5 Pesan dari Diskusi Film Dokumenter Sundance

Tertarik bikin film dokumenter? Ini pesan dari para sineas

Sundance Film Festival: Asia 2021 menghadirkan perbincangan dengan sineas film dokumenter. Pembicara yang hadir dalam perbincangan ini adalah sutradara dari film-film dokumenter pilihan Sundance Institute. Diskusi ini diisi oleh Rintu Thomas dan Sushmit Ghosh (Writing with Fire), Debbie Lum (Try Harder), dan Natalia Almada (Users).

Perbincangan ini dipandu oleh Heidi Zwicker, anggota programming Sundance Film Festival. Merangkum pembahasan mengenai film dokumenter, berikut pesan penting dari diskusi pada Sabtu (25/09/2021) siang.

 

1. Bisa berangkat dari hal yang tidak diduga

5 Pesan dari Diskusi Film Dokumenter SundanceCuplikan film Writing with Fire (Dok. Sundance Film Festival: Asia 2021)

Memulai obrolan dengan sineas film dokumenter, kegiatan ini dibuka dengan perkenalan pertama mereka dengan dokumenter. Debbie Lum menceritakan pertama kali dirinya berkenalan dengan film adalah karya fiksi. Namun seiring berjalannya waktu, Debbie melihat keunikan dari kekuatan dokumenter.

Sementara itu, salah satu cerita menarik hadir dari Sushmi Ghosh. Sushmi pertama kali kenal dengan dokumenter secara tidak sengaja. Sekitar 16 tahun lalu, Sushmi melakukan ekspedisi berkeliling India menggunakan motor.

Perjalanan ini Sushmi lakukan bersama sahabatnya yang disabilitas. Ketika perjalanan mereka sudah berakhir, Sushmi kehilangan kontak dengan temannya. Hal ini membuatnya ingin membuat kenangan bagi sahabatnya.

"Saya lelah dengan pekerjaan saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk berkeliling India. Namun, awalnya saya ingin melakukan ini sendiri. Saya disarankan untuk mengajak sahabat saya ini. [...] Kemudian, setelah pulang saya kehilangan kabar tentangnya. Sepanjang perjalanan yang sudah direkam, saya susun jadi dokumenter untuk mengenang dia. Ternyata, karya ini diapresiasi di negara saya, di India," ujar Sushmi.

 

2. Membutuhkan proses yang panjang

5 Pesan dari Diskusi Film Dokumenter Sundancecuplikan film Users (dok. Sundance Film Festival)

Sushmi dan Rintu Thomas memerlukan riset hingga lima tahun untuk film Writing with Fire. Hal ini mereka lakukan agar bisa mendapat cerita yang lebih dalam dan mendetil. Tindakan ini juga untuk memperkaya alur film yang bertema jurnalis perempuan di India ini.

"[Membuat film dokumenter] membutuhkan kesabaran tinggi. Bagi saya, proses ini membuat saya juga semakin bisa bersabar dengan diri sendiri," jelas Sushmi.

Sementara itu, Debbie Lum menceritakan pengalamannya membuat Try Harder. Film ini mengantar Debbie untuk mengikuti kehidupan siswa di salah satu sekolah hingga satu setengah tahun. Perjalanan ini terjadi sama seperti yang Writing with Fire lakukan.

"Film ini awalnya mau saya bawa dengan perspektif orang tua Asia-Amerika. Namun, pada perjalanannya saya mendapati masalah yang lebih baik disampaikan berganti. Dari tiger mom menjadi tiger cub [anak-anak didikan tiger parenting]," ujar Debbie.

