5 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Film Once Upon a Crime 

Yuk, simak pesan moral dari film Once Upon a Crime!

Netflix belum lama ini merilis film Once Upon a Crime yang dibintangi oleh Kanna Hashimoto, Yuko Araki, dan Takanori Iwata. Film ini diadaptasi dari buku cerita misteri klasik karya Aito Aoyagi yang berjudul Akazukin, Tabi no Tochu de Shitai to Deau, yang artinya "Di Perjalanan, Gadis Berkerudung Merah Menemukan Mayat". Buku cerita klasik tersebut diterbitkan pada 2020.

Once Upon a Crime mengisahkan Gadis Berkerudung Merah yang menemukan sesosok mayat kala hendak pergi ke pesta dansa kerajaan bersama Cinderella. Penemuan sesosok mayat itu pun menggemparkan seisi kerajaan dan membuat Gadis Berkerudung Merah harus menemukan pelakunya.

Dalam film berdurasi 1 jam 47 menit ini, penonton tidak hanya dibuat tertawa dan diajak berpikir memecahkan kasusnya, tetapi juga bisa melihat beberapa pesan moral yang ingin ditunjukkan oleh sutradara Yuichi Fukuda. Apa saja pesan moral dari film Once Upon a Crime? Simak jawabannya di bawah ini!

1. Beauty privilege nyata

5 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Film Once Upon a Crime Salah satu adegan di Once Upon a Crime. (instagram.com/netflixjp)

Suka tidak suka, beauty privilege itu nyata adanya. Dalam film, dikisahkan bahwa rakyat yang dianggap tidak sesuai standar kecantikan alias jelek, tidak akan dianggap oleh masyarakat. Itu sebabnya ibu tiri beserta dua kakak tiri Cinderella, Anne dan Margot datang menemui Hans supaya bisa tampil cantik di pesta kerajaan.

Itu pula yang terjadi di dunia nyata. Orang yang dianggap cantik mendapat banyak kemudahan dalam hidupnya, baik dalam karier, pekerjaan, pertemanan, sampai percintaan. Sedangkan mereka yang dianggap tidak cantik perlu berusaha lebih keras agar hidupnya bisa lebih mudah.

2. Cinta sejati masih ada

5 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Film Once Upon a Crime Salah satu adegan di Once Upon a Crime. (instagram.com/netflixjp)

Dalam alur dongeng versi Disney, Pangeran bersanding dengan Cinderella. Namun, di film ini Pangeran justru bersanding dengan Remi, perempuan yang dicintainya, dan bukan Cinderella, tokoh yang sesuai dongeng harusnya bersatu. Hubungan keduanya menggambarkan apa yang disebut cinta sejati.

Remi merasa dirinya tidak pantas lagi untuk Pangeran karena luka di wajahnya membuatnya buruk rupa. Remi pun menghilang tanpa jejak. Namun, begitu mengetahui bahwa Remi menghilang karena merasa buruk rupa, perasaan Pangeran tetap seperti dulu. Dia tetap mencintai perempuan tersebut dan akhirnya keduanya pun bersatu.

3. Mulailah bertualang

5 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Film Once Upon a Crime Film Once Upon a Crime. (instagram.com/netflixjp)

Gadis Berkerudung Merah dikenal sebagai perempuan yang cerdas. Dia pun memutuskan untuk bertualang guna melihat hal-hal baru di luar tempat tinggalnya. Alhasil dirinya bertemu dengan Cinderella dan terlibat dalam sebuah kasus pembunuhan.

Apa yang disampaikan di sini adalah bahwa jangan ragu untuk berpetualang selagi masih ada waktu. Dengan bertualang ke tempat baru akan membawa kita melihat hal-hal yang belum pernah ditemui sebelumnya. Kita juga bisa berkenalan dengan banyak orang dan mengetahui beragam karakter manusia.

Baca Juga: Bertabur Visual, 9 Akun Instagram Pemain Film Once Upon a Crime

4. Bijak dalam mengambil keputusan

5 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Film Once Upon a Crime Salah satu adegan Takanori Iwata di Once Upon a Crime. (instagram.com/netflixjp)

Ketika Pangeran dimasukkan ke penjara karena dituduh menjadi pembunuh Hans, Gadis Berkerudung Merah menolong Pangeran dengan mengungkap sejumlah kemungkinan bahwa Pangeran bukan pelakunya. Usai mendengar penjelasan Gadis Berkerudung Merah, akhirnya Raja mengambil keputusan bijak dengan mengeluarkan Pangeran dari tahanan lantaran bukti yang tidak kuat. Gambaran itu seolah menunjukkan agar kita sebisa mungkin bijak dalam mengambil keputusan, terutama bila berkaitan dengan orang yang sebenarnya memang tidak bersalah.

5. Jangan lihat seseorang dari luarnya

5 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Film Once Upon a Crime Yuko Araki sebagai Cinderella di Once Upon a Crime. (instagram.com/netflixjp)

Bagi yang masa kecilnya ditemani cerita dongeng Cinderella, pasti meyakini bahwa Cinderella adalah sosok putri yang baik hati dan pemaaf meski di-bully ibu tiri dan saudara tirinya. Akan tetapi, Cinderella di Once Upon a Crime mematahkan cap tersebut.

Cinderella di film ini dibuat licik. Saat membunuh Hans, dia menjebak Margot sehingga seolah-olah saudara tirinya itulah yang membunuh perias ternama kerajaan tersebut. Dia juga menyukai Pangeran karena statusnya, dan di bagian akhir cerita juga memaksa Pangeran untuk mengatakan bahwa dirinya cantik. Itu sebabnya, penting bagi kita untuk jangan melihat seseorang dari luarnya, meskipun orang tersebut terlihat baik hati dan cantik.

Demikian 5 pesan moral yang bisa diambil dari film Once Upon a Crime yang dibintangi Kanna Hashimoto. Buat yang belum menonton filmnya, kalian bisa menyaksikan di Netflix.

Baca Juga: Resmi Tamat, Ini 10 Momen di Balik Layar Pemain If You Wish Upon Me

Pejuang Skincare Photo Writer Pejuang Skincare

Nulis... nulis... dan nulis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya