmm, sebenernya yang paling membuang-buang waktu, kadang-kadang aku lakukan juga ya, kalau misalnya aku lagi overthinking. Karena itu kadang-kadang bikin kurang tidur atau kita lagi kepikiran masalah yang sebenernya out of our control, right?

Dan i do think that sometimes, people try to find the solution, or bukan try to find solution sih, sometimes people complain and take their time untuk benar-benar mikirin masalah yang sebenernya outside of their control. Dan itu akhirnya bikin mereka sedih, bikin mereka enggak produktif, down banget padahal sebenarnya we should let it go.

Apalagi kalau masalah itu karena kita kepikiran what other people think or something like that, jadi kadang-kadang lebih kayak gitu sih. Sometimes toxic mentalities itu menurut aku yang paling membuang waktu, membuang energi and we should all learn, including me, to move on from those type of thinks more quickly.

9. Kamu sangat suka banget belajar, apa serunya belajar di mata Maudy Ayunda?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIinstagram.com/maudyayunda

Serunya belajar buat aku sesimpel apa ya, memenuhi rasa ingin tahu aku aja sih karena aku sangat suka belajar hal baru. Anehnya aku suka merasa clueless, aku suka merasa bahwa masih banyak hal di dunia ini yang tidak aku ketahui.

Aku suka merasa bahwa I will never reach that point, you know, I think that it’s fascinating that there’s so much to know in this world and they’re so little time. Dan kapasitas otak kita untuk belajar untuk menyerap banyak informasi itu sangat luar biasa. So, itu sih menurut aku yang menarik.

10. Tips agar anak-anak muda Indonesia cinta belajar?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIinstagram.com/maudyayunda

Menurut aku dimulai dulu dari membaca buku, tapi menurut aku tipsnya bisa diperluas dengan bukalah wawasan seluas-luas mungkin. Bisa dalam melihat video di YouTube atau melihat informasi di medium apapun yang kita paling tertarik. 

Aku merasa itu hal yang penting, karena kita harus tumbuhkan dulu, rasa ingin tahu itu. Kita harus tumbuhkan rasa di mana tadinya enggak tahu jadi tahu dan itu sesuatu yang indah. Kita harus bangun rasa kesuksesan juga dalam proses belajar.

And maybe that means learning through a hobby, learning through watching YouTube videos dan lain-lain gitu. Baru pelan-pelan ke medium yang lain, seperti buku. So, I say start there.

11. Dalam lima tahun ke depan, apa sih yang ingin kamu wujudkan dalam kariermu?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIinstagram.com/maudyayunda

Mudah-mudahan aku mulai menggeluti, memiliki peran juga di bidang pendidikan walaupun pastinya pelan-pelan karena itu dunia baru untuk aku. Mungkin itu dan mungkin juga tetap menjalani beberapa project kreatif, walaupun pastinya akan harus aku seimbangi dan harus aku pilah-pilah lagi karena mungkin aku akan punya peran baru gitu yang ingin aku eksplor yang ingin aku jalankan. So, pray for me, hopefully everything is well.

12. Sebagai penyanyi dan pemain film, menurut kamu bagaimana cara kamu dalam menjaga Indonesia?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIInstagram.com/maudyayunda

Menurut aku orang-orang kreatif dan di dunia entertainment itu memiliki platform dan influence yang sangat besar. Melalui karya-karya, kita bukan hanya menyentuh pikiran tapi juga menyentuh hati, menyentuh emosi. And we have the power through of stories to change the world.

Jadi caranya menjaga Indonesia sebagai peran tersebut adalah melahirkan karya-karya yang tentunya positif. Menyampaikan pesan-pesan yang misalnya positif ataupun mengajak teman-teman untuk berpikir kritis melalui karya kita. Mengajak teman-teman untuk membuka wawasan mereka, mengajak teman-teman untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan lain-lain. Banyak hal yang bisa dilakukan lewat karya-karya ini seperti itu.

13. Terakhir, apa yang paling membuat kamu selalu bangga jadi orang Indonesia?

[WANSUS] Maudy Ayunda: Me Time, Overthinking, hingga Mimpi untuk RIinstagram.com/maudyayunda

Membuat aku sangat bangga menjadi orang Indonesia, salah satunya mungkin Bhinneka Tunggal Ika itu ya. Menurut aku dengan archipelago (kepulauan), kita terpisahkan secara geografis, kita juga sangat berbeda, tapi kita memiliki rasa persatuan yang kuat.

Menurut aku, we should feel very blessed, because diversity is key to a lot very positive things. It is the key to success, sometimes. Dan juga kita beruntung memiliki kesempatan untuk belajar dari berbagai budaya, cross-culture learning. That's why I feel very very blessed.

Gimana, dapat insight positif kan dari Maudy Ayunda? Sukses terus untuk Maudy! Semangat juga untuk seluruh anak muda Indonesia!

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalaman unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.

Baca Juga: [WANSUS] Joko Anwar, Membawa Indonesia Jadi Kiblat Film Horor Dunia

Topik:

  • Zahrotustianah

Berita Terkini Lainnya