5 Alasan Popularitas Film Superhero Menurun, Penonton Bosan?

Sejak berakhirnya Infinity Saga dari Marvel Cinematic Universe (MCU), popularitas film superhero mulai menurun. Itu bisa dilihat dari pendapatan di box office.
Hal ini bukan hanya terjadi di pada film Marvel saja, tetapi juga film superhero DC. Khusus MCU, kualitas filmnya memang dianggap menurun jika dibandingkan sebelum Avengers: Endgame (2019).
Selain itu, dalam tiga tahun terakhir, pendapatan film superhero Marvel dan DC juga tidak setinggi dulu. Bisa dilihat pada 2023 ini saja, pemuncak box office bukanlah film Marvel maupun DC, melainkan film-film seperti The Super Mario Bros Movie dan Barbie.
Beruntung, Marvel masih punya Guardian of the Galaxy Vol. 3 yang sukses di box office. Pertanyaanya, kenapa pamor film superhero kini menurun dan tidak sejaya dulu lagi? Beberapa alasan ini mungkin bisa jadi jawabannya.
Baca Juga: 7 Superhero Marvel yang Pantas Dapat Film Solo, Nunggu Apa?
1. Formula film superhero yang itu-itu saja
Banyak film superhero terbaru terasa seperti pengulangan dari film-film yang sudah ada. Plot dan karakternya juga hampir sama. Hal ini membuat penonton bosan dan tidak tertarik lagi untuk menonton film-film superhero.
Film-film dan serial Marvel kini juga dianggap terlalu sering dirilis, sampai-sampai penonton kebingungan memahami alur cerita. Padahal, merilisnya dengan jarak berjauhan bakal membuat penonton lebih excited, lho!
2. Penonton menjadi semakin kritis
Penonton saat ini menjadi semakin kritis terhadap film-film yang mereka tonton. Tidak hanya ingin melihat aksi yang keren dan efek visual yang luar biasa, mereka juga ingin melihat cerita yang bagus, karakter menarik, dan pesan yang bermakna.
Penonton juga menginginkan sebuah nuansa cerita yang baru dan fresh dalam film superhero era sekarang. Salah satu film superhero yang dianggap punya cerita segar adalah Shazam! (2019). Superhero DC itu tampil menyenangkan!
3. Penonton memang mulai jenuh
Editor’s picks
Para penggemar sinema sudah dijejali dengan banyak film superhero sejak 2008. Marvel dan DC menggempur habis-habisan bioskop selama bertahun-tahun, sehingga membuat penonton mulai jenuh dengan genre superhero.
Artinya, ini merupakan hal yang wajar di mana masa keemasan genre superhero mulai memudar dan digantikan oleh genre lainnya. Hal tersebut bisa kamu lihat melalui berbagai film yang bertengger di puncak belakangan ini.
Baca Juga: 5 Superhero DC Tertua, Ada yang sampai 5.000 Tahun!
4. Genre lain lebih menarik
Pasar perfilman Hollywood tampaknya mulai beralih ke genre yang lebih beragam. Buktinya, adalah film-film seperti Oppenheimer, John Wick Chapter 4, Barbie, dan yang lainnya bisa diterima dengan baik oleh penonton.
Hal tersebut sebenarnya merupakan angin segar bagi jagat sinema, karena akhirnya para penonton bisa kembali terbuka dengan film selain genre superhero setelah bertahun-tahun dikuasai Marvel dan DC. Para penonton kini sudah mulai menyukai film-film yang lebih menekankan kualitas cerita daripada sekedar aksi laga semata.
5. Perilisan judul yang terlalu banyak
Dulu, Marvel Studios hanya merilis dua sampai tiga film per tahun. Namun, pasca Infinity Saga, mereka dianggap terlalu banyak merilis film dan serial sampai membuat para penonton kewalahan untuk mengikutinya.
Dengan terlalu banyak judul yang dirilis, quality control juga tidak terkendali. Pada akhirnya, semakin banyak yang enggan untuk mengikuti ceritanya lagi.
Meskipun popularitas film superhero Marvel dan DC menurun akhir-akhir ini, tapi kedua studio film tersebut masih tetap bisa menghasilkan film yang sukses secara komersial ke depannya. Namun, kedua studio film tersebut perlu melakukan inovasi agar film-film superhero garapan mereka tetap menarik bagi penonton.
Untuk DC, mereka akan membuat DC Universe yang dipimpin oleh James Gunn pasca kegagalan DCEU. Sementara itu, untuk MCU, harapan mereka adalah Deadpool, X-Men, dan Fantastic Four yang akan segera bergabung. Kalau menurutmu, bagaimana?
Baca Juga: 5 Film Superhero Karakter Hewan, Terbaru Ada Blue Beetle
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.