Pemburu di Manchester Biru, Kala Adipati Dolken Jadi Jurnalis Bola!

Film ini mengangkat kisah Hanif yang ingin jadi jurnalis

Jakarta, IDN Times - Kisah Hanif Thamrin di Kota Manchester akan segera tayang di layar lebar. Film dengan judul "Pemburu di Manchester Biru" bakal mulai bisa ditonton pada Kamis (6/2) mendatang.

Secara garis besar, film Pemburu di Manchester Biru mengisahkan pemeran utama, Hanif, yang tengah merantau di Inggris. Di tengah perjalanan, ia mendapat kesempatan istimewa bisa bekerja sebagai jurnalis di Manchester City.

1. Hanif pernah jadi tukang cuci

Pemburu di Manchester Biru, Kala Adipati Dolken Jadi Jurnalis Bola!Instagram/@hanifthamrin

Mengejar mimpi untuk selesaikan gelar S2, Hanif mendapatkan kesempatan kuliah master di Goldsmiths, University of London. Di sana segalanya dilakukan untuk tetap biasa menyelesaikan kuliah dan bekerja sebagai jurnalis di sana, mulai dari tukang cuci mobil, kuli angkut, door to door sales, pelayan restoran, dan kasir.

Puluhan surat lamaran ia kirimkan dan puluhan surat kembali dengan berita penolakan, hingga akhirnya, Hanif mendapat kesempatan magang di BBC. Kesempatan ini membuka peluang baginya untuk bisa melangkah ke arah yang lebih baik. Ia ditawari menjadi jurnalis di Manchester City Football Club.

Pria yang kini berusia 32 tahun itu berkesempatan meliput Manuel Pellegrini dalam konferensi pers, melaporkan laga kelas dunia di Etihad Stadium yang megah, mewawancarai Les Chapman, membuat video dengan Kelechi Iheanacho untuk suporter di Indonesia, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 10 Penampilan Baru Adipati Dolken Nyentrik dengan Rambut Pink

2. Adipati kesulitan berperan jadi Hanif karena mayoritas dialog menggunakan Bahasa Inggris

Pemburu di Manchester Biru, Kala Adipati Dolken Jadi Jurnalis Bola!IDN Times/Dok. istimewa

Namun, jauh sebelum bisa diterima dengan baik di Manchester City, butuh perjuangan bagi Hanif sampai diakui di sana. Lewat film "Pemburu di Manchester Biru", Hanif memperjuangkan kesempatan menjadi profesional di klub sepak bola ternama dunia.

Itulah sedikit-banyak sinopsis dalam film tersebut, di mana sosok Hanif bakal diperankan aktor Adipati Dolken. Walhasil, butuh pematangan peran yang bisa sesuai dengan karakter Hanif sebenarnya.

Diakui Adipati, memerankan sosok Hanif tidaklah mudah. Banyak tantangan yang dilalui, salah satunya banyak dialog menggunakan Bahasa Inggris.

"Memerankan sosok Hanif merupakan tantangan tersendiri karena mayoritas dialog dalam Bahasa Inggris, serta syuting juga dilakukan di London saat sedang menjalankan ibadah puasa," kata Adipati.

3. Adipati bisa masuk ke karakter Hanif dengan baik

Pemburu di Manchester Biru, Kala Adipati Dolken Jadi Jurnalis Bola!IDN Times/Dok. istimewa

Hanif yang juga mengikuti proses syuting dan berbagi kamar hotel dengan Adipati, menjadi saksi proses adaptasi Adipati untuk menjadi sepertinya. Pria yang disapa Dodot itu sangat fokus mempelajari gesture dan cara bicara Hanif selama di sana.

"Uniknya, sehari sebelum syuting dimulai, dia (Adipati) menghilang. Dia tak ada di hotel, begitu kembali, dia sudah menjadi karakter berbeda, sudah in to character. Di situ saya merasa kelas Adipati sebagai seorang aktor," ujar Hanif.

Lebih jauh, ada nilai keluarga juga yang bisa diambil dari cerita ini terkait hubungan orang tua dan anak, serta latar belakang Hanif yang memiliki darah Sumatera Utara yang coba diterjemahkan sutradara Rako Prijanto dalam film Pemburu Manchester Biru.

Baca Juga: Kompak Jadi 'Kekasih' Adipati, 10 Adu Pesona Vanesha dan Mawar Eva

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya