Review Film Tabula Rasa: Meracik Keberagaman Lewat Masakan Padang

#ReviewFilm Siap-siap cari rumah makan Padang

Lifelike Pictures kembali menayangkan film "Tabula Rasa" yang mampu meraih empat Piala Citra Festival Film Indonesia pada tahun 2014 silam. Kamu bisa mulai menonton film ini mulai tanggal 6 Agustus 2019 di CGV FX Sudirman, Jakarta.

Film ini menampilkan beberapa artis seperti Jimmy Kobogau, Dewi Irawan, Ozzol Ramdan, Yayu Unru, dan masih banyak lagi. Pada Minggu (4/8) lalu, IDN Times diberikan kesempatan untuk menonton film ini lho, buat kamu yang penasaran yuk simak reviewnya!

1. Perjuangan anak rantau dari Serui meraih mimpi

Review Film Tabula Rasa: Meracik Keberagaman Lewat Masakan PadangYoutube.com/ Tabula Rasa Film

Film ini bercerita tentang Hans (Jimmy Kobogau), seorang pemuda asal Serui, Papua, yang mempunyai mimpi menjadi pemain sepak bola profesional. Dia kemudian diundang oleh seseorang untuk pergi ke Jakarta untuk bermain bola. Akan tetapi, ketika berada di Jakarta, dia mengalami cedera parah, sehingga klub tempatnya bermain bola tak bisa mengobatinya. Hans kemudian dibuang dan menjadi gelandangan di Jakarta. 

Kecewe tak bisa mewujudkan impiannya, Hans sempat ingin bunuh diri. Akan tetapi, seorang perempuan pemilik rumah makan padang yang dipanggil Mak Uwo (Dewi Irawan) menemukan Hans yang sedang tergeletak. Mak Uwo kemudian mengajak Hans untuk bekerja di rumh padang miliknya. Mak dan Hans bersama Natzir (Ozzol Ramdan) dan Parmanto (Yayu Unruas) mengurus rumah makan padang. Perlahan-lahan mimpi dan semangat hidup Hans bangkit kembali.

2. Banyak pelajaran yang bisa didapat

Review Film Tabula Rasa: Meracik Keberagaman Lewat Masakan PadangYoutube.com/ Tabula Rasa Film

Banyak pelajaran yang bisa kamu temui di film ini, salah satunya adalah berbuat kebaikan tanpa mengharapkan sebuah imbalan. Terkadang, sebagai manusia kita mudah untuk menolong orang-orang di sekitar, namun kadangkala tanpa sadar, hati kecil menginginkan suatu imbalan ketika kita membantu orang tersebut.

Buat kamu yang pernah atau lagi merasa seperti itu, film ini akan memberikan 'tamparan' dan juga menyadarkan kita arti kebaikan dan ikhlas sesungguhnya.

Baca Juga: Menerima 4 Penghargaan Piala Citra, 5 Fakta Tentang Film Tabula Rasa

3. Musuh datang dari orang terdekat

Review Film Tabula Rasa: Meracik Keberagaman Lewat Masakan PadangYoutube.com/ Tabula Rasa Film

Film "Tabula Rasa" juga mengajarkan bagaimana musuh atau orang yang berkhianat bisa datang dari yang paling dekat denganmu lho. Adanya kecemburuan atau iri membuat hubungan gak lagi terjalin dengan baik. Kalau sudah begini, seharusnya bisa diomongin baik-baik, siapa tau ada salah paham kan?

Konflik dalam film ini bikin kamu deg-degan dan juga kebawa emosi.

4. Awas perut jadi keroncongan

Review Film Tabula Rasa: Meracik Keberagaman Lewat Masakan PadangYoutube.com/ Tabula Rasa Film

Pastikan saat kamu menonton film "Tabula Rasa" sudah makan sebelumnya atau membeli snack yang tersedia di bioskopnya. Jika tidak, siap-siap perutmu akan keroncongan. Yups, film "Tabula Rasa" memang film yang mengangkat tentang kuliner.

Produser film "Tabula Rasa",  Sheila Timothy, mengatakan pada tahun 2014, sempat ramai hashtag #TabulaRasaEffect di Twitter setelah selesai nonton film ini.

"Pada nyari warung masakan Padang," tambahnya.

5. Keberagaman Indonesia dari sisi kuliner

Review Film Tabula Rasa: Meracik Keberagaman Lewat Masakan PadangYoutube.com/ Tabula Rasa Film

Meski sebetulnya film ini termasuk film kuliner, film arahan sutradara Adriyanto Dewo ini tak hanya menampilkan makanan sebagai 'sajian' utamanya. Akan tetapi, juga menyajikan intrik dan budaya keberagaman yang dipertemukan dengan makanan berbumbu khas Padang. 

Hal ini bisa dilihat ketika Hans yang notabene berasal dari Serui, Papua, belajar menjadi juru masak untuk rumah makan Padang. Yups, "Tabula Rasa" meracik bumbu kuliner, budaya, dan keberagaman dengan sangat pas. Sebetulnya, masih banyak nilai toleransi yang bisa kamu temui di film ini.

Film ini juga mengajak penonton untuk menyelami dan menangkap sendiri pesan yang disampaikan oleh film berdurasi 100 menit ini. 

Akting dua pemain film "Tabula Rasa",  Jimmy Kobogau dan Dewi Irawan sangat prima, sehingga membuat penonton bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Apalagi didukung dengan akting Ozzol dan Yayu Unru sebagai pemain pendukung, membuat film ini semakin memikat. Hal ini ditambah dengan iringan musik yang enak didengar telinga. Jadi tak heran pada tahun 2014, film ini mampu menggondol 4 Piala Citra Festival Film Indonesia. 

Itu dia guys review film "Tabula Rasa", IDN Times memberikan penilaian 4/5 untuk film ini. Banyak kebaikan-kebaikan kecil yang ada di film, ini sehingga menyadarkan kita pentingnya toleransi.

Baca Juga: Menerima 4 Penghargaan Piala Citra, 5 Fakta Tentang Film Tabula Rasa

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya