Review Losmen Bu Broto, Lebih dari Sekadar Drama Bisnis Keluarga

Losmen Bu Broto: bisnis, keluarga, dan berbagai konfliknya

Maudy Koesnaedi, Mathias Muchus, Maudy Ayunda, Putri Marino, dan Baskara Mahendra menjadi satu keluarga pemilik sebuah losmen di Yogyakarta. Film Losmen Bu Broto produksi Paragon Pictures ini mengangkat kisah dari serial TVRI era 80-an berjudul sama.

Film arahan Ifa Isfansyah dan Eddie Cahyono ini baru akan rilis di bioskop-bioskop Indonesia pada 18 November 2021. Sebelum menonton, yuk simak review ringan film Losmen Bu Broto di bawah ini.

1. Sinopsis Losmen Bu Broto

Review Losmen Bu Broto, Lebih dari Sekadar Drama Bisnis KeluargaMaudy Koesnaedi dan Mathias Muchus di Gala Premiere Losmen Bu Broto, Yogyakarta (14/11/2021). IDN Times/Muhammad Bimo Aprilianto

Film ini menceritakan tentang keluarga Broto, pemilik losmen berkonsep Jawa yang dikelola oleh keluarga. Di tengah ambisi Bu Broto yang ingin menjadikan losmen miliknya sebagai yang terbaik, keluarga Broto mengalami masalah keluarga yang silih berganti datang satu per satu.

Masalah keluarga yang dialami ini mau tak mau mempengaruhi pelayanan losmen. Kehangatan dan kesempurnaan pelayananannya menurun dan mulai dipertanyakan. Mampukah keluarga Broto keluar dari situasi rumit ini?

2. Perempuan jadi tonggak kesempurnaan losmen

Review Losmen Bu Broto, Lebih dari Sekadar Drama Bisnis KeluargaLosmen Bu Broto (instagram.com/paragonpictures.id)

Bu Broto (Maudy Koesnaedi) dan Pak Broto (Mathias Muchus) dikaruniai tiga orang anak. Anak pertama bernama Pur (Putri Marino), anak kedua Sri (Maudy Ayunda), dan anak ketiga bernama Tarjo (Baskara Mahendra).

Menariknya semua urusan manajerial Losmen Bu Broto diurus oleh Bu Broto dan kedua anak perempuannya. Pur dipercaya bertanggung jawab untuk urusan masak-memasak di dapur, sementara Sri lebih mengurusi operasional.

Tarjo sebenarnya juga kebagian tugas seperti memandu tamu ke tempat wisata dan yang berkaitan dengan hiburan di losmen. Namun, karena statusnya yang masih mahasiswa, tugas di losmen hanya dijadikan selingan kuliah saja.

Para perempuan inilah yang jadi kunci kesempurnaan pelayanan losmen di mata pengunjung. Sementara Pak Broto menjadi tembok terakhir yang menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang tak bisa diselesaikan.

Baca Juga: 9 Inspirasi Kebaya ala Pemain Losmen Bu Broto, Ayu dan Bersahaja

3. Gara-gara konflik keluarga, losmen kena imbasnya

Review Losmen Bu Broto, Lebih dari Sekadar Drama Bisnis KeluargaSri Sultan Hamengku Buwono X di Gala Premiere Losmen Bu Broto, Yogyakarta (14/11/2021). IDN Times/Muhammad Bimo Aprilianto

Konflik keluarga menjadi highlight cerita pada film Losmen Bu Broto ini. Di mana, Bu Broto dan Pak Broto mencoba untuk mengerti dua anak perempuannya yang memiliki kepribadian yang berbeda.

Pur yang masih muram karena terjebak kenangan pahit bersama kekasihnya, Anton (Darius Sinathrya), yang meninggal akibat kecelakaan, belum bisa fokus mengeluarkan masakan terbaiknya untuk tamu losmen.

Sementara Sri meski sempurna mengelola operasional losmen, tapi hati dia tidak di sana. Sri yang suka kebebasan lebih ingin menjadi musisi ketimbang menjadi penerus usaha keluarga.

Sayangnya keinginan Sri tidak mendapat dukungan dari Bu Broto, hingga akhirnya masalah memuncak ketika Sri terjerumus dalam hubungan cinta dengan kekasihnya, Jarot.

4. Adegan di meja makan adalah kunci

Review Losmen Bu Broto, Lebih dari Sekadar Drama Bisnis KeluargaLosmen Bu Broto (instagram.com/paragonpictures.id)

Meja makan adalah penyatu anggota keluarga. Pun dengan yang ditonjolkan di dalam film ini. Mungkin bisa dibilang semua konflik yang ada diperkenalkan lewat obrolan keluarga saat menyantap makanan di ruang makan.

Adegan di meja makan adalah bagian terpenting di dalam film Losmen Bu Broto. Semua emosi dari tawa, sedih, tangis, ketegangan terjadi di ruang makan. Pastikan kalau mau keluar studio untuk ke kamar mandi jangan pas adegan di meja makan, ya.

5. Tak banyak tempat yang dieksplor

Review Losmen Bu Broto, Lebih dari Sekadar Drama Bisnis KeluargaMaudy Koesnaedi dan Mathias Muchus di Gala Premiere Losmen Bu Broto, Yogyakarta (14/11/2021). IDN Times/Muhammad Bimo Aprilianto

Ifa Isfansyah dan Eddie Cahyono memilih Yogyakarta sebagai tempat syuting film Losmen Bu Broto ini. Pilihan yang tepat karena latar belakang keluarga Broto dan tema bisnis losmen yang juga berkaitan.

Meski begitu, tak banyak tempat di Yogyakarta yang dijadikan latar tempat syuting. Sebagian besar proses syuting film ini dilakukan di losmen keluarga Broto yang berlokasi di kawasan Kotagede.

Selain itu hanya ada tempat seperti pantai, suasana alun-alun, Nol Kilometer dan kawasan Kraton yang hanya terlihat sekilas-sekilas saja. Jika digabungkan, adegan yang syuting di luar losmen mungkin tak sampai 10 menit.

Untungnya dengan tidak banyak latar tempat yang dipakai, kamu bakal mudah fokus menarik benang merah cerita tanpa terdistraksi kejadian lain di luar losmen.

Secara garis besar film Losmen Bu Broto adalah film yang menarik untuk disaksikan bareng keluarga. Konflik keluarga Broto yang dekat dengan masalah keluarga pada umumnya bisa membuat emosi dari film ini mudah tersalurkan. Untuk itu, IDN Times memberi skor 4/5 buat film Losmen Bu Broto.

Baca Juga: Perankan Jeng Sri, 9 Fakta Maudy Ayunda Bintangi Film Losmen Bu Broto

Topik:

  • Triadanti

Berita Terkini Lainnya