Baca Juga: 4 Film dengan Penghargaan Terbanyak di Sundance Film Festival

3. Mengembangkan keahlian bisa terjadi dinamis

5 Pesan dari Diskusi Film Dokumenter Sundancepotret Natalia Almada (dok. Ambulante Documentary Festival/Delia Martinez)

Saat menjawab pertanyaan mengenai pentingnya sekolah film, Natalia menanggapi dengan pertanyaan sederhana. Dirinya tidak menutup mata kalau keberadaan sekolah memang penting, karena Natalia pun seorang pengajar di sekolah film. Namun, Natalia mengembalikan pertanyaan tersebut agar calon pekerja film tahu apa keinginannya. 

"Apa itu sekolah film untuk kita?" tanya Natalia. "Saya juga seorang pengajar. Namun, yang saya maksud adalah apa kamu memilih sekolah karena butuh belajar soal teknis. Atau, kamu ingin mencari hal lain. Intinya adalah ketahui apa yang kamu butuhkan dari sekolah film."

Menambahkan jawaban Natalia, Debbie mengatakan bekerja di industri film bisa berjalan dengan mengamati. Debbie menyarankan untuk sineas muda terjun membantu proses kerja proyek film. Pesan Debbie ini agar sineas muda tidak hanya bakar uang untuk sekolah film jika masih memiliki pilihan lain.

Penting juga untuk memahami bila dokumenter berjalan dengan waktu. Pembuat film dokumenter tidak bisa memaksakan cerita yang ada. Semua itu harus berdasarkan keadaan yang terjadi di lapangan. Sushmi menjelaskan perjalanan membuat dokumenter bermula dari mengikuti cerita. Setelahnya, Sushmi mendapat banyak pembelajaran untuk materi filmnya.

4. Mencari hal otentik dari ide dokumenter

5 Pesan dari Diskusi Film Dokumenter SundanceTry Harder! (dok. Try Harder Film)

Setelah sesi obrolan bersama sineas film dokumenter, kegiatan berlangsung dengan sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan yang hadir berkenaan dengan indikator bagus tidaknya karya. Menanggpi hal tersebut, Kim Yutani, Kepala Programming Sundance Film Festival Asia 2021 menjawab perlu adanya otentisitas atau keaslian.

"Cerita tersebut harus hadir dengan jujur. Kejujuran akan membuat karya ini terasa otentik dan dari situ karya tersebut dapat terasa bagus. Terlebih, ketika cerita itu memang dekat atau bagian dari dirimu. Jadi, hanya dirimu yang bisa menceritakan kisah ini dengan baik," jawab Kim.

Selain itu, salah satu penanya dari Afrika Selatan, Nomawonga bertanya mengenai cara mendapatkan pendanaan untuk film dokumenter. Kim membalas dengan pokok keaslian tadi.

"Bagaimana proses presentasi kepada calon pendana tersebut bisa baik. Terlebih, kalau kamu bisa menjelaskan dengan otentik yang bisa memikat investor," tegas Kim.

5. Berpartisipasi menyampaikan pesan dengan imaji kontroversial

5 Pesan dari Diskusi Film Dokumenter SundanceTry Harder! (dok. Try Harder Film)

Kita sering melihat beberapa film dokumenter hadir dengan menampilkan visual yang kontroversial dan sensitif bagi banyak orang. Memang mengundang rasa tidak nyaman, tetapi hal itu menjadi bagian dari pesan yang mau disampaikan pembuatnya. Bagi Heidi Zwicker, film dokumenter yang baik bisa memberikan detil-detil yang menambah kekayaan pesan otentisitas.

Heidi Zwiker, sebagai tim programming Sundance Film Festival menyukai film dokumenter yang bisa membuatnya memahami konteks baru. Konteks baru ini perlu disampaikan dengan cara yang memikat agar bisa membuat kesan kedekatan padahal sebenarnya pengalaman itu jauh dari kehidupan penonton.

Berikut pesan penting yang bisa diambil untuk menambah bekal kamu membuat film dokumenter. Apakah kamu siap membuat karya dokumenter?

Baca Juga: 5 Fakta Menarik tentang Film Dokumenter Users yang Tayang di Sundance

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya