IWF 2021: Rian D'Masiv Sebut Musisi Butuh Dikritik, Tapi Bukan Sensasi

Rian D'Masiv akui media berperan dalam kariernya #IWF2021

IDN Times melalui Indonesia Writers Festival 2021 mengadakan sesi seminar How to be a Music Journalist (Cara Menjadi Jurnalis Musik). Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (30/10/2021) dan dihadiri oleh Rian Ekky Pradipta, vokalis D'Masiv serta Wendi Putranto, jurnalis musik senior. 

Obrolan Sabtu siang ini mengajak audiens melihat seluk beluk penulisan jurnalistik soal musik dengan kritik membangun. Bukan semata-mata kejar target pembaca. Obrolan ini juga buka kerinduan Rian D'Masiv dengan komentar membangun dari wartawan yang membentuk D'Masiv menjadi seperti sekarang.

Merangkum pembahasan seminar ini, berikut beberapa pokok pembahasan penting yang bisa dipetik untuk calon jurnalis musik.

1. Sebelum media sosial merebak, media massa menjadi wadah musisi eksis

IWF 2021: Rian D'Masiv Sebut Musisi Butuh Dikritik, Tapi Bukan SensasiRyan D'Masiv dalam How to be a Music Journalist (dok. Indonesia Writers Festival 2021)

Rian D'Masiv membagikan kisah bagaimana band yang berawal dari pertemanan SMA bisa menjadi besar seperti sekarang. D'Masiv berangkat sebagai sebuah band yang rajin mengikuti festival musik dan rajin menang.

Jurnalis mulai menaruh perhatian kepada D'Masiv atas prestasinya. Hal itu menjadi dorongan awal untuk maju terus bagi band ini. Rian juga menjelaskan kalau pertemuannya dengan jurnalis biasanya karena peran mereka sebagai juri dalam perlombaan.

"Gue ingat banget, dulu salah satu jurnalis yang sering menjuri, Bens Leo sampai pesan begini ke gue. 'Sudah lu stop ikut festival, pasti menang mulu. Mending lu sekarang coba mulai karier.' Ya, nggak mudah. Album pertama gue jelek, bahkan gue mau denger saja malu," kisah Rian D'Masiv. 

2. Memulai karier di bidang jurnalisme musik bisa berangkat dari hal sederhana

IWF 2021: Rian D'Masiv Sebut Musisi Butuh Dikritik, Tapi Bukan SensasiWendy Putranto dalam How to be a Music Journalist (dok. Indonesia Writers Festival 2021)

Wendi Putranto membagikan kisah perjuangannya saat memasuki dunia jurnalistik musik. Pada masa SMP hingga SMA, ia melihat banyak band yang belum mendapatkan ruang publikasi yang baik. Sebelumnya, Wendi sudah membekali diri dengan aktivitas mading (majalah dinding) di sekolah. Ingin membantu band lokal Blok M dan sekitarnya, Wendi pun membuat majalah Brainwash.

"Prosesnya itu masih sederhana. Jangan membayangkan kertas berwarna, ya. Fotokopian. Gue masih tulis sendiri. Gue me-layout sendiri. Gue wawancara sendiri," cerita Wendi.

Pengalaman tersebut kemudian dimanifestasikan lebih dalam saat menempuh masa perkuliahan. Wendi memfokuskan diri untuk menekuni jurnalistik dan membawa dirinya mengalir bersama musik, kekasih lekat sejak kecil.

Baca Juga: IWF 2021: Write With Your Heart, Rahasia Menulis Artikel Indepth

3. Musisi juga perlu dikritik, tetapi bukan melulu dibahas soal sensasi

IWF 2021: Rian D'Masiv Sebut Musisi Butuh Dikritik, Tapi Bukan SensasiRyan D'Masiv dalam How to be a Music Journalist (dok. Indonesia Writers Festival 2021)

Rian D'Masiv mengatakan peran media dan jurnalis penting untuk keberlangsungan kariernya sebagai vokalis dan musisi. Tidak bisa ditampik fakta bahwa jurnalis atau penulis konten bisa membantu eksistensi musisi. Bahkan, Rian D'Masiv melihat banyak masukan dari kritik jurnalis musik di dalam karya yang dibuat.

"Gue kangen tulisan yang bisa mengkorek-korek karya seni gue. Gue kangen artikel yang mengkritik (D'Masiv). Gue lebih senang ketika bertemu jurnalis yang terlihat siap ketika mewawancarai gue. Bukan sekadar menanyakan pertanyaan yang sama berulang-ulang kali," ujar Rian.

Rian juga menambahkan kalau jurnalis saat ini lebih terdorong dengan topik sensasional. Jurnalis seperti mengurangi upayanya atau bekerja lebih instan.

"Contohnya adalah kemarin gue upload foto D'Masiv latihan 18 tahun lalu. Foto motor Supra yang membawa kami bonceng tiga buat latihan band. Media langsung jadiin postingan gue sebagai konten mereka. Gak lama sudah tersebar kemana-mana informasinya. Bermodal foto dan caption gue saja," papar Rian.

4. Resep rahasia jadi penulis musik andal: denger musik, senang baca, dan mulai tulis

IWF 2021: Rian D'Masiv Sebut Musisi Butuh Dikritik, Tapi Bukan SensasiRyan D'Masiv dan Wendy Putranto dalam How to be a Music Journalist (dok. Indonesia Writers Festival 2021)

Baik Wendi Putranto dan Rian D'Masiv memberikan masukan yang serupa tentang memulai jurnalisme musik. Setiap orang tidak perlu ragu untuk menulis artikel musik, apalagi langsung rendah diri saat tidak memiliki latar belakang pandai bermusik. Rumus kunci untuk membuat ulasan dan karya tentang musik adalah kecintaan kepada musik.

"Selain suka mendengar musik, baca karya atau artikel yang membahas tentang musik juga. Ketika kedua itu sudah dilakukan, lanjutkan untuk mulai menulis," jelas Wendi.

Pesan dari Rian D'Masiv juga tidak kalah penting. Sebelum mewawancarai musisi, jurnalis sebaiknya sudah mematangkan diri dengan riset mendalam dan semangat mengulik-kulik.

"Gue suka banget kalau yang wawancara bisa mengkulik-kulik gue. [...] Kita pernah kok memuji tulisan dari wartawan. Hal yang dia tulis membangun buat kita, dan kritiknya juga bagus," jelas Rian D'Masiv

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2021. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2021 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 25 hingga 30 Oktober 2021 melalui zoom dan Youtube channel IDN Times.

IWF 2021 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Gina S. Noer, AULION, Zarry Hendrik, Kevindra Soemantri, Sri Izzati, dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: IWF 2021: Kocak Abis! Begini 4 Cara Bikin Konten Sambat di Twitter

Topik:

  • Triadanti

Berita Terkini Lainnya